Ini 4 Rekomendasi Badan Geologi Usai Gempa Magnitudo 5,4 di Sukabumi

Badan Geologi merekomendasikan bangunan di Kabupaten serta Kota Sukabumi dan Cianjur harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi

oleh Arie Nugraha diperbarui 03 Okt 2023, 08:00 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2023, 08:00 WIB
Gempa Banten
Gempa magnitudo 5,5 mengguncang Banten, Jumat (4/2/2022). Lindu terjadi pada pukul 17.10 WIB.

Liputan6.com, Bandung - Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menerbitkan 4 poin rekomendasi usai terjadinya lindu berkekuatan M5,4 di Kota Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (1/10/2023) pukul 11.00 WIB.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), melansir lokasi pusat gempa bumi terletak di darat pada koordinat 106,6 BT dan 7,26 LS, berjarak sekitar 30,87 km tenggara kota Pelabuhan Ratu dan 51,81 km barat daya kota Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, dengan magnitudo M5,4 pada kedalaman 88 km.

Menurut Plt Kepala Badan Geologi Kemneterian ESDM, Mohammad Wafid, rekomendasi pertama masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan.

"Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami," ujar Wafid dalam keterangan resminya, Bandung, Minggu, 1 Oktober 2023.

Wafid menyarankan bagi penduduk yang rumahnya mengalami kerusakan agar mengungsi ke tempat aman.

Selain itu, otoritasnya juga merekomendasikan bangunan di Kabupaten serta Kota Sukabumi dan Cianjur harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari risiko kerusakan.

Bangunan yang tahan gempa itu, lokasinya sebut samting harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi.

"Oleh karena wilayah Kabupaten Sukabumi dan Cianjur tergolong rawan gempa bumi dan tsunami, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non struktural," kata Wafid.

Wafid menerangkan kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.

Berdasarkan informasi dari The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 106,791 BT dan 6,897 LS dengan magnitudo M5,3 pada kedalaman 109,9 km.

Menurut data GeoForschungsZentrum (GFZ), Jerman, lokasi pusat gempa bumi berada pada koordinat 106,61 BT dan 7,02 LS, dengan magnitudo M5,0 pada kedalaman 118 km. 

"Lokasi pusat gempa bumi terletak di darat pada wilayah Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat," ungkap Wafid.

Sementara bedasarkan kajian Badan Geologi Kementerian ESDM, kondisi (morfologi) wilayah tersebut pada umumnya berupa dataran hingga dataran bergelombang, lembah, dan perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal.

Wilayah Kabupaten Sukabumi dan Cianjur tersusun oleh tanah keras (kelas C) hingga tanah sedang (kelas D), sebagian tersusun oleh tanah lunak (kelas E).

 

Keadaan Morfologi Sukabumi

Wilayah Sukabumi secara umum tersusun oleh batuan berumur Tersier (berupa batuan sedimen dan rombakan gunung api) dan endapan Kuarter berupa aluvial sungai, aluvial pantai dan batuan rombakan gunung api muda (breksi gunung api, lava, tuff).

"Sebagian batuan berumur Tersier dan batuan rombakan gunung api muda tersebut telah mengalami pelapukan," terang Wafid.

Endapan Kuarter dan batuan yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.

Selain itu pada morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan, berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.

Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman, dan data mekanisme sumber dari BMKG, maka kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas penunjaman (subduksi) atau disebut juga gempa bumi intraslab dengan mekanisme sesar naik.  

"Berdasarkan informasi dari media online dan informasi dari BPBD Kabupaten Cianjur kejadian gempa bumi tersebut telah mengakibatkan bencana berupa kerusakan bangunan, yaitu satu rumah penduduk mengalami retakan dinding di Kampung Cieurih RT 05, RW 02, Desa Datarnangka, Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi; dan satu rumah penduduk di Kampung Sangkali RT 002, RW 003 Desa Sukaraharja, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur," terang Wafid.

Menurut data BMKG, guncangan gempa bumi dirasakan di Kota Sukabumi pada skala IV MMI (Modified Mercalli Intensity), di Palabuhanratu, Cianjur, Soreang dan Sawarna dirasakan pada skala III MMI.

Sedangkan data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi.

Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi terletak di darat.

Antisipasi Gempa Bumi

Ini yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi.

Sebelum:

- Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Evaluasi dan renovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempabumi.

- Kenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.

- Belajar melakukan P3K dan alat pemadam kebakaran.

- Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempabumi.

- Atur perabotan agar menempel kuat pada dinding untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempabumi.

- Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempabumi terjadi

- Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.

- Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

- Siapkan alat yang harus ada di setiap tempat: Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.

Saat Terjadi Gempa Bumi:

- Jika Anda berada dalam bangunan: lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan, lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.

- Jika berada di luar bangunan atau area terbuka: Menghindar dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.

- Jika Anda sedang mengendarai mobil: keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.

- Jika Anda tinggal atau berada di pantai: jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.

- Jika Anda tinggal di daerah pegunungan: apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

Setelah Terjadi Gempa Bumi:

- Jika Anda berada di dalam bangunan: keluar dari bangunan tersebut dengan tertib; jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa;periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K; telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.

- Periksa lingkungan sekitar Anda: apabila terjadi kebakaran, apabila terjadi kebocoran gas, apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air, periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan.

- Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa,karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

- Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.

- Dengarkan informasi mengenai gempabumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.

- Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

- Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya