Liputan6.com, Palembang - Jika biasanya para jurnalis mendapatkan pelatihan tentang isu-isu peliputan, tapi kali ini berbeda yang diikuti oleh para jurnalis Palembang Sumatera Selatan (Sumsel).
Puluhan jurnalis Palembang mengikuti pelatihan self-contained underwater breathing apparatus (scuba) diving, yang didampingi para penyelam professional dari berbagai instansi.
Kegiatan olahraga ekstrem tersebut digelar untuk memeriahkan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Republik Indonesia di Kota Palembang Sumsel.
Advertisement
Ada sekitar 25 orang jurnalis dari berbagai media massa di Palembang, mengikuti kegiatan Indonesian Journalist Diving Training, yang digelar di Kolam Renang Palmera Palembang dari Jumat (18/8/2023).
Baca Juga
Kegiatan pelatihan scuba diving tersebut diinisiasi oleh wideazone.com dan ZOOM Post, yang bekerjasama dengan Bahari Diving Club di Palembang.
Para jurnalis belajar tentang alat-alat selam dan perakitannya, mask clearing, equalizing, teknik turun ke air dan penggunaan scuba hingga penyelaman ke kedalaman kolam renang 2 meter.
Ada beberapa jurnalis yang tidak bisa berenang, tapi dengan panduan para mentor diver, mereka bisa menyelam ke kedalaman 2 meter menggunakan alat scuba.
Al Abror, CEO PT Intermedia Wahana Mandiri menuturkan, pelatihan penyelaman dilatarbelakangi dengan kurangnya jurnalis yang mampu melakukan peliputan terkait bencana yang terjadi di air.
“Agar jurnalis Palembang bisa meliput dan mengetahui kejadian yang sebenarnya saat terjadi bencana terjadi terutama ada bencana di perairan dan lautan,” katanya, Minggu (20/8/2023).
Alasan mereka menggandeng Bahari Diving Club, karena organisasi olahraga ekstrem tersebut sudah mengantongi sertifikat nasional maupun internasional terkait penyelaman di Indonesia. Kegiatan tersebut juga didukung oleh PT Bukit Asam (Tbk).
Salah satu instruktur Bahari Diving Club Agus Sulaiman pernah turut serta mengevakuasi bencana, seperti kecelakaan Lion Air dan Sriwijaya Air di lautan.
Diakuinya, pelatihan tahap dasar para jurnalis Palembang tersebut, akan dilanjutkan dengan training lebih lanjut, sampai bisa mendapatkan sertifikasi penyelaman profesional.
Kegiatan tersebut akan dilanjutkan dengan penyelaman ke lautan di Pulau Maspari, pulau terluar di Sumsel yang berada di dekat Kecamatan Tulung Selapan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumsel.
“Semoga jurnalis kita bisa terus melanjutkan ilmu diving, agar bisa melakukan liputan investigasi di perairan atau lautan. Kami berterima kasih kepada para jurnalis yang sudah berpartisipasi dalam kegiatan ini,” ucapnya.
Simak Video Pilihan Ini:
Indonesian Journalist Diving Training
Instruktur Bahari Diving Club Agus Sulaiman berujar, Menurutnya, Bahari Diving Club menjadi satu-satunya instruktur yang ada di Pulau Sumatra.
Pada kegiatan Indonesian Journalist Diving Training, ada beberapa instuktur yang dilibatkan seperti Jeffry, Rangga Gusmara dari Gegana Brimob Polda Sumsel M Imadduddin, Slamet, dan Firman.
“Untuk melakukan penyelaman yang perlu kita perhatikan ada saftey, safety dan safety. Peliputan di bawah air terdengar seperti sepele, tapi kenyataannya tidak seperti itu,” katanya.
Bahari Diving Club juga berharap ke depan ada beberapa jurnalis yang mampu melakukan kerja-kerja jurnalistik di bawah air.
Apalagi di Sumsel, dua per tiga kawasannya adalah perairan. Mereka berencana untuk fokus pada pelatihan bagi jurnalis di bawah naungan Underwater Journalist Indonesia.
Selain memberikan pelatihan menyelam bagi para instansi dan pelajar, Bahari Diving Club juga membantu evakuasi dan dan jadi tim forensik beberapa insiden dan pembangunan Dermaga Internasional di Tanjung Tapa. Serta menjadi tim forensik terkait membuat pemetaan di bawah air.
Advertisement
Pengetahuan Jurnalis
Saat ini, Bahari Diving Club sudah ada di 5 provinsi di Indonesia, yakni di Sumsel, Bangka Belitung (Babel), Bandar Lampung, Pulau Seribu dan Kalimantan Timur (Kaltim).
“Personel Bahari Diving Club adalah gabungan dari TNI Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), Angkatan Udara (AU), Polri, satpam, bankir pensiunan BUMN hingga akademisi,” ucapnya.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) SUmsel Firdaus Komar menyambut baik pelatihan menyelam bagi para jurnalis di Sumsel.
Dia menilai, para jurnalis harus mengetahui bagaimana melakukan peliputan yang mengharuskan untuk melakukan penyelaman.
“Kita masih terbatas tentang akses peliputan di bawah laut, seperti bagaimana mengetahui serpihan pesawat hancur di lautan atau korban-korbannya. Takut salah tulis, jadi salah informasi,” ujarnya.
Dengan pelatihan diving tersebut, Firdaus berharap ada pengetahuan lebih bagi jurnalis, tidak hanya menulis naskah kejadian saja, tapi benar-benar terjun langsung ke lokasi kecelakaan.