Liputan6.com, Jakarta Keringat muncul ketika tubuh kita mengalami peningkatan suhu, kelenjar keringat akan memproduksi cairan yang menguap dari permukaan kulit. Bagi tubuh, keringat berperan penting dalam menjaga kesehatan dan keseimbangan termal tubuh.
Keringat sebenarnya tidak memiliki bau. Bau yang umumnya terkait dengan keringat muncul ketika bakteri di permukaan kulit memproses komponen-komponen dalam keringat. Walaupun keringat tidak menyebabkan bau badan, tentu saja setiap orang tidak merasa percaya diri bila saat berkeringat.
Keringat berlebih menyebabkan ketiak menjadi lembab sehingga mengeluarkan aroma yang tidak enak. Rata-rata orang kemudian menggunakan deodorant untuk meminimalisir bau badan. Sebagian juga dapat membantu menghambat pertumbuhan bakteri yang menimbulkan bau tak sedap.
Advertisement
Kulit sensitif atau alergi terhadap bahan tertentu dalam deodorant kadang malah menjadi masalah baru Oleh karena itu, penting untuk memilih deodorant yang cocok dengan jenis kulit masing-masing.
Yang utama, pilih deodorant yang memiliki kinerja efektif dengan hasil yang lebih permanen daripada deodoran pada umumnya. Menurut Marketing Manager PT Modiva International Ekaputra Suhandojo yang memproduksi deodorant, produk harus teruji secara klinis mampu mengeliminasi bakteri penyebab bau, mengelola produksi kelenjar keringat serta memberikan proteksi.
"Contohnya Deorex. Berdasarkan pengalaman ternyata dapat mencegah pertumbuhan bakteri bau badan pada area tubuh yang bermasalah sehingga kulit tetap sehat, kering dan nyaman sepanjang hari," katanya.
Ditambahkan, Deorex adalah salah satu produk yang tidak mengandung bedak/krim penyebab noda pada pakaian. Juga tidak mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat menyebabkan iritasi.