Liputan6.com, Sukoharjo - Berawal dari niat berbakti kepada kedua orangtuanya kakak beradik, yakni Luki Adi Sulaksono dan Agung Wicaksono Nugroho, pemilik perusahaan Dua Naga, membuat yayasan khusus untuk membangunkan sumur untuk warga masyarakat yang kekurangan air bersih.
Keduanya diketahui telah malang melintang menjadi pengusaha kenamaan di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Saat berbincang dengan Liputan6.com Luki menceritakan yayasan itu dibuat untuk menyalurkan CSR dari perusahaan-perusahaan mereka yang setiap bulannya memang menyisihkan uang zakat. Pria dua orang anak kelahiran Kabupaten Sukoharjo itu berencana membuat 1.000 lebih sumur bor air bersih.
Advertisement
Yayasan yang mereka dirikan juga bernama Yayasan Seribu Mata Air TS Foundation. TS diambil dari nama kedua orangtua mereka, Suhadi dan Tutik.
Program charity dari perusahaan mereka disalurkan mulai dari membangunkan sumur, menjadi orang tua asuh anak yatim/piatu, dan banyak lainnya. Terbaru mereka sudah membuatkan sekitar 190 sumur bor air bersih tersebar di wilayah Jawa Tengah, mulai dari Krobokan, Jepara, Purwodadi, Kalten, Solo, Sukoharjo, hingga Jawa Timur, Ngawi, Magetan hingga Malang.
Baca Juga
"Awalnya program pribadi dengan kakak saya untuk amal jariyah kedua orang tua kami melalui CSR-CSR perusahaan kita. Kita fokus pada pondok pesantren sama masjid untuk dibuatkan sumur bor, atau daerah yang kekurangan air dulu jadi prioritas kita," kata Luki di kantornya, Sabtu (27/5/2023).
Menurutnya alasan memilih pondok pesantren dan masjid untuk dibuatkan sumur bor, lantaran tempat itu digunakan untuk orang banyak jadi manfaatnya bisa dirasakan oleh semua orang juga, sekaligus menghindari kalau diatasnamakan pribadi akan digunakan untuk komersil.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Biaya Pengeboran Sumur Lebih Murah
"Tahun-tahun awal kita fokus buat sumur bor di Purwodadi, Krobokan, dan Jepara, sudah ada sekitar 100 pondok punya sumur air bersih. Bahkan saya pernah dapat video awal masyarakat di daerahb Kerobokan mau sholat itu gak ada air bersih untuk wudlu, bahkan untuk mencuci piring mereka menggunakan air sungai," ungkapnya.
Luki bercerita, mereka terfokus membuatkan sumur bor di luar tempat kelahiran mereka sampai melupakan daerah-daerah dekat mereka dilahirkan juga banyak tempat yang membutuhkan air bersih. sehingga mereka mulai bekerjasama dengan Kodim Sukoharjo mencari titik-titik wilayah yang daerahnya sulit air, dan sudah ada hampir 20 an sumur bor mereka buat.
"Banyak proposal yang masuk ke kita, tapi kita prioritaskan yang sangat darurat dna membutuhkan air bersih. Tapi mulai tahun 2022 kita fokus di wilayah Sukoharjo. Sudah ada 20 sumur bor yang terbangun dan sudah digunakan oleh masyarakat. Semua biaya dari kita, bahkan sampai air keluar, penyimpanan air dan juga salurannya kita buatkan," ujar dia.Â
Menurutnya, setiap kali pihaknya melakukan pengeboran hingga menjadi sumur air mengeluarkan sekitar Rp13-16 juta, angka yang jauh lebih murah lantaran lantaran peralatan operasional pengeboran sumur bersih itu menggunakan alat dari perusahaan mereka.
Anggaran itu digunakan untuk membayar para pekerja di klapangan saja. Dirinya menyebut anggaran itu bisa bertambah ketika daerah yang akan dibangunkan sumur itu kondisi medannya bebatuan, seperti yang terjadi di Kecamatan Bulu, kabupaten Sukoharjo.
"Peralatan dan mobil kita bawa sendiri biaya Rp15 jutaitu untuk biaya tukang saja. tapi, kalau lokasi pengeborannya seperti di Bulu kemarin biayang mencapai R40 jutaan," tutur Luki.
Sementara itu, dari jumlah 190 sumur bor air bersih yang sudah mereka buatkan untuk pondok dan masjid yang tersebar di Jawa Tengah, Luki baru enam kali turut hadir ketika sumur tersebut sudah jadi. Dirinya mengaku targetnya tiap tahun pembangunan sumur bor air bersih tersebut terus bertambah jumlahnya.Â
"Tiap tahun harus bisa bertambah dari tahun sebelumnya. Sumur-sumur ini nantinya bisa menjadi manfaat untuk semua oranga," pungkasnya.
Advertisement