Tradisi Unik Merayakan Hari Kemerdekaan di 6 Daerah Indonesia

Liputan6.com, Bandung - Berbagai daerah yang ada di Indonesia memiliki cara uniknya tersendiri untuk merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia, bahkan perayaan hari kemerdekaan sudah menjadi tradisi dari tahun ke tahun.

Hari Kemerdekaan Indonesia jatuh pada tanggal 17 Agustus 1945. Setiap tahun, banyak masyarakat Indonesia yang merayakan hari ulang tahun tanah airnya dengan berbagai cara. 

Indonesia terdiri dari berbagai macam daerah. Keberagaman tersebut membuat masyarakat dari masing-masing daerah memiliki perayaan khusus saat Hari Kemerdekaan Indonesia.

Berikut 6 daerah di Indonesia yang memiliki cara unik untuk merayakan hari kemerdekaan. 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bandung memiliki caranya tersendiri untuk merayakan hari kemerdekaan. Cara ini sudah menjadi tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat. Tradisi yang biasa dilakukan masyarakat Bandung ketika hari kemerdekaan yaitu pawai jampana.

Pawai jempana dilakukan dengan cara menggotong beberapa tandu yang berisikan hasil bumi, makanan jadi, maupun kerajinan masyarakat. Tandu tersebut akan dibawa berkeliling dengan diiringi musik tradisional khas Sunda atau musik modern. Setelah berkeliling, hasil bumi itu akan dinikmati bersama-sama oleh masyarakat.

Uniknya, tandu yang dibawa pun terdapat berbagai macam bentuk, seperti rumah, masjid, kendaraan, ataupun miniatur dari hasil bumi masyarakat.

Tradisi ini dirayakan sebagai rasa syukur masyarakat Bandung atas hasil bumi dan kemerdekaan Indonesia.

Tirakatan ini sudah dilakukan sejak kemerdekaan Indonesia sampai saat ini. Tirakatan merupakan akulturasi dari budaya muslim dengan rasa nasionalisme.

Setiap hari kemerdekaan Indonesia, masyarakat Yogyakarta akan merayakan hari kemerdekaan Indonesia dengan cara berkumpul untuk melakukan doa bersama antara masyarakat maupun para tokoh Yogyakarta. Tradisi ini sebagai rasa syukur masyarakat atas kemerdekaan. 

Tradisi telok abang berasal dari bahasa Palembang yaitu telok berarti telur dan abang berarti merah. Telok abang ini akan banyak ditemui di Palembang pada saat hari kemerdekaan.

Telok abang yaitu tradisi merayakan hari kemerdekaan Indonesia dengan cara merebus telur dan cangkangnya dicat warna merah. Telur tersebut akan ditusuk menggunakan lidi dan diletakkan di mainan seperti pesawat, mobil, maupun kapal.

Tradisi ini memiliki arti dalam perjuangan masyarakat dalam memerdekaan Indonesia. 

Obor estafet sebagai tradisi perayaan hari kemerdekaan oleh masyarakat Semarang. Obor estafet dilakukan oleh atlet putra putri terbaik Semarang. Mereka akan melakukan obor estafet dengan berkeliling kota Semarang.

Tradisi ini memiliki arti mengenang semangat para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan. Dengan tradisi ini, diharapkan masyarakat dapat terus melanjutkan perjuangan para pahlawan.

Lomba dayung ini selalu dilakukan pada hari kemerdekaan Indonesia. Lomba dayung ini sudah dilakukan sejak tahun 1924.

Lomba dayung diikuti oleh atlet-atlet dari Banjarmasin. Lomba ini dilakukan di sekitar sungai yang ada di Banjarmasin. Lomba ini juga sekaligus untuk mencari bibit unggul dari para atlet-atlet dayung.

Tradisi ini juga ditujukan sebagai bentuk untuk melestarikan alat transportasi jukung atau alat transportasi masyarakat Banjarmasin.

Batam merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia dengan cara mengadakan lomba sampan layar. Diadakannya lomba ini karena sampan layar sebagai alat transportasi masyarakat Batam. Peserta lomba ini didominasi oleh nelayan. Uniknya, lomba ini tidak hanya dimeriahkan oleh masyarakat Indonesia saja, tetapi juga negara tetangga dari Malaysia dan Singapura ikut memeriahkan lomba ini. 

Keberagaman Indonesia membuat perayaan hari kemerdekaan Indonesia dilakukan dengan cara yang berbeda-beda. Selain 5 daerah di atas masih banyak daerah lain yang juga merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia dengan cara yang unik. Bagaimana cara merayakan hari kemederakaan Indonesia di daerahmu?

Penulis: Najwa Rahmadina