Liputan6.com, Semarang - Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mengunjungi sanggar Batik Semarang 16, Jumat (18/11/2022). Didampingi Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen dan Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu, Wapres mengaku kagum dengan proses dari hulu sampai hilir yang dikerjakan sendiri.
Mengawali kunjungan dengan melihat proses menenun, Wapres sempat menanyakan berapa meter hasil tenun sutera yang dihasilkan dalam sehari.
Baca Juga
"Sehari paling sedikit ya enam meter. Itu kerjanya santai pak," jawab Sugito, yang bertugas menenun di Sanggar Batik Semarang 16 itu.
Advertisement
Wakil Presiden manggut-manggut. Kemudian kunjungan dilanjutkan ke proses menyanting. Untuk batik tulis dan juga pengecapan untuk batik cap.
"Kami memproduksi semua batik," kata Seraci Adi Putri Widepuri, CEO Sanggar Batik Semarang 16.
Setelah puas menggali informasi seputar proses produksi, Wakil Presiden kemudian diajak memasuki ruang koleksi. Di ruangan ini ada 219 motif berdasar nama kelurahan di seluruh Kota Semarang dan juga Kecamatan di kota Semarang. Selain itu ada pula motif dengan tema tertentu.
Tema kuliner misalnya Loenpia, Tahu Pong, Tahu Gimbal. Tema urban legend misalnya motif Wewe Gombel, hingga tema landmark dan harapan seperti Lawangsewu Ngawang, Catur Matra Semarang, Jagad Semarangan, dan lain-lain. Hanya yang sudah bersertifikat Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI) yang disimpan di ruang koleksi.
"Ini masih sebagian kecil dari seluruh motif yang sudah didaftarkan HKI. Khusus yang bersinggungan dengan Semarang dan kami dedikasikan untuk Kota Semarang. Sehingga Semarang menjadi satu-satunya kita di Indonesia yang seluruh kelurahan dan kecamatannya memiliki motif sendiri," kata Seraci.
Usai meninjau keseluruhan, Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menyampaikan apresiasinya.D
"Disini saya lihat bukan hanya memproduksi batik. Tapi juga memproduksi alat-alat batik seperti cap sendiri, kain tenun atbm sendiri, juga jadi pusat pelatihan dan studi siapapun yang ingin belajar lebih dalam tentang batik," kata Ma'ruf Amin.
Kaget Lunpia Jadi Batik
Khusus tentang motif, Ma'ruf Amin juga mengapresiasi kreativitas Sanggar Batik Semarang 16. Menurutnya untuk penciptaan motif tidak terjebak hal-hal klise.
"Tadi juga ada motif apa itu namanya, kue apa ya. Loenpia Semarang, ada Tahu Gimbal. Ini kreativitas yang akan terus menghidupi seni Batik," kata Ma'ruf Amin.
Sanggar Batik Semarang 16 didirikan pada tahun 2005. Sejak awal berdiri sudah konsisten di jalur pelatihan dan penciptaan perajin-perajin batik.
Total sudah ada 2000-an motif yang diciptakan. Ada 70% motif-motif yang sudah didaftarkan HKI. Terakhir adalah mendaftarkan 219 motif bertema kelurahan dan kecamatan di Kota Semarang.
Ciri khas yang menjadi unggulan Sanggar Batik Semarang 16 adalah penggunaan warna alam atau berbahan pewarna alami seperti kayu secang, kayu tegeran, buah jelawe, indigovera, hingga kayu mahoni sebagai pewarna.
Saat ini dilengkapi dengan restoran dan homestay untuk menampung pengunjung yang ingin belajar membatik dengan harga sangat terjangkau.
Selain itu Sanggar Batik Semarang 16 terus berproses menjadi sebuah lembaga konservasi Batik di Indonesia.
"Konservasi itu menghidupi yang hidup seluruh proses dari hulu sampai hilir. Semua proses harus memenuhi kaidah-kaidah etik. Terutama di bagian hilir, kita olah limbahnya dengan bekerjasama dan konsultasi dengan BPPT dan Dinas Perindustrian agar limbah kita tak menyakiti alam. Tidak menimbulkan pencemaran. Ini salah satu yang kami unggulkan, semua proses memenuhi kaidah etik. Alat dan bahan bikin sendiri juga," kata Seraci.
Advertisement