Pemerintah Gorontalo Ingatkan Puskesmas Deteksi Wabah Cacar Monyet

Keputusan itu diambil setelah WHO menggelar rapat komite darurat kedua tentang masalah ini pada Kamis, 21 Juli 2022.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 26 Jul 2022, 16:00 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2022, 16:00 WIB
Monkeypox atau penyakit cacar monyet.
Monkeypox atau penyakit cacar monyet. (www.who.int)

Liputan6.com, Gorontalo - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa wabah cacar monyet (monkeypox) sebagai darurat kesehatan global. Keputusan ini diumumkan pada Sabtu pagi, 23 Juli 2022, waktu setempat. 

Keputusan itu diambil setelah WHO menggelar rapat komite darurat kedua tentang masalah ini pada Kamis, 21 Juli 2022. Tentu persoalan ini menjadi hal yang serius untuk menjadi perhatian bersama di tingkat daerah.

Menyikapi kondisi tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo dr Yana Yanti Suleman mengingatkan, bahwa potensi wabah ini bisa sampai ke wilayah Provinsi Gorontalo. Puskesmas yang menjadi ujung tombak di masyarakat diminta untuk tetap waspada dengan wabah yang satu ini.

"Untuk itu kita perlu mewaspadai dan meningkatkan kemampuan surveilans Puskesmas dalam mendeteksi kejadian penularan penyakit di masyarakat," kata dr Yana.

Tidak hanya itu, puskesmas diminta untuk tetap meningkatkan upaya promotif dan preventif sebagai langkah antisipasi menangkal penularan penyakit ini. Sebab, masyarakat awam belum mengetahui informasi terkait wabah ini.

"Kita harus waspada, jangan sampai penyakit ini akan mewabah di Gorontalo. Kalau sudah mewabah pasti sulit untuk dikendalikan," tuturnya.

"Jadi alangkah baiknya kita mencegah dulu dari pada harus bersusah-susah menanganinya," dia menegaskan.

Untuk itu, kata dr Yana, dirinya tidak hanya menekankan pada pihak puskesmas. Namun, pihaknya berharap masyarakat dapat menerapkan pola hidup sehat, meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

"Kunci dalam penanganan pandemi ataupun Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular dengan cara mencegah," ia menandaskan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak juga video pilihan berikut:


Cacar Monyet

Dikutip dari laman WHO, cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan oleh virus zoonosis dari genus orthopoxvirus dengan gejala yang sangat mirip dengan gejala pada pasien cacar, meskipun secara klinis tidak terlalu parah. Ada dua klad virus monkeypox: klad Afrika Barat dan klad Congo Basin (Afrika Tengah).

Nama cacar monyet berasal dari penemuan awal virus pada monyet di laboratorium Denmark pada 1958. Kasus manusia pertama diidentifikasi menimpa seorang anak di Republik Demokratik Kongo pada 1970.

Virus cacar monyet ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak dekat dengan lesi, cairan tubuh, tetesan pernapasan, dan bahan yang terkontaminasi seperti tempat tidur. Masa inkubasi cacar monyet biasanya dari 6 hingga 13 hari tetapi dapat berkisar dari 5 hingga 21 hari.

Cacar monyet biasanya sembuh sendiri, tetapi tidak menutup kemungkinan menimbulkan gejala yang lebih parah pada manusia, terutama pada anak-anak, wanita hamil, atau orang dengan tingkat kekebalan rendah lainnya. 

Infeksi manusia dengan klad Afrika Barat tampaknya menyebabkan penyakit yang kurang parah dibandingkan dengan klad Congo Basin, dengan tingkat kematian kasus 3,6 persen dibandingkan dengan 10,6 persen untuk klade Congo Basin.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya