Liputan6.com, Yogyakarta - Film Napoleon mulai tayang Rabu (29/11/2023) di bioskop Indonesia. Film ini menceritakan kisah hidup penguasa Prancis di abad 19-an.
Meski menceritakan kisah hidup Napoleon Bonaparte, film ini bukanlah film sejarah atau dokumenter, melainkan biopik. Sang sutradara Ridley Scott dan penulis skenario David Scarpa menggarap film Napoleon sebagai film Hollywood pada umumnya.
Napoleon yang diperankan oleh Joaquin Phoenix digambarkan sebagai karakter jenderal yang eksentrik. Menariknya, banyak adegan bersejarah yang masuk kedalam film, seperti kisah Napoleon menembakan meriam ke puncak Piramida Giza.
Advertisement
Baca Juga
Lalu, apakah adegan sejarah dalam film tersebut benar? Dikutip dari berbagai sumber, berikut fakta sejarah film Napoleon Bonaparte.
1. Hukuman Ratu Marie Antoinette
Pada awal film Napoleon, Napoleon Bonaparte menyaksikan eksekusi pemenggalan Ratu Prancis, Marie Antoinette. Meski fakta sejarah memang mencatat Marie Antoinette dieksekusi mati sebagai bagian dari Revolusi Prancis.
Sebenarnya, Napoleon Bonaparte tidak menyaksikan eksekusi dari sang ratu. Ketika peristiwa eksekusi itu terjadi, ia sedang berada di Touloun.
Napoleon berada di Touloun untuk merebut benteng yang dikuasai Inggris, seperti yang ditampilkan pada adegan berikutnya dalam film. Serangan di Touloun ini yang juga mulai menaikkan nama Napoleon di jajaran militer Prancis.
Pendudukan Prancis di Mesir
2. Pendudukan Prancis di Mesir
Salah satu adegan ikonik dalam film ialah ketika Napoleon menembakkan meriam ke puncak Piramida Giza. Sejarah mencatat Napoleon dan pasukannya memang melakukan kampanye ke Mesir dan Suriah periode 1798 hingga 1801.
Namun, peristiwa Napoleon menembakkan meriam tidak sesungguhnya terjadi. Napoleon sangat menghormati Sfinks (sphinx) dan piramida.
Bahkan, ia menggunakan kedua monumen bersejarah tersebut untuk memotivasi pasukannya, sehingga tidak mungkin dengan sengaja ingin menghancurkannya.
Dalam film Napoleon juga pulang ke Prancis karena mendengar kabar perselingkuhan istrinya, Josephine. Meski perselingkuhan itu benar-benar terjadi, tetapi Prancis menarik diri dari Mesir karena kekurangan pasokan.
3. Perceraian Josephine
Salah satu inti cerita dari Napoleon adalah romansa antara Napoleon Bonaparte dan Josephine (Vanessa Kirby). Chemistry antara Phoenix dan Kirby ditampilkan secara pas, menciptakan kesan bahwa keduanya tidak cocok satu sama lain tetapi saling membutuhkan.
Dalam film, dikisahkan keduanya bercerai lantaran Josephine tidak bisa menghasilkan keturunan untuk Napoleon. Bahkan, adegan dramatisasi menampilkan Napoleon menampar Josephine.
Sejarah mencatat keduanya memang saling mencintai, sehingga adegan penamparan itu dipastikan tidak terjadi. Keduanya juga memiliki hubungan yang baik dan masih terlibat asmara hingga kematian Josephine, seperti ditampilkan dalam film.
Â
Advertisement
Sangat Mencintai Sang Istri
4. Napoleon Sangat Mencintai Sang Istri
Josephine menjadi salah satu dari kata-kata terakhir yang diucapkan Napoleon sebelum meninggal, selain militer, dan Prancis. Josephine meninggal pada 10 Januari 1810, saat Napoleon diasingkan di Pulau Elba.
Bukan ketika dirinya baru tiba di Prancis setelah kabur dari pengasingan seperti dalam film. Napoleon mendengar kabar kematian Josephine saat masih berada di Pulau Elba.
Napoelon bahkan sempat mengurung diri hingga dua hari setelah mendengar kabar duka itu.
5. Kemampuan Perang Napoleon
Film Napoleon mampu menggambarkan adegan perang secara detail dan menawan, sesuai dengan ciri sang sutradara dalam film-film sebelumnya. Meski demikian, tak sepenuhnya adegan perang sesuai dengan fakta sejarah.
Misalnya perang di Austerlitz, film ini menampilkan Napoleon menjebak pasukan Austria dan Rusia ke kolam es. Ia menenggelamkan mereka dengan tembakan meriam.
Hal ini sering dianggap sebagai salah satu bualan yang tidak sesuai dengan fakta sebenarnya. Pasukan Napoleon memang menang dalam perang tersebut, sekaligus menghasilkan Perjanjian Pressburg antara Napoleon Bonaparte dengan Kaisar Francis II dari Austria.
6. Kekalahan Napoleon
Perang di Waterloo 18 Juni 1815 menjadi akhir dari peperangan era Napoleon. Kekalahan pasukan Napoleon dari Inggris dan Jerman membuat dirinya diasingkan ke Saint Helena.
Dalam film ditampilkan Napoleon bertemu tatap muka dengan Duke of Wellington (pemimpin pasukan Inggris) pada sebuah kapal. Dalam fakta sejarah yang sebenarnya, mereka tidak pernah bertemu sama sekali.
Sejarawan juga meragukan Napoleon yang terjun langsung memimpin pasukan berkuda dalam perang di Waterloo.