Longsor Terjang Lumajang, 3 Orang Sekeluarga Tewas Tertimbun

Panjang longsor sekitar 20 meter dengan ketinggian 10 meter. Sebanyak tiga orang tewas dalam peristiwa longsor tersebut.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jul 2023, 23:24 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2023, 23:24 WIB
Longsor Lumajang
Kondisi rumah warga yang tertimbun longsor dari arah dapur, kamar tidur hingga ruang tamu di Dusun Sriti, Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Jumat (7/7/2023). (Foto: BPBD Kabupaten Lumajang)

Liputan6.com, Jakarta - Sedikitnya tiga warga meninggal dunia akibat tanah longsor yang terjadi di Dusun Sriti, Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, pada Jumat (7/7/2023) dini hari.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lumajang Patria Dwi Hastiadi dalam keterangan tertulis mengatakan, ketiga korban ditemukan sudah tidak bernyawa usai rumahnya tertimbun longsor pada bagian dapur dan kamar tidur.

Adapun tim berhasil masuk dan melakukan evakuasi terhadap korban terdampak.

"Dini hari tadi sekitar pukul 04.00, kami berhasil mengevakuasi tiga korban meninggal dunia, yang merupakan satu keluarga," kata Patria dalam keterangan tertulis, Jumat (7/7/2023).

Patria menjelaskan, hujan dengan intensitas tinggi juga menyebabkan terjadinya longsor di beberapa titik. Di antaranya, longsor juga terjadi di KM 59 jalur piket nol Lumajang-Malang.

Pantauan visual di lapangan memperkirakan panjang longsor sekitar 20 meter dengan ketinggian 10 meter. Selain itu, longsor juga terjadi di akses jalan menuju Ranupani.

Hingga kini, tim gabungan telah mengerahkan alat berat guna melakukan pembukaan jalan yang tertutup total. Namun, kondisi cuaca dilokasi kejadian belum memungkinkan untuk melanjutkan upaya penanganan darurat.

Hal ini dikarenakan beberapa longsor susulan masih terjadi, sehingga lokasi akses jalan KM 59 jalur piket nol Lumajang-Malang masih ditutup total.

Imbauan BNPB

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, masyarakat dan pemangku kebijakan daerah setempat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan dari potensi bencana susulan yang dapat dipicu oleh faktor cuaca.

Ketika tidak terjadi hujan, warga dapat bergotong royong untuk mengidentifikasi kondisi tanah labil yang ada di sekitar. Apabila terjadi hujan deras dengan durasi panjang, warga dapat segera melakukan evakuasi mandiri ke tempat aman.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya