Pemuda Muhammadiyah Apresiasi IKN Sebagai Semangat Pemerataan

Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Kaltim menyebut keberadaan Ibu Kota Nusantara di Pulau Kalimantan bukan sekadar pemindahan ibu kota negara, ada semangat pemerataan pembangunan.

oleh Abdul Jalil diperbarui 25 Jun 2023, 14:00 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2023, 14:00 WIB
Pembangunan Istana Negara
Pembangunan kompleks istana kepresidenan di Ibu Kota Nusantara. (foto: Abdul Jalil)

Liputan6.com, Samarinda - Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Kaltim Muhammad Adam menyebut upaya pemindahan ibu kota negara memiliki semangat pemerataan. Semangat inilah yang kemudian diapresiasi organisasi otonom di bawah Muhammadiyah itu.

Sejak Presiden Soekarno menggagasnya, pemindahan ibu kota adalah bagian dari rencana pengembangan negara ini. Artinya, menurut Adam, semangat pemerataan itu sudah ada sejak lama.

“Perlu diperhatikan adalah gagasan besar yang diusung oleh Presiden Jokowi karena garis sejarahnya ide yang dibawa Presiden Soekarno. Ide waktaktu itu adalah pemerataan,” kata Adam kepada liputan6.com, Jumat (23/6/2023).

Sejak dahulu, sebutnya, Presiden Soekarno sudah mewanti-wanti soal pemerataan pembangunan. Terbukti setelah kepemimpinan Soekarno, mimpi itu terkubur dan pemerataan pembangunan dianggap terhenti.

“Pemindahan ibu kota ke Kalimantan adalah gagasan yang luar biasa karena di situ ada isu pemerataan dan kesetaraan yang diinginkan,” ujarnya.

Adam menyebut Presiden Jokowi layak mendapat apresiasi yang tinggi karena mampu menjalankan gagasan presiden pertama Indonesia. Tentu saja harapan pemindahan itu juga sama dengan apa yang diinginkan para pendahulu bangsa.

“Harapannya memang pemindahan ibu kota ke pulau lain yang berada di tengah Indonesia berdampak terhadap pemerataan pembangunan,” ujar alumni Universitas Muhammadiyah Malang ini.

Bagi Pemuda Muhammadiyah, pemindahan ibu kota negara bukan sekadar pemindahan secara fisik. Baik pegawai mapun bangunan.

“Pemindahan ibu kota, isu atau gagasan sebenarnya bukan sekadar pemindahan secara fisik, tapi juga gagasan pemerataan pembangunan secara nyata,” kata Adam.

Sebagai bagian dari pemuda di Kaltim, pemindahan ini tentu harus disambut baik. Jika memang ada yang kurang atau perlu kritik, sebaiknya memang konteks membantu penyempurnaannya.

Sebab kehadiran Ibu Kota Nusantara akan berdampak krusial bagi Kaltim itu sendiri yang sumber daya alamnya akan habis. Peluang usaha dan lapangan kerja akan terbuka lebar.

“Itu yang saya sebut tak sekadar pemerataan fisik. Ada pemerataan dalam bentuk lain yang harus kita sambut baik,” ujar Adam.

Meski demikian, Adam menjamin akan tetap mengawal visi utama atau mimpi besar dari pemindahan ibu kota tersebut. Ruang kritik demi perbaikan akan terus terbuka dan disampaikan pada jalur yang semestinya.

“Bentuk penyambutan kita tidak hanya menerima begitu saja. Kita akan bantu agar berjalan dengan baik dan berdampak bagi masyarakat, terutama pemuda, di Kaltim,” pungkasnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya