Liputan6.com, Yogyakarta - Bima Perkasa Jogja (BPJ) kembali menelan pil pahit di ajang Indonesian Basketball League (IBL) 2024. Mereka ditekuk Rajawali Medan 52-76 di GOR Pancasila UGM, Minggu (21/1/2024) malam, setelah sehari sebelumnya, dilumat Dewa United dengan skor 39-86.
Tambahan dua kekalahan beruntun di kandang ini menambah rentetan buruk performa tim asuhan Predrag Lukic, dengan total tiga kekalahan di awal musim. Hasil ini pun membuat Bima Perkasa Jogja masih tertahan di peringkat 11 dengan perolehan 3 poin.
Sedangkan Rajawali Medan naik ke peringkat 2 dengan total 6 poin dari tiga laga yang telah dilakoni.
Advertisement
Baca Juga
"Kami harus lebih fight lagi ke depannya. Tidak ada jalan yang mudah untuk bikin tim baru ini lebih baik setiap harinya tetapi harus kita lakukan. Harus diperbaiki terus dan seharusnya lebih fight," ujar pemain Bima Perkasa Jogja Feliciano Perez Neto.
Satu hal menarik dalam laga kemarin Bima Perkasa menurunkan banyak pemain-pemain muda. Meski demikian, mereka tak patah arang saat digempur habis-habisan.
Bahkan menurut Neto, para pemain muda memang harus memiliki keinginan yang kuat agar terus bangkit meski terpuruk beberapa kali. Itu pun yang ia lakukan saat pertama kali debut di basket profesional.
Katanya baik di olahraga beregu maupun perorangan, harus berlatih keras dan bertempur habis-habisan dengan realita jika ingin sukses termasuk menelan kekalahan dalam pertandingan.
"Saya datang dari tempat yang untuk bertahan hidup saja sulit. Kami harus bertarung agar bisa hidup. Di olahraga semuanya harus dilakukan dengan kerja keras dan kita sebenarnya harus lebih beringas lagi tetapi inilah proses yang harus tim ini lewati," kata Neto.
Â
Melawat ke Surabaya
Bima Perkasa Jogja akan melawat ke Surabaya akhir pekan nanti. Mereka sudah ditunggu Pacific Caesar. Predrag Lukic langsung menggeber latihan persiapan Senin (22/1/2024).
Sang pelatih ingin para pemainnya lebih siap saat laga tandang. Menurutnya tiga kekalahan beruntun itu adalah proses yang harus dilewati untuk membangun skuad yang lebih baik.
Sejak awal, manajemen dan tim pelatih memang mencoba mengokohkan dasar organisasi lalu membangun tim untuk jangka panjang. Proses yang harus mereka jalani tidak mudah tetapi seluruh elemen dalam tubuh satu-satunya wakil Yogyakarta di IBL 2024 ini satu misi, bahwa tidak ada tim hebat yang dibangun dalam satu musim dan terus bekerja keras menuju orbit.
"Dan tiap prosesnya pasti cukup terjal. Pertandingan demi pertandingan tidak hanya akan mendewasakan kami tetapi juga membentuk mentalitas yang berguna untuk jangka panjang secara keseluruhan. Oleh karena itu kami menikmati tiap prosesnya di dalam dan luar lapangan dengan catatan kerja keras," ucap Predrag Lukic.
Tim Bima Perkasa Jogja saat ini layaknya Manchester Untied era Sir Alex Ferguson saat membangun tim muda pada medio 90-an. Era itu disebut juga dengan Class of 92, mereka melalui jalanan terjal dengan para pemain muda namun kemudian merasakan hasilnya pada 1999 dengan meraih treble winners.
Dengan metode yang sama, RC Lens, di Liga Prancis, juara Liga Prancis 1997/1998 bermodalkan investasi pada pemain muda macam Vladimir Smicer dan Marc Vivian Foe setelah beberapa tahun di peringkat bawah klasemen.
Di olahraga basket, reorganisasi Chicago Bulls sejak 1984 membutuhkan waktu empat tahun untuk sampai ke final wilayah. Satria Muda memakan proses selama enam tahun sejak 1993 untuk menjadi juara Kobatama di mana harus menelan pil pahit dengan terseok-seok di peringkat bawah.
Â
Â
Advertisement
Papan Klasemen IBL 2024
1. Bali United | 7 poin
2. Rajawali Meda | 6 poin
3. Satria Muda | 6 poin
4. Pelita Jaya | 5 poin
5. Tangerang Hawk | 5 poin
6. Dewa United | 4 poin
7. RANS Simba Bogor | 4 poin
8. Amartha Hangtuah | 3 poin
9 . Prawira Bandung | 3 poin
10. Borneo Hornbils | 3 poin
11. Bima Perkasa Jogja | 3 poin
12. Pacific Caesar | 2 poin
13. Satya Wacana Salatiga | 2 poin
14. Ksatria Bengawan | 1 poin
Â
Penulis: Taufiq Syarifudin