Liputan6.com, Purbalingga - Dinas Pertanian (Dinpertan) Kabupaten Purbalingga menggelar gerakan pencegahan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) dengan pestisida hayati yang diaplikasikan melalui drone pertanian, bertempat di lahan tanaman padi Desa Karangsari Kecamatan Kalimanah, Kamis (23/11/23).
Kepala Bidang Perlindungan Pertanian Dinas Pertanian Purbalingga, Edy Setyanta menyampaikan, kegiatan ini merupakan kolaborasi Pemkab Purbalingga dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto. Kegiatan tersebut sebagai percontohan pengaplikasian drone pertanian kepada petani.
Advertisement
Baca Juga
"Kegiatan ini kita lakukan untuk percontohan penggunaan drone pertanian. Mudah-mudahan nanti ke depan menjadi budaya modern bagi petani kita, karena kinerja dari drone ini tentunya lebih menghemat waktu, bisa menghemat tenaga. Sehingga harapan kita pencegahan, penanggulangan, dan pemupukan tanaman padi dan yang lain itu bisa secara efektif," terangnya, dikutip dari keterangan tertulis Kominfo Purbalingga, Jumat (25/11/2023).
Dia menyebut, saat ini banyak hama wereng cokelat yang menyerang tanaman padi milik petani di Kecamatan Kalimanah. Oleh karena itu, pihaknya memilih Desa Karangsari Kecamatan Kalimanah dalam gerakan pengendalian OPT dengan drone pertanian.
"Serangan OPT wereng batang coklat ini cukup melanda terutama di wilayah Padamara dan Kalimanah. Jadi hari ini kita memberikan percontohan pencegahan atau pengendalian penyakit atau hama tanaman menggunakan asap cair yang merupakan pestisida hayati yang sangat sangat aman bagi kesehatan kita semua," katanya.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Efisiensi Usaha Tani
Kepala KPw BI Purwokerto Rony Hartawan mengatakan dengan adanya teknologi drone ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan jumlah sumber daya manusia, biaya produksi, serta meningkatkan efisiensi usaha tani, karena selain lebih hemat waktu, hemat biaya, dapat dilakukan secara serempak dan merata dalam satu area di waktu yang bersamaan.
Dia menyebut pengoperasian drone pertanian yang berkapasitas angkut 20 liter tersebut selama 1 jam akan bisa menyemprot 18 hektar lahan pertanian.
"Satu jam 18 hektar, jadi fokusnya lebih kepada meningkatkan produksi. Dengan adanya ketersediaan produksi akan menjaga kestabilan harga. Dari situlah kenapa BI turun untuk menjaga inflasi dari sisi supply produksi dari barang-barang pertanian," ungkapnya.
Selain itu, diharapkan juga dapat menarik minat generasi muda untuk masuk ke usaha pertanian, karena saat ini jumlah petani muda relatif masih sedikit dikarenakan usaha pertanian masih dirasa kurang bergengsi dibanding usaha yang lain. Pada Kesempatan tersebut KPw BI Purwokerto juga memberikan bantuan mesin pompa air senilai seratus juta rupiah kepada Gapoktan Catur Manunggal.
Â
Advertisement
Terknologi Kekinian
"Ini menjadi penting karena dalam jangka panjang sekarang petani kita sudah banyak yang berumur, dan apakah pertanian menjadi sesuatu yang menarik buat generasi milenial dan generasi z. Dengan teknologi seperti ini akan memancing bagaimana motivasi teman teman, anak anak muda untuk mulai bermain di pertanian karena pertanian penting buat ketahanan pangan," lanjut Rony.
Sementara itu Plt Asisten Ekonomi Pembangunan Sekda Purbalingga, Mukodam, mengatakan pengaplikasian drone pertanian bisa menjadi salah satu solusi bagi para petani untuk pengendalian hama dengan teknologi kekinian. Dia menyampaikan drone tersebut akan dikelola oleh Dinpertan Purbalingga, dan dapat dimanfaatkan oleh petani yang membutuhkan.
"Ini fungsinya sangat banyak, untuk pengendalian hama, untuk pemupukan, untuk pemetaan. Jadi sekarang basis datanya adalah basis peta digital atau poligon dengan drone ini bisa dimanfaatkan untuk pemetaan lahan kita, jaringan irigasi pun bisa dipetakan dengan drone agar kita nanti bisa punya data yang akurat real di lapangan. Teknologi akan terus berkembang sesuai kebutuhan tinggal bagaimana kita bisa mengikuti dengan arif dan bijaksana," ungkapnya.