Daun Nyangku, Pembungkus Daging Kurban ala Masyarakat Gunung Slamet

Daun nyangku memiliki bentuk lebar dan panjang.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 01 Jul 2023, 10:00 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2023, 10:00 WIB
Ilustrasi daging kurban
Ilustrasi daging kurban. (Photo created by Racool_studio on www.freepik.com)

Liputan6.com, Banyumas - Masyarakat di sekitar Gunung Slamet memanfaatkan daun nyangku sebagai pengganti bungkus plastik. Daun ini telah digunakan untuk membungkus nasi, lauk, hingga daging kurban Iduladha.

Karena sering digunakan sebagai pembungkus nasi, masyarakat setempat juga memiliki kuliner khas yang disebut sebagai nasi nyangku. Nama tersebut diambil dari daun nyangku yang digunakan untuk membungkus nasi rames.

Dikutip dari berbagai sumber, cara menggunakan daun nyangku untuk membungkus daging kurban juga cukup mudah. Hanya dibutuhkan dua lembar daun nyangku serta tali yang juga berasal dari daun nyangku.

Dua daun nyangku tersebut disilangkan, kemudian daging kurban diletakkan di bagian tengah. Selanjutnya daging dibungkus oleh daun, dan bagian atas daun ditali dengan daun nyangku.

Daun ini memang cukup kuat dan tidak mudah sobek seperti daun pisang. Tak heran jika daun ini kerap digunakan sebagai pembungkus apa saja.

Daun nyangku memiliki bentuk lebar dan panjang. Karena cukup panjang, sehingga cara membawanya pun cukup mudah, yaitu dengan cara dijinjing saja.

Daun nyangku banyak tumbuh di sekitar hutan di Dusun Pesawahan Gunung Slamet. Biasanya, masyarakat mencari daun nyangku satu hari sebelum digunakan.

Hal itu dilakukan karena kadar air pada daun ini cukup tinggi. Masyarakat setempat percaya, memanfaatkan daun nyangku tidak akan merusak alam. Sebaliknya, hal ini justru dapat menjaga lingkungan.

Tak hanya dapat menjaga lingkungan, daun ini juga lebih hemat jika dibandingkan dengan plastik maupun pembungkus lain. Selain itu, hal ini juga merupakan bentuk menjaga kearifan lokal.

(Resla Aknaita Chak)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya