Jurus Pemerintah dan Polda Jateng Tekan Penyebaran Penyakit LSD pada Sapi

Wabah atau penyakit Lumpy Skin Desease atau LSD banyak ditemukan di wilayah Jawa Tengah, menghadapi hal tersebut Polda Jateng bekerja sama dengan pihak terkait dalam melakukan penanganan agar penyakit tersebut tidak meluas.

oleh Dewi Divianta diperbarui 24 Jan 2023, 23:00 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2023, 23:00 WIB
Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi Didampingi Bupati Sukoharjo Etik Suryani
Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi Didampingi Bupati Sukoharjo Etik Suryani (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Liputan6.com, Sukoharjo - Lumpy Skin Desease (LSD) adalah wabah yang menjangkit hewan ternak sapi, dengan ciri-ciri muncul bentol-bentol pada kulit sapi dan nafsu makan berkurang. Di Kabupaten Sukoharjo telah ditemukan belasan sapi yang terindikasi terjangkit LSD dan tiga di antaranya telah disembelih sebagai upaya menekan penyebaran wabah lebih meluas.

Dinas-dinas terkait telah melakukan upaya pencegahan dan penyelamatan pada hewan ternak sapi dengan cara memberikan edukasi kepada masyarakat terkait penyakit LSD dengan menyemprotkan pada vektor penyebab penyakit tersebut.

Vektor penyakit ini adalah lalat dan nyamuk yang menyerang kulit sapi milik warga. Penyemprotan antivirus adalah upaya pertama yang dilakukan.

Faktor kebersihan yang kurang juga menjadi salah satu penyebab vektor berkembang biak di area kandang, sehingga mengundang kedatangan nyamuk dan lalat lebih banyak ke kandang sapi milik warga dan peternak. Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo juga melakukan sosialisasi agar warga rutin membersihkan kandang sapinya agar tidak mengundang vektor datang.

LSD Tidak Berbahaya

Kementan: Penyakit LSD pada Sapi Tidak Berbahaya bagi Kesehatan Masyarakat
(Foto:Dok.Kementerian Pertanian RI)

Sapi yang terindikasi menderita LSD akan mengalami penurunan nafsu makan, dan dalam waktu 14 hari pada kulitnya akan muncul bentol-bentol. Jika sudah terdapat gejala itu dinas terkait menyarankan untuk segera melakukan pengobatan agar penyakit tidak semakin parah. Meski penyakit ini menular, rupanya LSD tidak mematikan seperti wabah PMK yang penularannya melalui udara.

LSD bisa disembuhkan tapi meninggalkan bekas bentol pada permukaan kulit, sehingga hal itu yang dikhawatirkan akan menjadi hambatan dalam proses jual beli atau menurunkan nilai jual sapi tersebut. Padahal, daging pada sapi yang terjangkit LSD masih bisa dikonsumsi dengan syarat kulit pada sapi tersebut dimusnahkan dan proses memasak dagingnya dengan cara yang benar.

Di Kabupaten yang dikenal dengan sebutan Kota Jamu itu telah ditemukan 13 ekor sapi terindikasi LSD, tiga di antaranya telah dipotong dan kulitnya dimusnahkan, sementara dagingnya masih bisa dikonsumsi. 

"Sosialisasi menyemprot kandang atau penyebab virus. Pengawasan lalu lintas hewan di rumah potong, dan di pasar hewan. LSD bisa sembuh dan tidak menyebabkan kematian, dagingnya masih bisa dikonsumsi dengan proses memasak yang benar," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan, Bagas Indarto di Sukoharjo, Senin (23/1/2023).

Sementara itu, menyikapi kasus LSD yang tidak hanya ditemukan di Kabupaten Sukoharjo, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan pihaknya sudah bekerja sama dengan stakeholder terkait dalam menangani kasus-kasus penyakit pada hewan seperti PMK dan saat ini LSD khususnya di wilayah Jawa Tengah.

"Kita sudah lakukan bubling-bubling yang kita lakukan pada hewan sapi yang terindikasi penyakit ini (LSD) dilakukan Dinas Kesehatan di bawah kendali Dirkrimsus dan Dirbimnas Polda Jateng. Kita terus lakukan pencegahan agar tidak merebak pada hewan ternak lainnya," katanya di sela melakukan peresmian Mako Polres Sukoharjo.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya