Modal Rp50 Ribu Kini Raup Omzet Jutaan, UMKM Penyelamat Ancaman Resesi 2023

Pengusaha bisnis rumahan di Kabupaten Sukoharjo menjamur, yang paling menarik adalah pemilik usaha rumahan donat yang hanya bermodalkan uang sebesar Rp50 ribu. Dengan modal minimalis bisa mendatangkan keuntungan jutaan rupiah.

oleh Dewi Divianta diperbarui 13 Nov 2022, 06:00 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2022, 06:00 WIB
Bisnis Donat Omset Jutaan dengan Modal Lima Puluh Ribu
Bisnis Donat Omset Jutaan dengan Modal Lima Puluh Ribu (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Liputan6.com, Sukoharjo - Tahun 2018, Umi Nurhayati seorang ibu rumah tangga asal Desa Kijilan RT 1 RW 6 Kelurahan Sukoharjo mengawali bisnis donat rumahan dengan membuat donat.

Berbekal uang dapur dari suaminya yang tersisa Rp50 ribu, ia membelanjakan bahan-bahan untuk membuat donat. Siapa sangka pada hari pertama itu donat yang ia tawarkan di sosial media Facebook langsung ludes.

Sejak saat itu dirinya banyak menerima pesanan produksi UMKM-nya untuk acara arisan dan juga ulang tahun. Lantaran semakin banyak yang mengetahui kenikmatan donat buatannya ia memutuskan menjualnya secara luas.

Umi lantas menjual donatnya melalui aplikasi seperti Gojek, shopee dan grab.

"Awal mula modal cuma Rp50 ribu, dan hanya dijual dari teman ke teman, selebihnya dipromosiin di facebook. Ternyata banyak yang pesan," katanya kepada Liputan6.com, Jumat (11/11/2022).

Dia bercerita hanya dengan bahan baku tepung terigu, gula pasir, mentega, telur dan minyak goreng untuk menggoreng adonan yang sudah dibentuk bulat berlubang itu dengan total modal per bulan mencapai Rp5 juta.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Modal Rp50 ribu Omzet Jutaan

Bisnis Donat Omset Jutaan dengan Modal Lima Puluh Ribu
Bisnis Donat Omset Jutaan dengan Modal Lima Puluh Ribu (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Dari modal yang dibelinya langsung per bulan itu, dia bisa mengumpulkan keuntungan rata-rata per hari sebesar Rp300 ribu, dan bisa menyisihkan sekitar Rp200 ribu laba bersih untuk bisnis rumahannya itu.

"Keuntungan per bulan bisa mencapai sekitar Rp7 juta rupiah. Saya memproduksi donat-donat ini mulai pukul 3 pagi, setelah siap saya masukkan di kotak-kotak dan menunggu pembeli sambil menjalani jadi ibu rumah tangga," tutur dia. 

Dirinya yang pernah bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia di Hongkong itu memilih pulang ke Indonesia dan memulai bisnis dengan modal kecil tersebut. Baginya, menjalani rutinitas sebagai ibu rumah tangga, sebagai istri dan menjalani bisnis dengan keuntungan yang menjanjikan menurutnya lebih menyenangkan.

"Kerja di luar negeri memang gajinya besar, tapi jauh dari keluarga. Saya putuskan pulang dan memulai jualan donat, alhamdulillah keuntungannya bisa membantu keuangan keluarga," tutur dia.

Menurutnya, menjalani bisnis rumahan dengan omzet jutaan itu bisa membantu banyak pihak dalam roda perputaran perekonomian daerah, seperti para pekerja di aplikasi di mana ia mendaftarkan produksi donatnya itu (gojek, shopee, grab).

"Persiapan katanya mau ada resesi tahun depan, jadi buat pertahanan ekonomi dari UMKM rumahan seperti ini (donat). Banyak yang terbantu dari usaha donat saya ini, mulai driver dan lainnya," ucap Umi.

Umi mengaku perhatian pemerintah daerah pernah dirasakannya ketika dua kali mendapatkan bantuan modal untuk usahanya tersebut. Umi berharap Pemerintah Daerah juga semakin sering membantu promosi untuk para pelaku UMKM seperti dirinya dan rekan seprofesinya.

"Dua kali dapat bantuan dari pemerintah, semoga ke depan dibantu untuk mempromosikan lebih sering lagi," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Sukoharjo, Agus Tinus Setyono mengatakan pihaknya sangat mendukung semua upaya yang dilakukan masyarakat khususnya dalam upaya pemberdayaan UMKM atau IKM. 

"Ancaman resesi kami dari dinas perindustrian dan tenaga kerja sudah menyiapkan kegiatan-kegiatan terutama IKM, UMKM, dan juga pengusaha baru. Kami berikan pelatihan dan pembinaan memberikan ketrampilan kepada masyarakat jelang 2023 nanti," katanya.

Dirinya berharap ancaman resesi yang kemungkinan terjadi pada tahun 2023 tidak terjdi di Indonesia, dan semakin banyak masyarakat mengantisipasi hal-hal yang akan mempengaruhi ancaman penurunan pertumbuhan ekonomi itu.

"Semoga tidak terjadi di negara kita (resesi). Makanya kita terus melakukan pendampingan dan juga memberikan ketrampilan kepada masyarakat," tutur dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya