Liputan6.com, Cirebon Perasaan lega kerap dirasakan Asep Dede Slamet (41) karena tak lagi harus menaiki tiang flare stack untuk sekedar menyalakan gas suar secara manual di tempatnya bekerja yakni Pertamina EP Zona 7 Jatibarang Field.
Asep bersama rekan satu kantornya sukses membuat inovasi teknologi pemantik api di atas tiang flare stack. Diketahui, Flate Stack dalam dunia perminyakan dikenal dengan alat pembakar berbentuk vertikal.
Flare Stack biasa digunakan dalam sumur minyak, sumur gas, alat-alat pemboran, kilang, plant kimia, serta stasiun pengumpul minyak dan gas alam. Fungsinya untuk membakar gas kotor yang tak dapat diolah saat minyak diambil dari dalam bumi.
Advertisement
Baca Juga
Teknologi tersebut bernama System Ignition Automatic Spark to Energize Pilot Flare atau disingkat Si Asep. Asep bersama tim lain mengaku penemuan tersebut merupakan solusi ditengah situasi kerja yang penuh resiko.
"Sebelumnya untuk menyalakan flare stack pakai manual mas. Kalau tidak pakai galah ya pakai petasan dan itu harus naik dulu ke tiang setinggi 50 meter," ujar dia, Rabu (8/12/2022).
Asep dan rekan-rekan kerjanya membutuhkan waktu hingga 5 jam untuk menyalakan api flare. Tak kecil risiko kecelakaan kerja mereka hadapi.
Salah satunya pernah terbakar di bagian punggung saat pekerja Pertamina hendak menyalakan flare stack menggunakan galah.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Keselamatan Kerja
"Belum lagi jika cuaca tidak mendukung angin kencang dan api flare stack mati ya kami harus naik tiang lagi. Belum ancaman petir," ujar dia.
Menurutnya inovasi temuan alat pemantik api flare stack sangat baik. Alat tersebut membantu memudahkan pekerja menekan potensi kecelakaan kerja.
Penemuan Si Asep tersebut bisa memangkas waktu proses menyalakan api flare stack. Sebelumnya untuk menyalakan flare membutuhkan waktu 3 sampai 5 jam.
"Dengan alat ini cukup membutuhkan waktu 45 detik saja dari jarak jauh pula," ujar dia.
Ahmad As'ari tim Maintenance Pertamina EP Zona 7 Jatibarang Field mengatakan inovasi Si Asep merupakan sebuah alat pemantik yang digunakan untuk menyalakan api flare stack secara otomatis. Pemantik tersebut dinyalakan menggunakan sensor temperature.
Dari temperatur tersebut menjadi trigger controller yang berada di lokasi untuk mengaktifkan igniter di ujung flare stack. Temuan tersebut semakin memudahkan pekerja untuk tetap bekerja profesional.
Bahkan, Si Asep diciptakan berbasis digital menggunakan smartphone. Aplikasi Si Asep telah terinstal di Android.
Namun, untuk mengakses aplikasi tersebut, harus memiliki username dan password dan input OTP yang dikirimkan via SMS ke no HP yang terdaftar.
"Jadi tidak sembarang orang juga bisa mengakses aplikasi ini," ujarnya.
Aplikasi Si Asep diaktifkan dengan switch on/off yang berada di ruang kontrol. Dari ruang kontrol tersebut akan mengirimkan perintah pada controller di lokasi secara wireless.
Kemudian, SI Asep diaktifkan dengan switch on/off yang berada pada box panel controller di lokasi. Aplikasi SI Asep juga dilengkapi dengan fitur temperature monitoring yang disematkan pada aplikasi Si Asep di android secara real time.
"Jadi menghidupkan api nya bisa dari mana saja. Kalau ada kendala dari smartphone bisa dinyalakan manual lewat ruang kontrol jadi tak perlu keatas lagi," ujar dia.
Dari temuan tersebut, kata dia, mengurangi resiko kerja dunia perminyakan yang cenderung tinggi.
Advertisement