Menengok 'Peace Center' Jemaah Ahmadiyah Manado, Inspirasi dari Sejumlah Tokoh Lintas Agama

Peace Center ini terletak dalam satu bangunan dengan Rumah Misi Jemaah Ahmadiyah Manado, di Kelurahan Taas, Kecamatan Tikala, Kota Manado, Sulut.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 30 Mar 2023, 00:00 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2023, 00:00 WIB
Suasana diskusi dengan sejumlah tokoh Jemaah Ahmadiyah Manado, Minggu (26/3/2023), di Peace Center, Kelurahan Taas, Kecamatan Tikala, Kota Manado, Sulut. (Foto: Yoseph Ikanubun/Liputan6.com)
Suasana diskusi dengan sejumlah tokoh Jemaah Ahmadiyah Manado, Minggu (26/3/2023), di Peace Center, Kelurahan Taas, Kecamatan Tikala, Kota Manado, Sulut. (Foto: Yoseph Ikanubun/Liputan6.com)

Liputan6.com, Manado - Untuk terus mengampanyekan perdamaian bagi umat manusia, Jemaah Ahmadiyah Manado membangun sebuah Rumah Perdamaian atau yang disebut dengan Peace Center.

Peace Center ini terletak dalam satu bangunan dengan Rumah Misi Jemaah Ahmadiyah Manado, di Kelurahan Taas, Kecamatan Tikala, Kota Manado, Sulut.

“Kita berada di Rumah Perdamaian atau Peace Center, di Markas Jemaah Ahmadiyah Sulut di Manado,” ujar Mubaligh Jemaah Ahmadiyah Manado Hafiz Ahmad Mutu kepada Liputan6.com, Minggu 26 Maret 2023 sore.

Ruangan kecil berukuran sekitar 3x4 meter itu berisi foto-foto tokoh perdamaian dunia yang berasal dari lintas agama. Tak hanya foto, tapi juga ada motto atau kutipan penting dari para tokoh tersebut terkait dengan kemanusiaan dan perdamaian.

“Jadi Peace Center ini memuat foto tokoh-tokoh agama, yang cinta damai. Memang tugas Ahmadiyah untuk menyampaikan tetang hal cinta kasih, kedamaian,” ujarnya.

Dalam ruangan itu, terpampang sejumlah tokoh seperti KH Hasyim Asy'ari, Confucius, Tenzin Gyatso, Zafrullah Khan, dan Sidharta Buddha Gautama. Juga ada Mother Theresa, Paus Fransiskus, Abdurrahman Wahid atau Gusdur, serta beberapa tokoh lainnya.

“Saat ini, kita butuh figur atau sosok yang bisa dijadikan teladan, sosok panutan kita,” kata Hafiz.

Menurutnya, foto tokoh-tokoh itu ditaruh di Peace Center agar bisa terinspirasi dengan contoh teladan mereka, yang intinya mencintai dan memperjuangkan kedamaian. Intinya sesuai dengan motto Ahmadiyah, cinta untuk semua, kebencian tidak untuk siapapun.

“Kalau di Peace Center Ahmadiyah di Jakarta ada ruangan yang lebih besar dan megah, dengan pusat informasi lebih lengkap,” ujarnya.

Peace Center Jemaah Ahmadiyah Manado ini dibangun 2 tahun silam, saat Hafiz pertama kali ditugaskan di Manado sebagai mubaligh. Sedangkan rumah misi tersebut sudah berdiri sejak 25 tahun silam, saat awal mula pembentukan Jemaah Ahmadiyah Manado.

“Ini salah satu cara yang kami lakukan untuk bagaimana supaya kita tergerak untuk menjaga perdamaian sesama anak bangsa untuk Indonesia yang lebih maju,” ujarnya.

Meski baru berdiri 2 tahun silam, tetapi Peace Center itu sudah dikunjungi berbagai kalangan lintas agama. Keberadaan Peace Center juga menginspirasi bagi warga lintas agama yang datang berkunjung.

Ketua Jemaah Ahmadiyah Manado Sugeng Musdi mengatakan, selama ini toleransi dan kerukunan umat beragama di Manado terjaga dengan baik. Jemaah Ahmadiyah Manado juga berhubungan baik dengan sesama.

“Tanggapan pemerintah positif, selama kami di sini aman-aman saja. Secara umum baik dalam hidup bertetangga, maupun sesama umat beragama,” ujarnya.

Sugeng mengatakan, meski Jemaah Ahmadiyah Manado adalah minoritas, tetapi mereka selalu menjaga semangat toleransi dan kerja sama antar umat beragama.

Simak juga video pilihan berikut: 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya