Cerita Ibu Rumah Tangga Kena Tipu Scammer Puluhan Juta Raib, Lapor Polisi Malah Kecewa

Tindak kejahatan scam menjadi momok menakutkan yang perlu diwaspadai banyak orang di era digital.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 08 Mei 2023, 08:18 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2023, 08:17 WIB
Awas, Penipuan Mengatasnamakan Bank
Ilustrasi kejahatan siber

 

Liputan6.com, Jakarta - Tindak kejahatan scam menjadi momok menakutkan yang perlu diwaspadai banyak orang di era digital. Scam secara sederhana digambarkan sebagai aksi penipuan untuk mendapatkan uang maupun data dari korban yang menjadi sasarannya. Penipuan digital ini kerap dilakukan secara terorganisir lebih dari satu orang. Tindak kejahatan yang muncul di dunia maya ini kerap memanfaatkan keluguan dan kelalaian pengguna akun media sosial, untuk menguras habis uang maupun data pribadi yang dilakukan oleh penipu.

Banyak modus yang digunakan scammer untuk menjerat korban, salah satunya pemilik akun Twitter @Giarsyahsyifa, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di wilayah Bogor, Jabar. Dirinya kena tipu scammer dan harus merelakan uang puluhan juta, yang dia pinjam, raib begitu saja. 

Melalui akun Twitternya itu, Gia, membagikan pengalaman pahitnya kepada semua orang, apalagi menurut pengakuannya, dia hanya mendapat kekecewaan saat melapor ke pihak berwajib. 

"AKU KENA SCAM ONLINE HABIS 21 JT. Sampe sekarang msh acting belum sadar dan msh komunikasi sm komplotan penipunya, udah lapor polisi tp belum ada tindakan apa2 selain hrs nunggu 14 hari.Please baca! pelakunya msh berkeliaran cari korban.. jangan ada yg kena lagi," tulis Gia di akun Twitternya.

Gia pun menceritakan kronologi kejadian pahit yang menimpanya. Awalnya dia diundang dalam sebuah grup Telegram, yang me ngaku dari accurate creative atau sebuah perusahaan media partner iklan dan pemsaran. Perusahaan tersebut memberikan tugas untuk me-like dan subscribe channel-channel Youtube yang menjadi mitra perusahaan tersebut. 

"Ibarat naikin traffic akun pake bot tapi ini real user asli," katanya.

Gia mengatakan, saat masuk grup Telegram tersebut, member atau anggota yang sudah masuk sangat banyak, lebih dari 300 orang.

"Awalnya ga minat tapi itu grup ramai banget akhirnya iseng lah ngikutin instruksi dari adminnya, tugas awalnya ya sesimpel itu, cuma like dan subscribe link yg dia kasih," tulisnya.

Yang membuat Gia langsung percaya adalah setiap setiap tiga tugas selesai ia kerjakan, honornya langsung ditransfer. Dari situ tugas-tugas yang diberikan admin langsung ia kerjakan. Hingga akhirnya dia diberikan 'tugas peningkatan', bukan hanya sekadar tekan like dan subscribe akun Youtube. 

"Tugas peningkatan ini tujuannya supaya reward yang kita terima naik. Asalnya 15rb jadi 30rb," kata Gia.

Mendapat reward recehan itu yang ternyata membuat Gia hanyut dalam permainan scammer, sehingga dirinya berusaha melanjutkan apa yang sudah diterimanya, apalagi anggota grup sangat banyak sehingga manaruh kepercayaan yang lebih pada Gia.

Pada tahap 'tugas peningkatan' itu dirinya kini diberi tugas menaikan transaction rate di situs crypto dengan cara deposit. Nominalnya ditentukan oleh admin, namun boleh memilih antara Rp300, Rp400, Rp500 ribu dengan reward 20 persen.

"Awalnya ya ga mau dong kalau harus ngeluarin duit kan, tapi di grup yg membernya 300 orang itu ramai bgt mrk pada berbondong2 nyobain bahkan nominalnya ada yg sampe jutaan, dan ya keliatannya benar mereka share juga bukti transfer rewardnya 20 persen dari nominal deposit," kata Gia.

Gia pun memutuskan untuk ikut deposit, dan yang membuat dirinya percaya sekaligus senang, saat menyelesaikan tugas itu, deposite dan rewardnya bisa langsung diambil. Gia tak menyadari, kesenangan sesaat itu menjadi awal scammer menguras uangnya lebih banyak lagi.

 

Pinjam Uang Terakhir Suami

 

Usai mendapat 'tugas peningkatan', admin dalam grup keesokan harinya, Selasa, 2 Mei Mei 2023 memberikan tugas like dan subscribe lagi, dan seperti biasa rewardnya langsung cair saat tugas selesai dikerjakan. Setalah tugas 1-3 selesai, 4-6 selesai, 7-8 selesai, muncul tugas ke-9 sebagai tugas peningkatan, diminta deposit di website cypto dengan alamat sebagai berikut, http://calliston-indonesia-ppiz.pages.dev.

"Nominalnya boleh milih, aku pilih yang Rp2.558.000. Yang aku rasain di sini aku sudah merasa 'oh oke, aman yang kaya kemarin itu ya' padahal nyatanya aku sudah masuk jebakan mereka," kata Gia.

Gia merasa bersalah, karena saat deposite dalam jumlah jutaan rupiah dirinya tidak memberi tahu suaminya terlebih dahulu, karena dirinya berpikir semua aman dan uang bakalan kembali seperti yang sudah terjadi sebelumnya.

"Awalny deg-deg-an karena sudah bukan ratusan ribu, tapi lihat di grup kok pada aman dan rame aja tuh orang-orang deposit jutaan, mereka kirim bukti transfer di grup," katanya.

Usai transfer dalam jumlah jutaan, Gia mengaku dikeluarkan dari grup besar dan dimasukkan ke grup lain yang lebih kecil yang hanya berisi 5 orang. Grup itu diberi nama 'Grup VIP". Katanya yang masuk grup kecil tersebut hanya pemilih reward dalam jumlah besar.

"Nih membernya, sampe sekarang masih aktif. Ohiya, malem tanggal 1 Mei aku lihat grup besar itu isinya 300 member lebih. Pagi-pagi tanggal 2 mei aku cek isinya 250an dan sebelum aku dikeluarin dari grup itu banyak member baru yg diinvite, sampai aku terakhir cek isinya balik ke angka 330an orang," katanya.

Artinya, kata Gia, pagi sampai siang itu proses perpindahan calon korban ke Grup VIP, dan mereka masuk-masukin calon korban baru di grup besar buat dijebak lagi dikasih receh-receh supaya membangun kepercayaan.

Grup VIP sendiri berisi 5 orang, terdiri dari 4 anggota dan 1 admin. Grup kecil itu disebutnya 'tim' karena harus menyelesaikan tugas bersama.

"Kalo ada satu yang gak beres sampe akhir, semua deposit dan rewardnya hangus. Tugasnya apa? Awalnya disuruh kasih review dan rating utk hotel dan resto," katanya.

Usai dari situ, dirinya kembali diberi tugas deposit. Gia pada titik ini sebenarnya sudah tak mau melanjutkan 'kerja' tersebut, namun uangnya yang Rp2,5 juta masih menyangkut dan belum bisa diambil. Karena untuk mengambil uang tersebut, tugas di grup VIP harus dikerjakan semua.

"Tugas 1 tadi udah kan review hotel, Tugas 2 ini diminta deposit lg Rp3,7 juta. Udah gak mau ikutan tp semua dlm grup vip itu pd deposit, yauda karena gak mau jadi beban tim akhirnya aku deposit juga. Diarahin lah ngerjain tugasnya open buy di website crypto mitra mereka katanya," kata Gia.

Pada tahap itu, Gia diminta admin untuk deposit lagi senilai Rp14,7 juta. Pada saat itu adminnya bila semua uang akan dikembalikan beserta rewardnya usai tugas diselesaikan. Gia pada tahap ini sudah mulai pusing, karena harus menyediakan uang senilai tersebut, sementara dirinya sudah tidak punya uang lagi. Sementara kalau tugas tidak dikerjakan, uangnya yang sudah disetor akan hangus.

"Dalam pikirku gimana ini sudah sejauh ini kalok gak diberesin rugi, kasian juga orang-orang dalam grup udah pada transfer tinggal nunggu aku doang," katanya.

Gia pun mengambil langkah nekat dengan memakai uang tabungan usahanya buat sewa perpanjangan jios, ditambah pinjam uang suami. Awalnya suami tidak memberi, namun Gia memaksa dan yakin uang akan kembali.

"Mungkin penipunya pesta pora karena dapat korban sepolos aku kemarin. (((Polos apa bodoh 😭)))," tulisnya.

 

 

Pelaku Masih Gentayangan

Setelah selesai mengerjakan semua tugas sampai akhir, Gia sangat berharap pengembalian uang beserta rewardnya bisa langsung dialkukan. Namun apa yang terjadi? Admin dalam grup mengatakan terjadi perubahan sistem yang membuat para anggota dalam grup harus menyelesaikan tugas tambahan. Tugas tambahannya adalah deposite lagi, kali ini jumlagnya minimal Rp30 juta.

Dalam kondisi tertekan, Gia mulai menyadari dirinya sedang ditipu. Lantas Gia mencoba mencari tahu dengan menghubungi 3 orang lain dalam grup VIP. 

"Intinya aku bilang aku ga akan deposit lagi gimana duitmu hangus? Mereka nyuruh aku tetap ikutan tapi lagaknya anteng-anteng aja seolah semua duit yg udah keluar tuh kecil. Aturan mah mereka akting kebakaran jenggot kek, ini mah enggak, pada santai banget," katanya.

Gia pun menghubungi japri si pelaku yang kerjanya memberikan tugas di grup VIP, intinya memberitahu kalau dirinya tidak sanggup lagi memberikan deposit. Si pemberi tugas hanya mengatakan, semua uang yang sudah disetor akan hangus kalau tugas deposit tidak diselesaikan.

"Sialan," tulis Gia.

"Suamiku pulang, untungnya dia ga menambah kekalutan aku hari itu, mungkin dalam hatinya dia murka tapi yang keluar dari mulutnya 'udah tenang, ikhlasin aja.. uang masih bisa dicari' makin kenceng lah aku menangis merasa bersalah," tulisnya lagi.

Keesokan harinya, Rabu, 3 Mei 2023, Gia melapor ke kantor polisi. Saat itu dirinya masih komunikasi dengan scammer dan berlaga semua baik-baik saja. Bahkan dirinya sempat ditelepon pelaku saat berada melapor di kantor polisi.

"Di kantor polisi para pelaku ini chat bahkan sempet telepon aku krn aku bilang mau transfer, posisiku di kantor polisi loh ini tapi respons polisinya apa coba? Mereka malah balik nanya sama aku, 'memangnya gampang melacak penipu? mba mau nya gimana?'" tulis Gia.

Saat itu Gia merasa kecewa dengan aparat kepolisian karena sudah menaruh banyak harapan kalau penipuan yang menimpanya bisa diselesaikan dan pelakunya ditangkap.

"Kalou gampang, ngapain aku kesini pak! Maunya aku gimana? Ya ini maling masih di depan mata, Bapak2 gak ada yg mau bantu atau kerja sama kahhh?" tulisnya.

Melapor ke kantor polisi dirinya harus menunggu 14 hari sampai laporannya diproses. Dalam kekecewaan yang mendalam, Gia kemudian melanjutkan perjalanannya ke bank untuk meminta blokir-blokir rekening para penipu.

"Blokir 2 rek yg mrk pake, ternyata rek tsb udah ada yg blokir via call center, blokirnya berlaku 24 jam. Tambah aku+surat kepolisian jadi di blokir permanen!," tulisnya.

Yang menyakitkan, di meja CS bank, Gia masih sempat chat dengan penipu dan berpura-pura ingin mentransfer, lalu dirinya meminta nomor rekening pelaku.

"Mereka kasih nomor rekekening baru, dan detik itu juga aku langsung minta CS bank buat blokir rek @CIMBNiaga an Agustiawan Lubis," katanya.

"Aku blokir 5 rekening mereka, tek-tokan sama penipu di meja CS. Ada dana Rp17 juta yang terblokir di rekening itu karena belum sempat mereka pindahin, lumayan pedihku sedikit terobati," tulisnya lagi.

Gia mengatakan, CS bank saat itu sampai geleng-geleng kepala karena melihat banyaknya transaksi keluar masuk dalam satu hari di rekening penipu tersebut. Pindah banknya juga beda-beda.

Usai melapor ke bank, yang dilakukan Gia hanya bersabar menunggu kabar dari polisi, sementara penjahatnya masih berkeliaran menipu sana-sini. Bahkan Minggu, 7 Mei 2023, kemarin, komplotan penipu masih mengirimkan pesan ke korban Gia.

"Jujur pengen maki-maki dan sumpah serapah, tapi aku tahan, masih aku jagain nih maling belum kabur ada harapan ketangkep gak ya? Polisi mana polisi," tulisnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya