Soal Stunting, Sukur Nababan: Tak Bisa Selesai dengan Minum Susu

Permasalahan stunting pada balita dan anak-anak, bukan hanya bicara kekurangan gizi. Masalahnya, kata dia, lebih kompleks daripada itu, yakni tentang kerusakan gizi yang kemudian menghambat pertumbuhan fisik dan otak anak

oleh Bam Sinulingga diperbarui 22 Des 2023, 22:12 WIB
Diterbitkan 22 Des 2023, 22:11 WIB
Ketua Bidang Keanggotaan dan Organisasi DPP PDIP Sukur Nababan. (Liputan6.com/Bam Sinulingga)
Ketua Bidang Keanggotaan dan Organisasi DPP PDIP Sukur Nababan. (Liputan6.com/Bam Sinulingga)

Liputan6.com, Bekasi - Ketua Bidang Keanggotaan dan Organisasi DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Sukur Nababan menegaskan permasalahan stunting di Indonesia tak bisa diselesaikan hanya dengan minum susu.

Menurutnya, permasalahan stunting pada balita dan anak-anak, bukan hanya bicara kekurangan gizi. Masalahnya, kata dia, lebih kompleks daripada itu, yakni tentang kerusakan gizi yang kemudian menghambat pertumbuhan fisik dan otak anak.

"Jadi kalau kita sudah bicara stunting, itu kekurangan gizi berat yang menyebabkan perkembangan otak anak dan pertumbuhan fisiknya terkendala. Jadi itu tidak bisa diselesaikan dengan satu gelas susu," katanya saat dikonfirmasi, Jumat (22/12/2023).

Sukur berujar, pemberian susu hanya sesuai untuk penanganan kekurangan gizi jangka pendek yang tidak terlalu berdampak pada tumbuh kembang anak.

"Kecuali kurang gizi karena satu dua bulan kekurangan makan, nah itu bisa dengan segelas susu, makanan yang cukup. Tapi kalau udah stunting itu udah kerusakan, jadi perlu penanganan medical yang intens," paparnya.

Minum susu dan makan siang gratis diketahui merupakan program paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Program ini rencananya akan dilakukan di sekolah-sekolah, mulai dari jenjang pra sekolah hingga SMA serta pesantren.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Penurunan Stunting Program Nasional

Pemerintah sendiri menjadikan percepatan penurunan stunting sebagai salah satu program prioritas nasional. Program ini menargetkan penurunan angka stunting menjadi 14 persen pada 2024.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin sebelumnya juga telah meluncurkan program Gerakan Anak Sehat yang mengusung tema "Bersama Cegah Stunting" untuk memicu gerakan masyarakat agar turut serta mencegah anak-anak mengalami stunting.

Program ini dilakukan dengan memberikan makan tambahan bagi balita dengan berat badan yang tidak ada kenaikan pada penimbangan dua kali berturut-turut (balita T), balita berat badan kurang (underweight) dan balita gizi kurang yang mendapatkan makanan tambahan berbahan pangan lokal yang kaya protein seperti telur, daging dan ikan.

Pencegahan juga dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan keluarga dalam praktik pemberian makan bergizi seimbang serta pemantauan tumbuh kembang balita.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya