Polisi Sebut Pria Penyebar Ajaran Dewa Matahari Alami Gangguan Jiwa

Satreskrim Polres Lebak menyebut pria yang menyebarkan ajaran dewa matahari mengalami gangguan jiwa usai diperiksa kesehatannya.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Jul 2022, 08:28 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2022, 08:28 WIB
Pria di Lebak Ngaku Dewa Matahari
Pria di Lebak Ngaku Dewa Matahari

Liputan6.com, Lebak - Heboh kemunculan ajaran dewa matahari di Banten membuat warga resah. Fakta baru muncul, NT (62), pria asal Bekasi yang diduga penyebar ajaran dewa matahari ternyata mengalami gangguan jiwa. Hal itu diutarakan Kasatreskrim Polres Lebak AKP Indik Rusmono di Lebak, Kamis (14/7/2022), usai yang bersangkutan menjalani pemeriksaan dokter spesialis kejiwaan.

"Kami menyarankan pelaku untuk kontrol (periksa ke dokter) dan minum obat ke psikiater, sesuai dengan Nomor Surat 001/SKKJ/RSUD/VII/2022, sehingga tidak memenuhi unsur tindak pidana," kata Indik. 

Berdasarkan hasil penyelidikan dengan melakukan pemeriksaan terhadap terduga pelaku dan para saksi, Indik mengatakan belum ditemukan ada unsur tindak pidana penistaan agama.

Kepolisian bekerja sama dengan dokter spesialis kejiwaan melakukan pemeriksaan terhadap NT dan hasilnya menunjukkan yang bersangkutan terindikasi gangguan kejiwaan psikopatologi.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Proses Hukum Dihentikan

Gangguan psikopatologi atau sakit mental yang tampak dalam bentuk perilaku dan fungsi kejiwaan yang tidak stabil serta dapat mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari. Indik menjelaskan hasil pemeriksaan menunjukkan NT memiliki pemahaman yang salah dan kesesatan berpikir.

Namun, hal itu tidak masuk ke dalam delik penistaan agama karena tidak adanya ajakan atau hasutan kepada pihak lain. Indik mengatakan hal itu hanya pemikiran dan keyakinan pribadi NT saja.

Oleh karena itu, terhadap NT lebih tepat dilakukan pembinaan keagamaan dan pengobatan secara medis terkait penyakit gangguan kejiwaan.

"Kami menghentikan pemeriksaan terhadap pelaku karena mengidap gangguan kejiwaan," ujarnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya