Rabu Abu: Tanda Pertobatan dan Kerapuhan Manusia bagi Umat Katolik

Rabu Abu adalah awal masa Prapaskah bagi umat Katolik. Ditandai dengan misa di mana umat dibubuhkan abu sebagai simbol

oleh Benedikta Desideria Diperbarui 05 Mar 2025, 15:35 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2025, 15:00 WIB
Hari Rabu Abu yang diimani umat Katolik sebagai awal dari  Hari Rabu Abu yang diimani umat Katolik sebagai awal dari masa Prapaskah atau masa puasa.masa Prapaskah atau masa puasa.
Hari Rabu Abu yang diimani umat Katolik sebagai awal dari masa Prapaskah atau masa puasa. (Foto: Liputan6.com/Benedikta Desideria)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Hari ini Rabu, 5 Maret 2025 ditetapkan sebagai Hari Rabu Abu yang diimani umat Katolik sebagai awal dari masa Prapaskah atau masa puasa.

Hari Rabu Abu jatuh 40 hari sebelum Paskah (tidak termasuk hari Minggu) dan menjadi momen penting bagi umat Katolik untuk merenungkan perjalanan spiritual menuju perayaan kebangkitan Yesus Kristus.

Pada hari ini, abu yang berasal dari pembakaran daun palma Minggu Palma tahun sebelumnya. Pada saat misa Rabu Abu, Romo atau prodiakon akan membubuhkan abu ke dahi umat Katolik dengan bentuk salib.  

Abu yang diterapkan pada dahi umat Katolik pada Rabu Abu memiliki makna yang mendalam. Pemberian abu di dahi sebagai tanda pertobatan dan mengakui bahwa manusia itu rapuh.

"Kisah-kisah di Kitab Suci menunjukkan abu sebagai lambang pertobatan dan penyesalan," kata Romo RD Giovany Aditya Leo Arum dalam akun Youtube OMK Santo Gregorius Agung - Oeleta.

Salah satunya di Kitab Kejadian dikisahkan manusia berasal dari abu yang akan menjadi abu. "Di situ menunjukkan kerapuhan. (Dengan abu di dahi) menunjukkan ingin bertobat dan mengakui kita itu lemah," papar Aditya.

 

 

Promosi 1

Apakah Boleh Menghapus Abu di Dahi?

Ini adalah salah satu poin yang kerap menjadi dilema bagi umat Katolik. Ada banyak pertimbangan terkait mempertahankan abu maupun menghapusnya. Namun, sebagai seorang Katolik yang dewasa imannya, disarankan harus bergerak lebih jauh daripada sekadar mempermasalahkan wajib atau tidak wajib, boleh atau dilarang seperti mengutip laman Tanya Jawab Seputar Rabu Abu dari Gereja Santo Albertus Bekasi. 

"Jadi jika Anda memilih untuk menghapusnya, pastikan tidak melakukannya karena “malu kalau saya seorang Katolik”, dan jika Anda memilih untuk tidak menghapusnya pastikan bukan karena “saya ingin dilihat orang bahwa saya seorang Katolik”. Tidak menghapus abu sampai hilang sendiri karena keringat atau mandi, memang dapat memberi kita kesempatan untuk menerangkan sekilas iman Katolik pada orang yang mempertanyakan tanda abu di dahi kita," seperti tertulis di laman Gereja Santo Albertus Bekasi.

Puasa dan Pantang di Masa Prapaskah

Selama masa Prapaskah umat Katolik didorong untuk menjalani puasa dan pantang. Aturan puasa dan pantang yakni:

  • Berpantang dan berpuasa pada hari Rabu Abu, 5 Maret 2025 dan hari Jumat Suci, 18 April 2025.
  • Pada hari Jumat lain-lainnya dalam Masa Prapaskah hanya berpantang saja.

Yang diwajibkan berpuasa menurut Hukum Gereja yang baru adalah semua yang sudah dewasa sampai awal tahun ke enam puluh (Kitab Hukum Kanonik k.1252). Yang disebut dewasa adalah orang yang genap berumur 18 tahun. Puasa dalam Gereja Katolik berarti makan kenyang satu kali sehari.

Sementara itu, yang diwajibkan berpantang adalah semua yang sudah berumur 14 tahun ke atas (KHK k.1252). Pantang yang dimaksud di sini: tiap keluarga atau kelompok atau perorangan memilih dan menentukan sendiri, misalnya: pantang daging, pantang garam, pantang jajan, pantang rokok.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya