Sejarah Bangunan Berumur 230 Tahun Tempat Pernikahan Kaesang dan Erina di Yogyakarta

Bangunan yang berada di kompleks hotel Ambarukkmo ini merupakan bangunan bersejarah yang sampai saat ini masih terjaga keasliannya.

oleh HendroTifani diperbarui 10 Des 2022, 05:00 WIB
Diterbitkan 10 Des 2022, 05:00 WIB
Sejarah Pendopo Agung Ambarrukmo, Bakal Lokasi Akad Nikah Kaesang Pangarep dan Erina Gudono
Sejarah Pendopo Agung Ambarrukmo, Bakal Lokasi Akad Nikah Kaesang Pangarep dan Erina Gudono (Tangkapan Layar/royalambarrukmo.com)

Liputan6.com, Yogyakarta - Pendopo Agung Ambarrukmo akan menjadi lokasi ijab kabul Kaesang Pangarep dan Erina Sofia Gudono pada Sabtu (10/12/2022). Pendopo Agung Ambarrukmo, yang terletak di sisi kanan bangunan hotel, diapit antara hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta dan Plaza Ambarrukmo.

Bangunan yang berada di kompleks hotel Ambarukkmo ini merupakan bangunan bersejarah yang sampai saat ini masih terjaga keasliannya. Pendopo Agung Ambarrukmo Yogyakarta merupakan bangunan bersejarah yang masuk dalam cagar budaya, dan menjadi salah satu bangunan utama dari kesatuan kompleks Pesanggrahan Kedhaton Ambarrukmo.

Lokasi pernikahan Kaesang dan Erina ini merupakan bangunan bersejarah. Dikutip dari Koropak.co.id, Pendopo Ambarrukmo dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono VII pada 1857-an.

Pada awal berdirinya, bangunan itu digunakan sebagai tempat menetap Sri Sultan HB VII menghabiskan hari-hari pensiun. Lalu pada 1940-1950, bangunan itu digunakan untuk tempat pendidikan Inspektur Polisi Republik Indonesia.

Setelah itu, bangunan itu difungsikan sebagai Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman yang saat itu dipegang oleh KRT Pringgodiningrat. Sebagai bangunan bersejarah, Pendopo Ambarrukmo punya nilai filosofisnya sendiri.

Dari segi modelnya, pendopo itu merupakan bangunan semi outdoor tanpa dinding yang melambangkan keterbukaan raja kepada seluruh rakyatnya. Sementara itu lantai lebih tinggi dari halaman di pendopo mencerminkan penghargaan kepada semua tamu dan keintiman dengan harmoni.

Sejak masa dibangunnya, bangunan ini tidak mengalami perubahan bentuk kecuali lebarnya. Bentuk dasar bangunan ini adalah Joglo Sinom dengan ukuran 32x32,4 meter dan mengarah ke selatan. Atapnya ditopang oleh total 36 tiang dari tiga jenis, yaitu 4 Saka Guru (pilar utama), 12 Saka Penanggap (pilar pembantu), dan 20 Saka Penitih (pilar luar dan pendukung).

Semua pilar itu dihiasi dengan ukiran seperti “Wajikan”, “Saton”, “Tlacapan”, “Mirong”, dan “Praba”. Masing-masing diletakkan di atas “umpak” (dasar batu) yang diukir dengan kaligrafi Arab.

Selain pendopo, tak jauh dari sana juga ada bangunan lain seperti Balekambang dan juga Ndalem Ageng yang sekarang difungsikan sebagai museum. Balekambang merupakan bangunan yang terinspirasi dari Istana Air Taman Sari.

Sementara Ndalem Ageng merupakan bangunan berbentuk limasan dengan tampilan eksterior khas Jawa. Namun interiornya kental dengan nuansa Eropa.

Dikutip dari Kemdikbud.go.id, bangunan itu telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya dengan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. PM.25/PW.007/MKP/2007. Bangunan itupun banyak difungsikan dalam acara-acara penting.

Usia bangunan ini sudah mencapai 230 tahun. Namun meski sudah ratusan tahun, keaslian arsitektur bangunan masih tampak terjaga dengan baik. Mulai dari pendopo, Ndalem Ageng hingga Bale Kambang.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya