Banyak Suku, Ini Ragam Baju Adat Kalimantan Timur

Sebagian baju adat Kalimantan Timur masih dikenakan hingga sekarang, terutama dalam upacara adat, pernikahan, acara resmi, serta untuk kegiatan sehari-hari.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 03 Sep 2022, 05:00 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2022, 05:00 WIB
Kenakana Baju Adat Dayak, Masyarakat Kalimantan Utara Sambangi DPD
Masyarakat Kalimantan Utara memakai baju Adat Dayak saat berkunjung keDPD, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (19/9). Mereka meminta dukungan kepada DPD untuk percepatan Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Krayanyang.(Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Balikpapan - Kalimantan Timur merupakan provinsi yang terdiri dari beragam suku bangsa, seperti Kutai, Dayak, dan Banjar. Keberagaman itu membuat kebudayaan di Kalimantan Timur juga memiliki bermacam-macam baju adat tradisional.

Sama halnya dengan busana adat daerah lain di Indonesia, baju adat Kalimantan Timur memiliki model dan corak yang menjadi ciri khasnya. Sebagian pakaian adat Kalimantan Timur masih dikenakan hingga sekarang, terutama dalam upacara adat, pernikahan, acara resmi, serta untuk kegiatan sehari-hari.

1. Baju Miskat

Baju miskat adalah pakaian adat Kalimantan Timur yang modelnya terlihat seperti baju di zaman Tiongkok kuno. Baju miskat untuk laki-laki berupa baju lengan panjang yang dilengkapi kancing dengan desain miring di sebelah kanan.

Bawahannnya berupa celana panjang dan penutup kepala berupa kopiah. Sedangkan, baju miskat untuk wanita berupa baju lengan panjang dengan desain kancing yang miring di sebelah kiri.

Untuk bawahan, para wanita ini mengenakan rok kurung panjang. Adapun baju miskat dikenakan sebagai seragam wajib oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) Provinsi Kalimantan Timur.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Baju Takwo

2. Baju takwo

Baju takwo adalah pakaian adat Kalimantan Timur yang merupakan warisan dari Kesultanan Kutai. Dahulu, pakaian ini hanya boleh dikenakan oleh kalangan bangsawan, tetapi kini masyarakat umum juga boleh memakainya di momen-momen tertentu.

Pakaian adat Kalimantan Timur ini terdiri dari tiga ragam, yaitu baju takwo biasa, takwo kustim, dan takwo sebelah. Busana takwo laki-laki disebut baju takwo laki, sedangkan untuk perempuan dinamakan baju takwo bini.

Baju takwo laki berbentuk jas tutup berkerah tinggi. Kain bagian depan baju memanjang sedikit dari garis tengah baju ke kanan dengan hiasan kancing emas. Terkadang, bordiran emas ditambahkan di bagian kerah dan kancing untuk memberikan kesan mewah.

Pada bagian muka baju, terdapat rantai berwarna emas dengan motif beragam yang digantungkan dari bagian kantong di dada ke lubang kancing kedua. Bawahannya berupa celana kain berwarna hitam, disesuaikan dengan baju takwo.

Bagian luar celana, dari pinggang hingga lutut dibalut dengan dodot berupa kain batik bermotif. Kain bagian depan sebelah kanan dari dodot dilipat sebanyak tujuh lipatan.

Pria Kalimantan Timur umumnya mengenakan baju takwo lengkap bersama songkok khas Kutai berhias dua kancing emas di sisi kanan dan kiri. Tak lupa sepatu pantofel berwarna hitam.

Sementara itu, baju takwo bini umumnya berbahan dasar kain brokat atau polosan. Potongannya serupa dengan kebaya berkerah tinggi dengan dibuat tertutup.

Pada bagian depan ditambah lidah serta dibubuhi kancing emas di sisi kanan dan kiri baju. Para perempuan Kalimantan Timur mengenakan baju takwo bini dipadukan bersama kain batik bermotif.

Modelnya seperti rok kebaya dengan bagian ujung kain sebelah kanan ditambah rumbai emas. Adapun aksesoris pelengkap baju takwo bini berupa kalung berwarna emas dan permata yang di bagian tengahnya terdapat bros.

Sementara untuk hiasan kepala, para perempuan ini akan mengenakan sanggul berbentuk gelung siput yang condong ke atas. Tak lupa, sanggul tersebut dilengkapi bunga melati bersusun karang jagong dan ditancapkan kembang goyang.

 

Kustim

3. Baju Pengantin Kustim

Kustim merupakan jenis baju takwo untuk pengantin. Kustim memiliki arti kebesaran.

Dulunya, pakaian ini dikenakan pasangan pengantin dari golongan menengah ke atas. Busana kustim untuk pria dibuat dari bahan beludru berwarna hitam, lengan panjang, dan kerah tinggi.

Ujung lengan, kerah, serta bagian dada berhias pasmen. Paduan baju kustim adalah celana panjang dengan warna yang sama dengan warna baju.

Bagian luar celana dikenakan dodot rambu, semacam kain panjang yang ujungnya diberi hiasan rumbai-rumbai berwama keemasan. Bagian belakang kain menjuntai sampai ke tumit, sedangkan bagian depan sampai ke lutut.

Pada bagian kepala, pengantin pria memakai kopiah bundar tinggi yang dinamakan setorong. Tinggi setorong sekitar 15 cm dengan bagian bawahnya lebih besar dari bagian atasnya dan dilengkapi pasmen berwarna keemasan.

Bagian depan setorong dihiasi dengan lambang berwujud wapen, sesuai dengan tingkatan gelarnya. Pada baju bagian dada tersemat kalung bersusun, sedangkan alas kaki pengantin berupa selop kulit berwarna hitam.

Sementara itu, baju kustim untuk pengantin wanita berbahan serupa dengan baju kustim pengantin pria. Modelnya mirip kebaya berkerah tinggi dan berlengan panjang serta leher dan bagian depan baju memakai pasmen.

Pada puncak bagian belakang dikenakan kelibun berwarna kuning, yang bahannya terbuat dari sutera. Untuk kainnya dipakai tapeh berambui, yaitu kain panjang berumbai-rumbai benang emas, yang diletakkan di bagian depan.

Pengantin wanita memakai sanggul atau gelung kutai dan ditusukkan gerak gempa atau kembang goyang dari logam bersepuh emas. Karena potongannya serba tertutup, busana kustim untuk perempuan cocok dikenakan pengantin muslimah.

 

Baju Pengantin Antakusuma

4. Baju Pengantin Antakusuma

Baju antakusuma dikenal juga dengan nama kutai kuning, yakni baju pengantin kebesaran kerajaan Kutai Kartanegara. Dulunya, pakaian adat ini hanya dikenakan keturunan ningrat, tetapi sekarang siapapun bisa memakainya.

Busana ini memiliki warna dasar kuning dengan aksesoris keemasan. Melihat model dan atributnya, busana ini mendapat banyak pengaruh dari luar, seperti Tiongkok, Arab, dan beberapa daerah yang ada di Indonesia seperti Bugis, Palembang, serta Kutai.

Bahan pakaian ini terbuat dari sutera bewarna kuning tanpa leher dan berlengan pendek. Pada pengantin perempuan terdapat hiasan yang disebut kelibun pada bahunya.

Penutup bagian bawah pengantin laki-laki adalah celana (sekonceng).Sekoceng dipasang saling tumpuk dengan selembar kain tenun berbahan sutera (tapeh halang), dan helai-helai kain yang dipasang berjuntaian mengelilingi pinggang (tapeh pasak).

Sedangkan pengantin perempuan mengenakan tapeh halang dari kain songket yang dipasang longgar menyerupai rok panjang yang dihias pula dengan tapeh pasak. Pada bagian pinggang, kedua mempelai mengenakan sabuk yang disebut selepe atau pending emas.

Busana antakusuma yang dikenakan pengantin terlihat semakin megah dilengkapi dengan hiasan kepala, kalung, gelang, alas kaki, dan detil-detil aksesoris lainnya.

5. Sarung Samarinda

Sarung samarinda atau tajong samarinda merupakan kain tenun yang berasal dari Kalimantan Timur. Menilik dari sejarahnya, sarung ini dibawa oleh suku Bugis dari Sulawesi yang mencari suaka ke kerajaan Kutai Kartanegara di masa lalu.

Sarung samarida dibuat dengan alat tenun tradisional yang sepenuhnya dikerjakan dengan tangan. Ciri khasnya ada pada warna dan motifnya yang beragam.

Warna yang dominan adalah warna-warna tua dan kontras, seperti hitam, putih, merah, ungu, biru laut, dan hijau.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya