Gejolak Gunung Anak Krakatau di Awal Tahun 2023

Semenjak memasuki tahun baru 2023, Gunung Anak Krakatau (GAK) kembali bergejolak. Tercatat, beberapa kali letusan terjadi di awal Januari.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 06 Jan 2023, 09:38 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2023, 09:38 WIB
Gunung Anak Krakatau
Gunung Anak Krakatau meletus lagi pada Kamis dini hari (5/1/2023). (Liputan6.com/ PVMBG)

Liputan6.com, Serang - Aktivitas vukanik Gunung Anak Krakatau (GAK) kembali bergeliat memasuki tahun 2023. Tercatat, di awal Januari saja sudah terjadi beberapa kali letusan.

Terakhir, gunung berapi di perairan Selat Sunda itu meletus lagi pada Kamis dini hari, (5/1/2023) sekitar pukul 00.13 WIB, dengan ketinggian abu vulkanik mencapai 750 meter, selama 26 menit 30 detik.

Erupsi itu terekam di alat seismogram, dengan amplitudo maksimum 40 mm. Abu nya berwarna kelabu dan mengarah ke timur laut atau sekitar Cinangka, Kabupaten Serang, Banten.

Berdasarkan data yang disusun oleh Anggo Nuryo Saputro dan diunggah ke MagmaIndonesia, aplikasi resmi milik PVMBG, dituliskan tingkat aktivitas gunung berapi di Selat Sunda itu dalam status Level III atau siaga.

PVMBG melarang masyarakat beraktifitas dalam radius 5 kilometer dari gunung berapi, agar tidak terkena material letusan Gunung Anak Krakatau.

Memasuki awal tahun, setidaknya Gunung Anak Krakatau telah meletus dalam tiga hari berturut-turut, yakni pada Selasa (3/1/2023), ketinggian abunya 100 meter dari puncak dan terjadi pukul 16.38 wib, mengarah ke timur laut.

Abu vulkaniknya berwarna kelabu hingga cokelat, dengan durasi letusan 22 detik dan amplitudo maksimumnya 47 mm.


Masyarakat Dilarang Mendekat

Kemudian terjadi lagi Kamis, 04 Januari 2023, pukul 14.10 wib dengan ketinggian letusan 100 meter dari atas puncak. Abu nya berwarna kelabu dan tebal, mengarah ke timur. Amplitudo maksimumnya 40mm dan berdurasi 20 detik.

Masih di hari yang sama, letusan kembali terjadi lebih hebat lagi, dengan ketinggian semburan 3.000 meter selama 1 menit 37 detik. Abu vulkanik berwarna hitam mengarah ke timur, dengan amplitudo maksimumnya 65 mm.

Gunung berapi di perairan Selat Sunda yang memiliki ketinggian 157 mdpl berstatus Level III atau siaga, dengan rekomendasi larangan mendekat dalam radius 5 kilometer.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya