Peringkat 8 Provinsi Paling Gemar Membaca, NTT Butuh Infrastuktur Literasi

Provinsi NTT menempati peringkat ke-delapan nasional sebagai provinsi paling suka membaca dengan intensitas durasi membaca 5 jam per minggu

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 14 Okt 2022, 17:21 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2022, 17:21 WIB
Literasi Daerah
Acara talkshow saat kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) di Maumere, Sikka, Jumat (14/10/2022). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2022, provinsi NTT menempati peringkat ke-8 nasional sebagai provinsi paling suka membaca. (Liputan6.com/ Ist)

Liputan6.com, Sikka - Meski dilimpahi sumber daya alam, kualitas sumber daya manusia masih menjadi permasalahan krusial yang dialami Indonesia, termasuk di daerah Sikka. Kesinambungan keberhasilan pembangunan ditentukan oleh penciptaan sumber daya manusia yang unggul dan kreatif.

"Kita harus merekonstruksi pola pikir. Tidak ada di negara-negara maju dan kuat tanpa adanya gemar membaca," ujar Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpustakaan Nasional Adin Bondan, pada Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) di Maumere, Sikka, Jumat (14/10/2022).

Budaya baca adalah buah perilaku yang bisa diasah, dibentuk agar menjadi karakter nasional bangsa. Orang yang banyak membaca adalah orang yang literat. Yang mampu berpikir baik, bersikap baik, dan bertindak baik.

Maka itu, kami mengharapkan pemerintah daerah Sikka membuat program prioritas literasi bagi generasi muda. Presiden Joko Widodo, menekankan pembangunan sumber daya manusia dalam RPJMN 2020-2024 melalui program Revolusi Mental.

Salah satu program unggulan Perpusnas adalah transformasi layanan perpustakaan berbasis yang memberikan program pemberdayaan masyarakat khususnya yang termarjinalkan melalui konten literasi terapan, seperti training/pelatihan kewirausahaan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2022, provinsi NTT menempati peringkat ke-8 nasional sebagai provinsi paling gemar membaca dengan intensitas durasi membaca 5 jam per minggu serta jumlah buku yang dibaca 4-5 buku per triwulan.

Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira, setidak ada empat hal penting yang bisa dipraktikkan untuk meningkatkan literasi masyarakat, yakni peningkatan mutu dan sistem pendidikan, kemudahan akses terhadap perpustakaan, kemampuan akses informasi secara digital, dan akses terhadap surat kabar.

Jika diperlukan, daerah bisa mengadaptasi program inovasi yang dilakukan oleh sejumlah daerah, seperti layanan Monika (mobil internet dan perpustakaan kewilayahan) di Yogyakarta, dan revitalisasi perpustakaan Taman Ismail Marzuki (TIM) di Jakarta.

"Inovasi-inovasi perlu terus diciptakan pembudayaan kegemaran membaca dapat terus meningkat yang pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu sendiri," ucap Andreas.

 

Infrastruktur Perpustakaan

Sementara itu, Wakil Bupati Sikka Romanus Woga mengaku senang dengan adanya perhatian dari pemerintah bagi pengembangan mutu SDM dan literasi di daerahnya.

"Tidak hanya aspek pembangunan SDM yang menjadi fokus prioritas, kebutuhan infrastruktur perpustakaan juga tidak luput diberikan pemerintah melalui dana alokasi khusus (DAK)," imbuh Romanus Woga.

Wakil Bupati mencatat sudah enam kabupaten di provinsi NTT yang tercatat menerima bantuan DAK pembangunan gedung layanan perpustakaan, antara lain Kabupaten Malaka, Kabupaten Lembata, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Sikka, dan juga Kabupaten Manggarai Barat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya