Adu Nyali, Ratusan Pendekar Silat Serbu Lapangan Pencak Dor di Kudus

Ratusan pendekar dari berbagai perguruan pencak silat di Pulau Jawa mengepung lapangan Desa Tanjungrejo, Jekulo, Kudus.

oleh Ahmad Adirin diperbarui 21 Agu 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2023, 16:00 WIB
Pencak Dor
Ratusan pendekar dari berbagai perguruan pencak silat di Pulau Jawa mengepung lapangan Desa Tanjungrejo, Jekulo, Kudus. (Liputan6.com/ Arief Pramono)

Liputan6.com, Kudus - Ratusan pendekar dari berbagai perguruan pencak silat dari sejumlah daerah di Pulau Jawa mengepung lapangan Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Minggu (20/8/2023). Kehadiran mereka untuk ikut adu kedigdayaan dalam ajang tanding bebas tanpa juara.

Meski di atas ring pencak dor yang digelar oleh PC Pencak Silat Pagar Nusa Kudus mereka adalah lawan, namun di bawah ring mereka adalah kawan. Para pendekar tetap menjunjung tinggi persahabatan dan persaudaraan.

Kondisi meringis kesakitan saat bibirnya pecah dan muka lebam akibat tendangan lawan, memang menjadi hal biasa dan tontonan di setiap kejuaraan pencak dor yang diselenggarakan. Tak terkecuali saat adu jotos di arena pencak dor di Desa Tanjungrejo Kudus kali ini.

Meski demikian, para pendekar yang terluka tetap tersenyum tanpa sedikitpun perasaan gusar atau ingin balas dendam. Di arena pencak dor di atas ring bamboo berukuran 5x8 meter persegi, para pesilat beradu fisik melalui pertarungan gaya bebas.

Tak ada aturan khusus bagi para petarung. Mereka bebas memukul, menendang bahkan membanting lawan. Tiga orang wasit disiapkan untuk memimpin pertandingan. Mereka bertugas memisahkan antar pesilat, ketika salah satunya terjatuh atau sudah tidak mampu memberi perlawanan lagi.

Dalam pemilihan lawan pun tak ada aturan. Sebelum pertandingan dimulai, sejumlah pesilat yang bergerombol di sudut ring, saling menghampiri kumpulan pesilat di sudut ring lainnya. Mereka saling berebut jabat tangan dengan seseorang yang ingin diajak berduel.

Setelah pasangan duel telah diperoleh, wasit kemudian mempersilahkan kedua pesilat langsung beradu fisik. Tak ada batasan waktu pertandingan. Sepasang lawan ini bisa bertarung sepuasnya hingga salah satu diantaranya menyerah atau wasit melihat pertandingan sudah tidak seimbang.

Tak hanya pendekar laki-laki, ajang Pencak Dor ini juga diikuti oleh peserta perempuan. Mereka juga tak canggung saling beradu jotos di arena tersebut bersama pendekar-pendekar laki-laki. Beberapa pendekar perempuan ini juga tak jarang mengalami luka memar atau lebam di wajahnya akibat pukulan dari lawan.

Yang menarik, tak nampak sedikitpun aroma kericuhan di arena ini. Meski sorak sorai penonton memanaskan situasi, namun dua kubu yang bertarung selalu berjabat tangan dan berpelukan usai pertandingan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pencak Dor Adalah Tradisi Pesantren

Sementara itu, Ketua PC Pencak Silat Pagar Nusa Kabupaten Kudus, KH Khusnul Khitam Qosim mengatakan, pencak dor adalah ajang pertarungan pencak silat yang bukan mengedepankan prestasi. Meski demikian lebih untuk melestarikan tradisi dan budaya yang dikenal di kalangan pendekar-pendekar Pagar Nusa yang tersebar di pesantren-pesantren.

Tradisi yang diawali dari Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri tersebut menjadi ajang silaturahmi serta memeperat persaudaraan antar pendekar yang ada.

“Jadi, pertandingan ini bukan pertandingan prestasi, tapi lebih ke melestarikan tradisi,”kata Gus Khusnul tersebut.

Gus Khusnul mengatakan, peserta yang ikut juga tak terbatas dari satu perguruan saja. Siapapun dan dari perguruan silat manapun dipersilahkan untuk menjajal mental dan kemampuannya di ajang ini.

“Slogannya di atas lawan di bawah kawan. Jadi, meski saling bertarung tapi selesai tetap harus menjaga persaudaraan,”tandasnya.

Menurut Gus Khusnul, arena Pencak Dor ini juga sangat bermanfaat untuk mengurangi kenakalan remaja khususnya tawuran yang selama ini banyak terjadi. Sebab, di arena mereka bisa melampiaskan energi yang ada di tubuh mereka untuk kemudian saling berpelukan usai turun dari arena.

Meski terlihat cukup ekstrem, imbuh Gus Khusnul, namun pertandingan dalam Pencak Dor sangat aman. Meski petarung saling adu pukul dan tendangan tanpa pengaman badan, namun tidak ada akibat fatal yang terjadi.

Sedangkan Ketua Panitia Pencak Dor, H Saiful Anas menambahkan, even Pencak Dor tahun 2023 ini merupakan kegiatan yang kedua kalinya yang digelar PC Pagar Nusa Kudus setelah tahun 2020 silam. Pihaknya berharap arena Pencak Dor ini bisa digelar secara rutin setiap tahun sebagai sarana silaturahmi bagi para pendekar silat dari berbagai daerah.

(Arief Pramono)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya