Liputan6.com, Jakarta - JEC Eye Hospitals and Clinics menegaskan posisinya sebagai eye care leader di Indonesia setelah berhasil mengatasi kelainan refraksi pasien pada lebih dari 18.000 mata di Indonesia menggunakan ReLEx SMILE. Teknologi mutakhir ini merupakan inovasi keluaran ZEISS, yakni perusahaan global yang fokus pada pengembangan solusi optik dan optoelektronik.
Melalui ReLEx SMILE, ZEISS telah sukses mengoreksi 7 juta mata pasien di seluruh dunia. Dari jumlah itu, JEC menjadi penyedia penyedia layanan ReLEx SMILE terbanyak (Top Contributor) secara global.
Atas kontribusi tersebut, ZEISS memberikan apresiasi khusus kepada JEC, dengan seremoni penyerahan penghargaan telah dilaksanakan pada 12 Mei 2023 lalu di Rumah Sakit Mata JEC Kedoya.
Advertisement
Penghargaan diserahkan oleh Head of Business Unit at ZEISS Medical Technology di Indonesia, Timotius Prawirahalim Lim kepada Presiden Direktur JEC Group, dr Johan A. Hutauruk dan Direktur Utama RS Mata JEC Kedoya, dr Setiyo Budi Riyanto.
Johan A Hutauruk berharap kerja sama antara JEC Hospitals and Clinics di seluruh Indonesia dan ZEISS bisa tetap terbina dengan baik. Pihaknya berharap dukungan dari ZEISS kepada JEC dan Indonesia secara umum agar bisa bersama-sama membantu mengatasi gangguan mata di Indonesia.
"Ke depannya kami optimistis JEC terus berkembang pesat, sejalan dengan inovasi-inovasi ZEISS sehingga masyarakat Indonesia mendapatkan layanan koreksi mata yang selalu terdepan dan tidak ketinggalan dibandingkan dengan layanan serupa di luar negeri," ujarnya.
Head of Business Unit at ZEISS Medical Technology di Indonesia, Timotius Prawirahalim Lim mengatakan sejak 2016, JEC melalui cabang JEC Kedoya menjadi rumah sakit mata pertama di Indonesia yang menyediakan layanan bedah refraksi menggunakan teknologi ReLEx SMILE VisuMax 500.
"Yang terkini, pada akhir 2022, JEC Kedoya juga menjadi rumah sakit mata pertama di Indonesia yang menghadirkan layanan bedah refraksi dengan teknologi termutakhir ReLEx SMILE Pro," ujarnya.
Oleh sebab itu pihaknya ingin memberikan penghargaan kepada JEC sebagai salah satu kontributor terbanyak secara global yang membantu pencapaian 7 juta mata menggunakan prosedur ReLEx SMILE Pro.
"Besar harapan kami ZEISS Indonesia bersama JEC Eye Hospitals and Clinics bisa terus berkembang bersama agar bisa terus melayani pasien-pasien di seluruh Indonesia," jelasnya.
Gangguan refraksi merupakan kondisi di mana cahaya yang masuk ke dalam mata tidak dapat difokuskan dengan jelas. Gangguan refraksi terdiri atas Myopia (rabun jauh), Hipermetropi (rabun dekat), Astigmatism (silindris) dan Presbiopi (rabun dekat usia lanjut).
Untuk diketahui, data World Health Organization (WHO) memperkirakan setidaknya 1 miliar orang di seluruh dunia mengalami gangguan penglihatan, dengan 123,7 juta di antaranya merupakan kelainan refraksi yang belum tertangani.
Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan memperkirakan terdapat sekitar 5 sampai 6 juta orang yang mengalami gangguan penglihatan termasuk akibat kelainan refraksi.
ReLEx® SMILE Pro yang menggunakan mesin VisuMax® 800 Femtosecond Laser untuk mengoreksi kelainan refraksi hanya dalam 8 detik per mata dengan keamanan yang tinggi karena didukung oleh adanya perpaduan antara teknologi lengan robotik dan AI system untuk integrasi data pendukung pre operasi agar meminimalisir risiko. Hal ini memantapkan misi JEC untuk menjadi laser vision correction center pertama di negara Indonesia.
Ketua Katarak dan Bedah Refraktif JEC Group serta Direktur Utama Rumah Sakit Mata JEC Kedoya, dr Setiyo Budi Riyanto menyampaikan pencapaian sebagai Top Contributor secara global untuk tindakan koreksi mata menggunakan ReLEx SMILE ini merupakan bagian dari sejarah penting JEC Eye Hospitals and Clinics.
"Saya mengapresiasi tim ZEISS yang terus berinovasi menyediakan berbagai teknologi sehingga pelayanan bedah refraktif terbaru bisa hadir di Indonesia. Ini memperkuat posisi JEC Eye Hospitals and Clinics yang tidak kalah dengan rumah sakit dan klinik mata internasional," ia menambahkan.
Â
Â
Â