Lezatnya Sajian Festival 1.000 Liwet Pulen Garut yang Melegenda

Seluruh nasi liwet yang dihasilkan harus memenuhi ketentuan pangan B2SA yaitu Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman, sehingga gizi yang terdapat dalam liwet sudah terpenuhi.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 26 Feb 2023, 11:00 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2023, 11:00 WIB
Ribuan masyarakat Garut, Jawa Barat nampak ceria menikmati sajian makan gratis festival 1.000 nasi liwet di Lapang Otista Alun-alun Garut. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Ribuan masyarakat Garut, Jawa Barat nampak ceria menikmati sajian makan gratis festival 1.000 nasi liwet di Lapang Otista Alun-alun Garut. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Memeriahkan rangkaian Hari Jadi ke-210 Kabupaten Garut (HJG), Pemerintah Daerah (Pemda) Garut, Jawa Barat menyelenggarakan Festival 1.000 Liwet, di Lapang Otista Alun-Alun Garut.

Menggunakan lesehan sebagai teras bersama, mereka menikmati sajian makan nasi liwet khas Garut yang melegenda secara gratis di lapang terbuka, tiap kantor kecamatan dan hingga kantor desa se-kabupaten Garut.

“Ini simbol kebersamaan antara kita dengan masyarakat dalam membangun Garut, yang meraih keberhasilan Kabupaten Garut,” ujar Wakil Bupati (Wabup) Garut Helmi Budiman, di sela-sela kegiatan, Kamis (23/2/2023).

Menurutnya, sesuai dengan visi taqwa, maju dan sejahtera, kegiatan festival 1.000 liwet tersebut, merupakan bentuk rasa syukur pemda dan masyarakat Garut, atas seluruh karunia yang telah diberikan Tuhan selama ini.

“Mereka sengaja urunan para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkab Garut dan beberapa partisipan lainnya,” kata dia.

Dalam praktiknya, seluruh masyarakat berbaur bersama menghasilkan nasi liwet bergizi yang disajikan dalam satu kastrol atau wajan khas nasi liwet, untuk selanjutnya dinikati secara bersama.

“Bukan hanya ASN, di sini ada pengusaha juga, ada perbankan juga ya, ada perguruan tinggi juga ya, berpartisipasi semuanya membuat liwet,” kata dia.

Kepala DKP Garut, sekaligus Koordinator Acara Festival 1000 Liwet, Haeruman, mengatakan selain di Alun-alun, kegiatan serupa dilakukan di tiap kecamatan dan desa, terutama desa terdampak gempa bumi yaitu di Kecamatan Samarang dan Kecamatan Pasirwangi.

“Kita berempati kepada masyarakat masyarakat yang kurang mampu,” kata dia.

Dalam pelaksanaannya seluruh nasi liwet yang dihasilkan harus memenuhi ketentuan pangan B2SA yaitu Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman, sehingga gizi yang terdapat dalam liwet sudah terpenuhi.

“Supaya menikmati makan yang bergizi itu yang seperti ini, dan ini akan kami lestarikan,” kata dia.

Melihat tingginya animo masyarakat, Ia berharap kegiatan festival nasi liwet bisa dilaksanakan di tahun mendatang sebagai ajang tahunan kabupaten Garut.

“Responsnya sangat luar biasa makan liwet bersama masyarakat, dan ini akan terus kami lestarikan ini salah satu mengangkat budaya Parahyangan, budaya Sunda gitu ya,” kata dia.

Kegiatan tersebut mendapat dukungan dari seluruh jajaran SKPD, BUMD, BUMN, Kecamatan, hingga desa, hingga menghasilkan ribuan nasi liwet siap saji yang diberikan secara gratis bagi masyarakat di lapangan terbuka.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya