Ketua PGI Usul Buya Syafii Maarif Diangkat Jadi Pahlawan Nasional

Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Gomar Gultom, mengusulkan Buya Syafii Maarif jadi pahlawan nasional.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Mei 2022, 20:00 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2022, 20:00 WIB
20160418-Simposium-Nasional-Jakarta-Faizal-Fanani
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif memberikan paparan dalam acara Simposium Nasional Membedah Tragedi 1965 di Jakarta, Senin (18/4). Simposium bertujuan merekonsuliasi kasus pelanggaran HAM dimasa lalu. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Yogyakarta - Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Gomar Gultom, mengusulkan mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif menjadi pahlawan nasional.

"Saya memohon Presiden untuk mengajak seluruh masyarakat mengibarkan bendera setengah tiang sebagai penghormatan kepada beliau dan kiranya tak berlebihan bila saya juga mengusulkan agar kepada beliau, pada waktunya kelak, dianugerahi pahlawan nasional," kata Gomar Gultom, menurut keterangan resmi yang diterima di Yogyakarta, Jumat (27/5/2022).

Gomar Gultom sendiri ikut melayat jenazah Buya Syafii Maarif ke Masjid Gede Kauman Yogyakarta.

"Saya melayat untuk memberikan penghormatan terakhir sebagai wujud kebersamaan sekaligus menyatakan turut sepenanggungan dengan keluarga Buya Maarif dan umat Islam yang cinta damai," kata Gomar.

Menurut Gomar, ketokohan, pemikiran, dan perjuangan Buya Syafii segaris dengan perjuangan gereja-gereja di Indonesia untuk mendorong kemajuan dan kesejahteraan bangsa ini.

"Kita semua kehilangan Syafii Maarif, yang bukan hanya seorang tokoh pluralis dan nasionalis, melainkan lebih merupakan guru dan bapak bangsa, yang banyak menyumbang gagasan untuk mencerdaskan bangsa," ungkap Gomar.

Gomar menyebut Buya Syafii sangat dekat dengan semua kalangan dan menjadi teladan bagi pemimpin agama di Indonesia sebagai bangsa yang besar dan menghargai kemajukan.

Apalagi, kata Gomar, kesederhanaan Buya Syafii tampak karena menolak berbagai bentuk fasilitas.

Bahkan, lanjut dia, Buya Syafii menolak tawaran pengobatan di Jakarta, baik dari Ibu Megawati maupun dari Presiden Jokowi, karena merasa lebih sreg dirawat di rumah sendiri, yaitu di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

"Untuk penguburannya pun, beliau mewasiatkan untuk dikebumikan di pemakaman kalayak Muhammadiyah di Kulon Progo, dan tidak di pemakaman yang dikhususkan bagi pimpinan Muhammadiyah," kata Gomar.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Riwayat Sakit Buya Syafii Maarif

Buya Syafii Maarif (87 tahun) meninggal dunia pada hari Jumat, 27 Mei 2022, pukul 10.15 di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Yogyakarta.

Ia sempat dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, karena mengalami serangan jantung ringan. Kondisinya lalu membaik sehingga Buya Syafii diizinkan pulang ke rumah di akhir Maret 2022.

Pada tanggal 26 Maret 2022 Presiden Jokowi pun menjenguk Buya Syafii. Kala itu dan Haedar Nashir ikut mendampinginya. Namun, di pertengahan Mei 2022, Buya masuk kembali rumah sakit. Jenazah Buya Syafii disemayamkan di Masjid Gede Kauman, Kota Yogyakarta, dan dimakamkan di Kulon Progo.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya