Pembubaran Panitia Paskah, Calon Pastor Tewas Terseret Ombak di Pantai Kawis Minahasa

Saat itu, Frater Marianus Mario Weleng yang berasal dari Biara Hati Kudus Yesus bersama 25 rekannya menggelar acara pembubaran Panitia Paskah di Pantai Wanua Tulap, Kabupaten Minahasa.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 15 Apr 2023, 01:00 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2023, 01:00 WIB
Jenazah Frater Marianus Mario Weleng asal seminari Pineleng yang terseret ombak di Pantai Kawis Lalumpe, Minahasa, Sulut, Rabu (12/4/2023), ditemukan oleh Tim SAR Gabungan.
Jenazah Frater Marianus Mario Weleng asal seminari Pineleng yang terseret ombak di Pantai Kawis Lalumpe, Minahasa, Sulut, Rabu (12/4/2023), ditemukan oleh Tim SAR Gabungan.

Liputan6.com, Minahasa - Seorang calon pastor atau frater dari Seminari Pineleng bernama Marianus Mario Weleng (21), tewas terseret ombak di Pantai Kawis, Kabupaten Minahasa, Sulut.

Saat itu, Frater Marianus Mario Weleng yang berasal dari Biara Hati Kudus Yesus ini bersama 25 rekannya menggelar acara pembubaran Panitia Paskah di Pantai Wanua Tulap, Kabupaten Minahasa.

"Tetapi korban bersama tiga temannya ke pantai sebelah, yakni Pantai Kawis Lalumpe untuk mencari kerang laut. Padahal, di lokasi tersebut sudah ada tanda larangan tidak boleh ada pengunjung," ungkap Humas Basarnas Manado Feri Ariyanto, Rabu (12/4/2023).

Feri mengatakan, larangan untuk melakukan aktivitas apa pun di Pantai Kawis Lalumpe dikarenakan di lokasi sudah banyak memakan korban jiwa.

Saat asyika mencari kerang, mereka tidak melihat datangnya ombak dengan sangat cepat dan tinggi yang menarik salah satu dari mereka ke laut. Frater Marianus dinyatakan hilang pada Selasa (11/4/2023) pukul 13.00 Wita, dan dilaporkan pukul 18.00 Wita.

"Menerima laporan itu, tim langsung ke lokasi kejadian untuk melaksanakan pencarian korban," ujarnya.

Tiba di lokasi sudah malam, sehingga tim hanya bisa memantau dari pinggiran pantai apabila korban terbawa ke pinggiran pantai.

Tim SAR Gabungan seperti, Basarnas, TNI, Polisi, masyarakat dan teman-teman korban ikut serta melakukan pencarian pada, Rabu (12/4/2023), dengan penyelaman. Tim menggunakan alat aQua Aye dan penyisiran di pinggiran pantai agar korban cepat ditemukan.

"Selama pencarian korban menggunakan alat aQua eye banyak tanda yang terdeteksi dikarenakan banyaknya tim yang terlibat,” ujarnya.

Pada pukul 11.40 Wita, korban akhirnya ditemukan sejauh 1 km dari pinggiran pantai dalam keadaan mengambang di tengah air, korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

"Korban dievakuasi, dan langsung dibawa ke RS Samratulangi Tondano untuk penanganan lebih lanjut," ujarnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya