Liputan6.com, Garut - Kesuksesan Maroko menjejakkan kaki di babak semi final Piala Dunia Qatar 2022 seteleh menyingkirkan Portugal dalam perempat final, menjadi berkah tersendiri bagi Desa Maroko, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Salah satu desa di wilayah Garut bagian selatan itu, kini menjadi viral seiring kesuksesan salah satu negera muslim Afrika Barat itu, dalam helatan terbesar sepak bola 4 tahunan tersebut.
"Kami bersyukur saja desa kami menjadi terkenal, kebetulan desa Maroko, penduduknya sama-sama mayoritas muslim sama dengan negara Maroko di sana (Konsestan Piala Dunia)," ujar Kepala Desa Maroko Suryana, dalam obrolan hangatnya dengan Liputan6.com, Senin (12/12/2022).
Advertisement
Menurutnya, capaian Maroko dalam gelaran piala dunia Qatar 2022 kali ini memang terbilang ciamik. Selain menjadi satu-satunya negara Afrika yang lolos hingga semi final, keberhasilan tim asuhan Walid Regragui itu, seolah menjadi motivasi bagi negara lain di dunia mengikuti jejaknya.
"Saya optimis mereka bisa sampai final dan menjadi juara dunia pertama dari benua Afrika," kata dia bangga mendoakan Maroko.
Kegembiraan lurah Jajang, biasa dipanggil di kalangan masyarakat Desa Maroko, memang tidak berlebih. Selain sama-sama muslim, mayoritas pemuda di desa Maroko, memang doyan dengan aktivitas olahraga si kulit bundar tersebut.
"Para pemuda kini menjadi lebih bersemangat bermain sepak bola," ujar dia.
Saat ini, dalam sepekan ada sekitar delapan klub amatir bentukan masyarakat, yang terbiasa memaikan sepak bola, di lapangan Desa Maroko, secara bergiliran.
"Meskipun fasilitas infrastruktur lapangan desa kami masih jauh dari memuaskan, namun kesuksesan Maroko memberikan semangat dan menjadi motivasi bagi kami," kata dia.
Asal Usul Desa Maroko
Lurah Jajang enggan berspekulasi mengenai asal muasal nama Desa Maroko. Namun, berdasarkan cerita turun temurun masyarakat sekitar, penamaan desa tersebut erat kaitannya, dengan aktivitas keagamaan warga sekitar.
"Tahun 1930 juga saat masih zaman Belanda sudah dinamain Maroko, kemudian tahun 1962-1964 secara resmi menjadi Desa Maroko," kata dia.
Konon penamaan Desa Maroko sebagai salah satu desa penghasil pisang dan karet itu, ada hubungan erat dengan penyebaran salah satu tarikat dalam ajaran agama Islam di wilayah itu.
"Warga kami banyak mengamalkan Thoriqot Qodariyah Wanaqsabandiyah (TQN), konon selain dari Suryalaya, Tasikmalaya, ada hubungannya dengan di sana (Maroko)," kata dia.
Namun terlepas dari itu semua, lurah Jajang cukup gembira dengan capaian Maroko di Piala Dunia, termasuk erat huhungannya dengan viralnya desa Maroko.
"Namun sayang infrastruktur desa kami mulai jalan, kemudian lapangan sepak bola jelek sekali, bahkan masih ada daerah yang belum masuk sinyal telekomunikasi," ujar dia merana.
Dan benar saja, jika Anda ingin mengunjungi Desa Maroko, dibutuhkan kendaraan yang prima serta kondisi badan yang bugar. Selain memakan jarak hingga 100 kilometer (km) lebih dari pusat kota Garut, Desa Maroko dikenal memiliki infrastruktur jalan yang buruk.
"Ada sekitar 17 kilometer jalan penghubung desa kami rusak parah belum beraspal, kalau mobil kecil jangan harap bisa melintas," kata dia.
Seperti diketahui tim berjuluk Singa Atlas tersebut kini tengan mendapatkan pujian masyarakat dunia, seiring kesuksesannya mencapai semi final piala dunia Qatar 2022.
Berada di salah satu negara Afrika Barat sebagai negara Muslim. Negara itu memiliki garis pantai yang cukup panjang di Samudera Atlantik dan Laut Mediterania, dengan karakteristik gurun dan pegunungan terjal.
Namun jangan salah duga, dari tanah kering Afrika itu lahir sederet bintang sepak bola dunia yang merumput di klub besar Eropa saat ini, sebut saja Achraf Hakimi, Youssef En-Nesyri, hingga Hakim Ziyech yang merumput bersama Chelsea di Inggris.
Advertisement