Korban Penembakan Polisi di Gunungkidul Tulang Punggung Keluarga dan Dikenal Baik

Aldi Apriyanto (19), seorang warga yang menjadi korban penembakan senjata api polisi saat konser ricuh di Gunungkidul.

oleh Hendro diperbarui 15 Mei 2023, 15:53 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2023, 15:53 WIB
Penembakan di Gunungkidul
Jenazah Aldi Apriyanto (19), korban penembakan senjata api polisi saat ingin dibawa ke tempat peristirahatan terakhir. (Liputan6.com/ Hendro Ary Wibowo)

Liputan6.com, Gunungkidul - Ratusan pelayat memadati rumah Aldi Apriyanto (19) di Dusun Wuni Kalurahan Nglindur Kapanewon Girisubo, Senin siang (15/5/2023). Aldi merupakan korban penembakan senjata api polisi saat konser ricuh di Gunungkidul, Minggu malam (14/5/2023).

Nampak Kapolres Gunungkidul AKBP Edy Bagus Sumantri dan Bupati Gunungkidul Sunaryanto bersama jajarannya datang melayat. 

Jenazah Aldi mulai diberangkatkan ke pemakaman pukul 11.00 WIB. Para pelayat mengiringi keberangkatan jenazah dari rumah duka ke kompleks pemakaman dusun tersebut yang berjarak 500 meter.

Tangisan duka keluarga korban mengiringi pemberangkatan jenazah Aldi. Bahkan ibu korban Sutarmi sempat pingsan menyaksikan anak keduanya tersebut diberangkatkan ke kompleks pemakaman.

Kepala Dukuh Wuni David Nurvianto menuturkan, korban Aldi merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Ngatiyo (56) dengan Sutarni (50). Saat ini korban tinggal bersama kedua orangtuanya dan adik satu-satunya. Sementara kakak kandung korban sudah berumah tangga.

korban selama ini dikenal baik di lingkungan Dusun Wuni. Dia aktif berorganisasi namun dikenal sebagai pria yang pendiam. Bahkan saat awal pertunjukkan, korban masih di dalam rumah yang berjarak sekira 100 meter dari lokasi kejadian.

"Dia itu baru ke panggung ketika dapat satu lagu," tuturnya.

Ketika di pertunjukkan, korban sengaja menempatkan diri di depan panggung tepatnya di dalam area pembatas antara panggung dengan penonton atau tepat di bawah panggung. Dia menempatkan posisi di depan panggung untuk turut mengamankan jalannya pertunjukan karena yang bersangkutan anggota PSHT.

Kakak kandung korban, Adelia Syahnuri mengatakan korban ikut menjadi panitia bersih telaga di dusunnya. Korban berada di depan panggung karena saat itu kericuhan terjadi di antara penonton. Korban bermaksud mencegah penonton merangsek masuk.

"Jadi dia ada di depan panggung pas. Di sebelah kiri," katanya. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tulang Punggung Keluarga

Adel mengaku keluarganya sangat berduka atas kepergian korban. Korban dikenal sebagai sosok yang baik dan juga pendiam. Korban adalah sosok yang tak pernah bertingkah negatif.

"Dia adik yang baik. Tak pernah neko-neko," katanya lagi.

Adel berharap pelaku penembakan diproses sesuai hukum yang berlaku karena telah menghilangkan nyawa seseorang. Meski dinilai sebagai ketidaksengajaan, namun dia meyakini ada kesalahan yang dilakukan oleh oknum polisi tersebut.

Dia menambahkan korban selama ini adalah anak yang baik. Sejak lulus sekolah, Aldi adalah tulang punggung keluarga karena ayahnya sudah sakit-sakitan. Aldi bekerja apapun untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

"Ya kadang ikut jadi pelayan di warung bakso, kadang buruh angkat barang. Pokoknya asal dapat duit," ungkapnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya