Riau Pernah Punya Mata Uang Sendiri, Masih Tersimpan di Museum Bank Indonesia

Bank Indonesia pada masa konfrontasi (1963-1965), ternyata pernah mengeluarkan mata uang khusus untuk wilayah Riau.

oleh Ajang Nurdin diperbarui 18 Nov 2023, 00:00 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2023, 00:00 WIB
Uang Kepri
Bank Indonesia pada masa konfrontasi (1963-1965), ternyata pernah mengeluarkan mata uang khusus untuk wilayah Riau. (Liputan6.com/ Ajang Nurdin)

 

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia pada masa konfrontasi (1963-1965), ternyata pernah mengeluarkan mata uang khusus untuk Kepulauan Riau, yang dahulu Provinsi Riau. Bukan tanpa sebab, hal itu dilakukan karena masih banyak orang Indonesia yang menggunakan mata uang asing, mengingat secara geografis lokasi mereka berdekatan dengan Singapura dan Malaysia.

"Fungsinya untuk mengendalikan dolar," kata Krisno, Edukator Museum Bank Indonesia saat menjelaskan ke pengunjung di Museum BI, Jakarta, Kamis (16/11/23), sambil mengingatkan bahwa uang bukan hanya sekadar alat tukar ekonomi tapi juga menjadi simbol kedaulatan suatu negara. 

Fisik uang rupiah Kepulauan Riau atau yang biasa disebut KRRp itu kini masih tersimpan rapi di Museum Bank Indonesia. 

Sebagai koleksi penting, mata uang ini menyimpan cerita tentang peranannya dalam mengatasi penggunaan dolar di Malaysia dan di wilayah Kepulauan Riau pada Oktober 1963-1964.

Salah satu koleksi yang bisa dilihat adalah pecahan uang 1 KRRp berwarna merah, bergambar Presiden Soekarno dan seorang penari yang menggambarkan kebudayaan Indonesia.

 

"Pada 1 Juli 1964, KRRp ditarik dari peredaran, digantikan oleh uang yang berlaku umum di seluruh wilayah Republik Indonesia, kecuali di Irian Barat," kata Krisno.

 

Tentang Museum Bank Indonesia

Bangunan Museum Bank Indonesia yang berlokasi di Jalan Pintu Besar Utara No 3, Jakarta Barat merupakan area bekas gedung Bank Indonesia Kota, bangunan cagar budaya peninggalan De Javasche Bank yang dibangun pertama kali pada 1828.

Pada 1625, di tempat ini pernah dibangun sebuah gereja sederhana untuk umat Protestan. Pada 1628, gereja ini dibongkar karena digunakan untuk tempat meriam besar ketika puluhan ribu tentara Sultan Agung menyerang Batavia untuk pertama kali.

Museum Bank Indonesia menyajikan informasi detail tentang mata uang Indonesia, dalam perjalanan sejarah bangsa yang dimulai sejak sebelum kedatangan bangsa barat di Nusantara hingga terbentuknya Bank Indonesia pada 1953. 

Penyajiannya dikemas sedemikian rupa dengan memanfaatkan teknologi modern dan multi media, seperti display elektronik, panel statik, televisi plasma, dan diorama sehingga menciptakan kenyamanan pengunjung dalam menikmati Museum Bank Indonesia.

Selain itu terdapat pula fakta dan koleksi benda bersejarah pada masa sebelum terbentuknya Bank Indonesia, seperti pada masa kerajaan-kerajaan Nusantara, antara lain berupa koleksi uang numismatik yang ditampilkan juga secara menarik.

Peresmian Museum Bank Indonesia dilakukan melalui dua tahap, yaitu peresmian tahap I dan mulai dibuka untuk masyarakat (soft opening) pada tanggal 15 Desember 2006 oleh Gubernur Bank Indonesia saat itu, Burhanuddin Abdullah, dan peresmian tahap II (grand opening) oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, pada tanggal 21 Juli 2009.

Museum Bank Indonesia buka setiap hari kecuali Senin dan hari libur nasional.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya