Liputan6.com, Palembang - Kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kerap terjadi di Pulau Sumatra, seperti di Provinsi Riau, Sumatera Selatan (Sumsel) dan Jambi. Bahkan di tahun 2015 dan 2019, karhutla terjadi secara masif dan mengakibatkan polusi kabut asap hingga ke negara tetangga.
Dalam mengantisipasi terjadi karhutla di Pulau Sumatra, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama instansi, pemerintah daerah dan stakeholder terkait, bergotong royong dalam pencegahannya. Salah satunya APP Sinar Mas dan unit usahanya yang ada di Pulau Sumatra.
Di tahun ini, APP Sinar Mas melalui unit usahanya PT Wirakarya Sakti (WKS) turut berkontribusi dalam operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
Advertisement
Baca Juga
Yang menjadi langkah cepat pencegahan dini karhutla, terutama di lahan gambut di Sumsel-Jambi turut didukung oleh APP Sinar Mas, melalui unit usahanya PT Wirakarya Sakti (WKS).
Sekjen Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), Purwadi Soeprihanto mengungkapkan, seluruh pihak harus bekerja keras dalam rangka minimalisir dan pencegahan karhutla di tahun 2022.
Dia juga berterima kasih dengan APP Sinar Mas dalam dua tahun terakhir, aktif berpartisipasi dalam kegiatan TMC. Terutama di provinsi yang rentan terhadap karhutla, yakni di Sumsel, Jambi, dan Riau.
“Dukungan dari APP Sinar Mas-PT WKS dalam beberapa tahun terakhir ini, merupakan bagian dari kontribusi sektor usaha kehutanan,” katanya, Selasa (24/5/2022).
“terutama dalam rangka pengendalian dan pencegahan karhutla. Dalam kolaborasi semua pihak dan dukungan yang baik, hotspot turun cukup tajam dalam dua tahun ini. Dan tingkat kebasahan gambut tinggi,” ujarnya.
Dia mengatakan, Sumsel dan Jambi, merupakan provinsi dengan kawasan luasan gambut yang cukup sifnifikan, sehingga upaya mendorong peningkatan kebasahan gambut jadi strategis yang sangat penting dalam meminimalisir karhutla.
Direktur PT WKS Agus Wahyudi mengatakan, selain operasi TMC, APP Sinar Mas dan unit usahanya, terus berkomitmen untuk melakukan upaya pencegahan karhutla dalam berbagai sektor. Seperti Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan prasarana, serta program Desa Makmur Peduli Api (DMPA).
“Di lapangan, kami baik di Sumsel-Jambi mendukung TMC, data dan informasi teraktual di lapangan, akan kami sediakan, yang bisa diperoleh di sekitar areal kami. Rekan-rekan di Sumsel-Jambi, siap mendukung kebutuhan data yang diperlukan. TMC ini akan dilaksanakan selama 15 hari,” ucapnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Operasi TMC
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jambi Bachyuni Deliansyah mengungkapkan , pencegahan dan penanganan karhutla di Provinsi Jambi turut menjadi perhatian serius dari pihaknya dan pemerintah daerah setempat.
Terlebih ada banyak lahan gambut yang hingga kini masih dimonitoring, agar tak terjadi kekeringan sehingga berpotensi besar terjadi kebakaran.
“Operasi TMC memang menjadi solusi terbaik dalam pencegahan dini karhutla. Jika sudah terbakar terutama di kawasan lahan gambut, akan sulit untuk memadamkannya. Karena itu, harus ada pembasahan di awal. Jika nanti terjadi kebakaran, tidak akan menyebar ke lahan gambut,” katanya.
Kerjasama dari banyak pihak juga dirasakannya, sangat maksimal untuk pencegahan karhutla. Terlebih di dua tahun terakhir, kolaborasi yang apik antarsemua instansi dan stakeholder, membuat angka karhutla di Jambi bisa ditekan seminimalnya.
Advertisement