Liputan6.com, Garut - Dua tahun kebijakan pengetatan kegiatan masyarakat oleh pemerintah, kilau Taman Wisata Alam (TWA) Papandayan, Garut, Jawa Barat tetap mempesona bagi pengunjung.
Tak terkecuali saat liburan Idul Fitri 1443 H tahun ini. Ribuan warga silih berganti menikmati sajian alam terbuka di ketinggian 2.665 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu, dengan pemberlakukan protokol kesehatan (prokes) pencegahan Covid-19.
“Saat liburan Idul Fitri kali ini mayoritas pengunjung masih didominasi seputar Garut, Tasik dan Bekasi,” ujar Pengelola TWA Papandayan Dedi Sitepu, Ahad (8/5/2022).
Advertisement
Baca Juga
Menurutnya, penerapan kebijakan pengetatan kegiatan masyarakat cukup memukul kunjungan, namun seiring melonggarnya kebijakan yang diterapkan pemerintah, perlahan pasti tingkat kunjungan terus membaik, termasuk liburan Idul Fitri 1443 H kali ini.
“Kalau kita melihat situasi pandemi lumayan meriah, tapi kalau dibandingkan sebelum pandemi kita masih ada penurunan di angka sekitar 47 persen secara data,” kata dia.
Saat ini rata-rata kunjungan berada di angka 800-1.000 orang per hari. Namun khusus liburan Idul Fitri 1443 H puncak kunjungan TWA Papandayan berlangsung pada H plus 3. “Ada sekitar 2 ribu pengunjung yang datang,” kata dia.
Dedi menyatakan, sesuai dengan surat edaran dan kebijakan yang dibuat pemerintah untuk kawasan wisata, lembaganya menerapkan protokol kesehatan (Prokes) pencegahan Covid-19 secara ketat.
“Kami menerapkan prokes mulai screening di pintu gerbang, menggunakan aplikasi PeduliLindungi, dan wajibkan vaksin minimal dosis 2,” papar dia.
**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini
Saksikan Video Pilihan Ini:
Respons Pengunjung
Fitriyani, 25 tahun, salah satu pengunjung lokal Garut Kota, mengakui pesona wisata alam Papandayan tidak pudar, di tengah sejumlah kebijakan pengetatan pemerintah.
“View nya tetap asyik dan mempesona, Papandayan memang top,” ujar Fitriyani.
Menurut dia, berwisata di TWA Papandayan tidak membosankan, sehingga menarik bagi pengunjung lain untuk tetap datang ke salah satu kawasan wisata alam terbuka kebanggan kota Intan tersebut.
“Saya mungkin sudah lima naik ke sini sejak remaja, tapi tetap saja indah, apalagi sekarang sudah dikelola dengan profesional,” kata dia.
Hal senada diakui Fiat, pengunjung TWA Papandayan lainnya. Menurut warga Kecamatan Kadungora itu, spot dan view Papandayan tetap menawan meskipun kunjungan warga dalam dua tahun terakhir merosot tajam.
“Spotnya memang tidak ada habisnya untuk berwisata di alam terbuka,” kata dia bangga.
Tak ayal, meskipun beberapa kali ia naik ke kawasan Papandayan, rasa kangen untuk kembali menikmati sajian alam Papandayan, tetap membara. “Saya melihat pihak pengelola taman juga jeli melihat peluang dan potensi wisata, tanpa merusak alam,” ujar dia.
Advertisement