Liputan6.com, Grobogan - Sampah selalu menjadi masalah di mana-mana, terlebih sampah plastik dan botol plastik. Salah satunya di Grobogan, Jawa Tengah.
Tetapi, di tangan emak-emak di Kuwariron, Desa Kuwaron, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, sampah botol plastik justru jadi berkah. Mereka banjir duit lantaran memanfaatkan sampah plastik tersebut.
Ceritanya, emak-emak satu RT itu kompak menampung dan memilah sampah plastik. Lantas, sampah botol plastik itu dijual ke BUMDes Kawariron, desa setempat. Tiap hari, mereka meraup uang mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Advertisement
Baca Juga
BUMDes Kuwariron yang baru berusia dua tahun itu, sehari menerima botol plastik hingga 1 ton dengan harga kompetitif.
"Jika emak-emak mengumpulkan botol yang dibeli sendiri saja dan dilakukan secara berkelompok hasilnya akan besar," ungkap Sadzali, ketua BUMDes Kuwariron, kepada Liputan6.com, Senin (1/8/22).
BUMDes Kuwariron Grobogan juga telah menampung penjualan botol plastik dari Kabupaten Demak dan kabupaten Semarang. Botol plastik berbagai merk, kemudian dijual ke Jakarta yang langsung ditampung salah satu pabrik untuk didaur ulang dan diolah menjadi produk lain.
"Sampah botol plasti sudah sangat meresahkan. Waktu urai yang sangat lama membuat sampah makin menumpuk. Dengan langkah ini kami mengajak mengurangi sampah Engan mengubahnya jadi penghasilan,"Â ucap dia.
Selama dua tahun berjalan, BUMDes Kuwariron, Kabupaten Grobogan terus melibatkan banyak ibu-ibu desa untuk terlibat dalam mengumpulkan sampah botol plastik untuk didaur ulang. Terkini, omzet BUMDes Kuwawiron telah mencapai ratusan juta.
Â
Saksikan Video Pilihan Ini:
Memikat BUMDes Lain untuk Belajar
Melihat keberhasilan itu, sejumlah pihak tertarik untuk belajar di BUMDes ini. Bahkan, keberhasilan itu juga memikat BUMDes dari kabupaten lain.
Pada Senin (1/8/2022), kades, perangkat dan pengurus BUMDes Plosorejo, Kabupaten Blora datang belajar ke BUMDes Kuwariron. Mereka mempelajari penanganan sampah sehingga bisa memiliki nilai ekonomi.
Tidak saja untuk sukseskan program Lingkungan Bersih Sehat (LBS), sampah nonorganik seperti botol plastik itu bisa dijual ke industri. Sedang sampah organik, diolah untuk pupuk.
Muslih, Kepala Desa Plosorejo, Kabupaten Blora, mengaku, sengaja datang untuk belajar pengelolaan sampah. Di Blora, BUMDes Margo Mulyo telah mengelola simpan pinjam hingga hasil jual beli produk pertanian. kini mereka akan belajar pengelolaan sampah khususnya sampah nonorganik botol plastik.
"Pengelolaan hasil pertanian kami boleh berbangga menjadi alah satu BUMDes terbaik. Tapi pengelolaan sampah BUMDes Desa Kuwaron jauh lebih baik," kata Muslih.
Tidak saja pengelolaan sampah, di Desa Kuwaron, BUMDes juga mampu menjadikan toko milik warga sebagai mitra.
"Pertanian organik juga diterapkan desa Kuwaron," tambahnya.
BUMDes Mergo Mulyo menarget mampu meniru BUMDes Kuwawiron. Pada tahap pertama, mereka berharap perputaran uang bisa antara Rp150 juta - Rp200 juta.
"Semoga pekan ini sudah bisa kirim perdana 7-10 ton botol plastik," ungkap Ali, yang juga ketua kelompok BUMDes Kabupaten Grobogan.
Â
Advertisement