Nasi Minyak, Kuliner Palembang Hasil Asimilasi Lokal dan Timur Tengah

Nasi minyak umumnya disajikan saat ada acara tertentu, seperti pesta pernikahan, syukuran, Idulfitri, Iduladha, dan lainnya.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 19 Jan 2023, 07:00 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2023, 07:00 WIB
nasi minyak
Ilustrasi nasi minyak dan lauk pauk./Copyright shutterstock.com

Liputan6.com, Palembang - Nasi minyak merupakan makanan khas Sumatra Selatan. Kuliner Palembang ini berupa olahan nasi yang dimasak dengan minyak samin bersama rempah-rempah khas Nusantara dan Timur Tengah.

Sekilas, nasi minyak memiliki tampilan yang mirip nasi kebuli dari Timur Tengah. Hal ini karena nasi minyak merupakan sajian khas Palembang yang mendapat pengaruh dari Timur Tengah.

Nasi minyak umumnya disajikan dengan berbagai pelengkap lain, seperti daging malbi, sate pentol, ayam goreng, acar timun, kismis, dan sambal nanas. Sajian ini memiliki cita rasa gurih khas rempah Timur Tengah dengan aroma bumbu yang kuat.

Nasi minyak umumnya disajikan saat ada acara tertentu, seperti pesta pernikahan, syukuran, Idulfitri, Iduladha, dan lainnya. Sajian ini banyak ditemukan di seluruh Provinsi Sumatra Selatan dan Jambi.

Mengutip dari beberapa sumber, nasi minyak merupakan kuliner hasil asimilasi budaya antara budaya lokal Melayu Palembang dan pendatang Arab. Pasalnya, dahulu banyak pendatang dari Arab yang menetap di kawasan Pasar Kuto, Palembang.

Seperti yang tertulis sebelumnya, nasi minyak merupakan adaptasi dari nasi kebuli yang cita rasanya disesuaikan dengan lidah orang Indonesia. Nasi kebuli umumnya menggunakan beras basmati sebagai bahan utama, sedangkan nasi minyak menggunakan beras lokal.

Selain itu, nasi minyak biasanya juga menggunakan santan kelapa sebagai pengganti susu kambing atau susu sapi sebagai bumbu. Adapun nasi minyak yang ada di Jambi biasanya disantap bersama dengan kuah kari.

Pada zaman dahulu, nasi minyak merupakan makanan istimewa yang hanya disajikan untuk lingkungan keluarga Kesultanan Palembang Darussalam. Saat itu, nasi minyak menjadi sajian rutin bagi Sultan Palembang setiap Jumat usai menunaikan ibadah salat Jumat.

Nasi minyak juga sering disajikan untuk tamu-tamu agung yang berkunjung ke wilayah Kesultanan Palembang Darussalam. Kini, nasi minyak sudah tidak seeksklusif dulu. Nasi minyak sudah bisa dinikmati oleh masyarakat umum di acara-acara khusus ataupun hari-hari biasa.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya