Adik Mahasiswa Korban Tewas Tertembak Oknum Polisi di Kendari, Lolos Jadi Anggota Polri

Ahmad Fauzi, adik mahasiswa korban penembakan polisi di Kendari bernama Yusuf Kardawi, lolos menjadi anggota polisi.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 26 Sep 2023, 14:00 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2023, 14:00 WIB
Aksi demonstrasi mahasiswa UHO menuntut pengungkapan kasus mahasiswa korban tertembak polisi di Kendari.
Ahmad Fauzi, adik mahasiswa korban penembakan polisi di Kendari bernama Yusuf Kardawi, lolos menjadi anggota polisi.

Liputan6.com, Kendari - Saudara kandung Almarhum Yusuf Kardawi, Ahmad Fauzi (18) dinyatakan lolos saat penerimaan siswa bintara polisi di Polda Sulawesi Tenggara, Juli 2023. Saat ini, Fauzi menjalani pendidikan di SPN Anggotoa, Konawe.

Diketahui, Yusuf Kardawi, merupakan salah satu demonstran berstatus mahasiswa, tewas tertembak peluru polisi saat aksi demonstrasi 26 September 2019. Dia tewas tertembak pada bagian kepala saat demonstrasi serentak mahasiswa se-Indonesia menolak RUU KUHP dan Cipta Kerja.

Selain Yusuf Kardawi, korban tertembak lainnya yakni La Randi. Dia merupakan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari. Hingga saat ini, oknum pelaku penembak Yusuf Kardawi belum terungkap.

Polisi mengatakan, kekurangan bukti dan saksi mata. Sedangkan, penembak La Randi, diketahui merupakan seorang brigadir polisi berinisial AM. Namun, hingga sidang putusan di PN Jakarta, AM pernah tidak mengakui menembak La Randi. Sampai sejauh ini, otak penembakan Randi dan Yusuf belum terungkap secara terang.

Diketahui, adik kandung Yusuf Kardawi menerima penghargaan Adi Laksana, apresiasi bagi siswa calon polisi berprestasi. Indikatornya dinilai dari aspek perilaku atau siswa yang memiliki perilaku baik selama pendidikan tahap Dhasbara.

Selain Fauzi, empat siswa bintara lain yang mendapat penghargaan yakni Laode Muhammad Sadam Kenedi, predikat terbaik aspek akademik. Muhammad Ichsan, predikat terbaik aspek kesehatan jasmani. Muhammas Biyan Togala, terbaik aspek mental kepribadian.

Kepala Sekolah Polisi Negara atau Ka SPN Polda Sultra, Kombes Pol Arri Vaviriyantho, mengatakan, tahapan dhasbara ini untuk membentukan dasar kebhayangkaraan yang sebelumnya berstatus sipil.

"Kemudian dari pemantauan itu selama 50 hari, kami memberikan penghargaan. Penghargaan ini murni tanpa adanya setting-an dengan melihat aspek dan kriteria para siswa," jelas Arri, Senin (11/9/2023).

Tahapan pendidikan itu diikuti selama 50 hari pascalulus penerimaan bintara Polda Sulawesi Tenggara gelombang II tahun 2023. Sebelumnya, sebanyak 267 orang siswa yang lulus penerimaan seleksi bintara kepolisian tahun 2023.

Empat Tahun, Pelaku Penembakan Tidak Terungkap

Aksi demonstrasi mahasiswa UHO menuntut pengungkapan kasus mahasiswa korban tertembak polisi di Kendari.
Ahmad Fauzi, adik mahasiswa korban penembakan polisi di Kendari bernama Yusuf Kardawi, lolos menjadi anggota polisi.

Sejak 2019, pelaku penembakan dua orang mahasiswa asal Kota Kendari, belum terungkap. Keduanya yakni La Randi dan Yusuf Kardawi.

La Randi diketahui tertembak pada bagian dada kiri tembus ke dada kanan. Beberapa jam kemudian, tim dokter RSUD Bahteramas Sulawesi Tenggara menyatakan La Randi meninggal.

Sedangkan Yusuf Kardawi, dinyatakan meninggal keesokan harinya, Jumat (27/9/2019). Dia tertembak pada bagian kepala dan kehabisan banyak darah di rumah sakit yang sama.

Hingga saat ini, pelaku penembakan Yusuf Kardawi belum terungkap. Polisi mengatakan, sedang mengumpulkan alat bukti. Kabid Humas Polda Tenggara, Kombes Pol Ferry Walintukan mengatakan, saat ini pihaknya tidak berhenti mengumpulkan informasi baru.

"Sampai hari ini, kami belum menemukan alat bukti terkait penembakan Yusuf Kardawi, namun polisi tdak menutup diri secara institusi jika ditemukan fakta atau bukti baru," ujar ferry Walintukan.

Terkait lolosnya adik Yusuf Kardawi menjadi anggota polisi, dia mengatakan karena memang yang bersangkutan memenuhi kriteria. Kata Ferry, adik Yusuf Kardawi memenuhi kemampuan fisik dan akademik kstegori baik.

"Kami hanya membantu mendorong, sisanya memang perjuangan Ahmad Fauzi sendiri," ujar kabid Humas.

Pihak Mahasiswa UHO, melalui Ketua BEM FISIP UHO Ikbal Rahmawan, mengatakan, mahasiswa UHO akan terus mencari keadilan atas tewasnya mahasiswa UHO saat demonstrasi 26 September 2019.

"Kami akan terus bergerak, menuntut penegak hukum mengungkap bukti-bukti yang ada terkait penembakan Yusuf Kardawi," ujar Ikbal Rahmawan. Rencananya, mahasiswa UHO akan berdemonstrasi Selasa (26/9/2023). Aksi ini sebagai peringatan tewasnya dua orang mahasiswa UHO dan belum ditemukannya otak pelaku penembakan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya