Liputan6.com, Jambi - Ketan sakmo atau rantosakmo merupakan makanan khas Jambi yang hanya tersedia pada momen-momen tertentu. Sesuai namanya, makanan ini memadukan dua jenis makanan, yaitu ketan dan sakmo.
Mengutip dari budaya-indonesia.org, dalam tradisi upacara adat Jambi, khususnya adat mengantar belanjo, ketan sakmo merupakan salah satu makanan yang biasa disajikan oleh pihak calon pengantin perempuan. Ketan sakmo menjadi sajian saat pihak calon pengantin perempuan menerima hantaran dari pihak calon pengantin laki-laki.
Tak hanya sebagai makanan, ketan sakmo juga memiliki makna filosofis. Kehadiran ketan sakmo berkaitan dengan harapan seluruh keluarga.
Advertisement
Baca Juga
Ketan sakmo menjadi simbol harapan keluarga kepada pengantin agar keberlangsungan masa depan selalu rukun dan mendapatkan berkah melimpah. Hal itu tergambar dari tekstur atau sifat ketan yang cenderung lengket.
Hal tersebut melambangkan harapan agar rumah tangga yang akan dibangun oleh calon pengantin tetap langgeng. Ketan sakmo juga menyimpan pengharapan agar hati kedua mempelai selalu saling melekat.
Selain itu, sakmo juga memiliki makna tersendiri. Sakmo yang memiliki rasa legit dan manis melambangkan harapan agar kelak kehidupan rumah tangga calon pengantin selalu manis dan bahagia.
Ketan sakmo dibuat melalui proses yang cukup rumit dan membutuhkan waktu lama. Ketan akan dimasak secara terpisah dengan menggunakan berbagai bahan, seperti beras ketan, santan, dan sedikit garam.
Sementara itu, sakmo terbuat dari telur yang dikocok secukupnya lalu dicampur dengan santan pekat. Santan tersebut sudah dibubuhi perasan air daun pandan dan gula pasir yang kemudian dimasak hingga kental.
Ketan sakmo disantap dengan cara mencolekkan ketan pada sakmo, sehingga akan terasa gurih dan manis saat disantap. Hingga kini, ketan sakmo masih menjadi simbol dalam acara-acara masyarakat Jambi.
(Resla Aknaita Chak)