Liputan6.com, Yogyakarta - Mitos pulung gantung kerap dipercaya sebagai penyebab kejadian bunuh diri, terlebih oleh sebagian masyarakat Gunungkidul, Yogyakarta. Keberadaan mitos pulung gantung sebagai penyebab bunuh diri, tak lepas dari cerita mitos keberadaan gelu.
Dikutip dari berbagai sumber, gelu merupakan gumpalan tanah yang berbentuk bulat. Gelu berfungsi sebagai pengganjal jenazah saat dimakamkan.
Mitos gelu sendiri diyakini ada di setiap kasus gantung diri, gelu dapat ditemukan tepat di bawah mayat atau jasad yang tergantung. Namun proses penggalian tanah untuk mencari juga harus ada syaratnya menurut para sesepuh atau pemuka adat masyarakat.
Advertisement
Baca Juga
Syarat pertama pencarian gelu adalah dibacakan doa-doa oleh pemuka adat, lalu proses penggalian harus dilakukan langsung sebelum korban gantung diri diturunkan. Tujuannya agar gelu yang dicari bisa ditemukan.
Namun, juga tidak sedikit orang melakukan penggalian dengan posisi korban sudah ditemukan, alhasil gelu yang dicari tidak ada. Terkadang gelu yang didapat jumlahnya tidak ada tiga melainkan ada yang dapat satu atau dua gelu.
Pencarian gelu di bawah mayat yang tergantung dipercaya dapat mencegah terjadinya kejadian gantung diri di masa yang akan datang. Konon sebagian masyarakat percaya, gelu dapat mengusir makhluk yang menjelma menjadi pulung gantung.
Makhluk yang dimaksud memiliki wujud seperti manusia yang berkulit hitam membusuk dengan darah menetes dari lubang hidung dan telinga. Sosok seram ini lah yang dipercaya menjaga tali yang biasa digunakan para korban gantung diri.
Â
Penulis: Tifani