Tradisi Balimau Kasai, Cara Masyarakat Kampar Menyambut Ramadan

ukan tradisi biasa, masyarakat Kampar melakukn tradisi ini dengan dilengkapi berbagai kesenian tradisional, seperti kesenian talempang atau organ tunggal dengan lantunan lagu Ocu.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 24 Feb 2024, 11:00 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2024, 11:00 WIB
Dari Tradisi Balimau Kasai HIngga Tradisi Tawur Banyu
Jelang memasuki bulan puasa warga pelalawan, Riau menggelar tradisi mandi Balimau Kasai.

Liputan6.com, Riau - Menjelang Ramadan, masyarakat di Kabupten Kampar, Riau, memiliki tradisi unik bernama balimau kasai. Umumnya, trdisi ini digelar sehari sebelum Ramadan.

Mengutip dari berbagai sumber, balimau kasai dimaknai sebagai luapan gembira sekaligus simbol penyucian diri untuk menyambut bulan suci Ramadan. Selain di Kabupaten Kampar, tradisi ini sebenarnya juga berkembang di berbagai daerah lain dengan versi berbeda.

Adapun balimau kasai bagi masyarakat Kampar menjadi sebuah tradisi sakral dengan ciri khas unik. Bukan tradisi biasa, masyarakat Kampar melakukn tradisi ini dengan dilengkapi berbagai kesenian tradisional, seperti kesenian talempang atau organ tunggal dengan lantunan lagu Ocu.

Nama balimau kasai berasal dari kata balimau dan kasai. Balimau berarti mandi dengan air yang dicampur limau, sedangkan kasai adalah wangi-wangian.

Sesuai namanya, tradisi di Kampar Riau ini dilakukan dengan mandi sebagai bentuk menyucikan diri sebelum menjalani ibadah Ramadan. Masyarakat setempat menggunakan limau kasai sebagai sampo untuk keramas.

Selanjutnya, masyarakat berbondong-bondong menuju aliran Sungai Kampar, Riau, untuk melaksanakan tradisi ini. Selain menjalani tradisi, di sana juga digelar berbagai atraksi seni menarik.

Sebelum memulai tradisi, masyarakat Riau memerlukan beberapa bahan, seperti limau purut atau nipis, lengkuas, serta serai. Bahan-bahan tersebut direbus hingga kulit jeruk bisa hancur saat diremas. Adapun untuk kasainya terbagi menjadi dua jenis, yaitu kasai kering yang berwarna kuning dan kasai basah berwarna putih.

Tradisi balimau kasai juga kerap diisi dengan berbagai kegiatan menarik, seperti panjat pinang hingga pacu sampan. Hingga kini, tradisi balimau kasai masih terus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat setempat sebagai upaya menyambut kesucian Ramadan.

(Resla)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya