Penjelasan BMKG Soal Angin Puting Beliung di Wilayah Pegunungan Kertasari

Angin puting beliung memang sangat mungkin terjadi di dataran yang cenderung rendah maupun tinggi.

oleh Dikdik Ripaldi diperbarui 25 Feb 2024, 03:00 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2024, 03:00 WIB
angin kencang kertasari bandung
Kerusakan rumah warga setelah angin kencang melanda Kampung Citawa, Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Sabtu, 24 Februari 2024. (Dok. Istimewa)

Liputan6.com, Bandung - Angin puting beliung kembali menerjang wilayah Kabupaten Bandung. Setelah terjadi di wilayah yang cenderung rendah yakni Kecamatan Rancaekek, kini angin kencang melanda daerah pegunungan di Kertasari.

Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung, Teguh Rayahu menjelaskan, angin puting beliung memang sangat mungkin terjadi di dataran yang cenderung rendah maupun tinggi.

Kejadian puting beliung, katanya, tidak bergantung pada topografi. "Kejadian puting beliung tidak bergantung dengan terrain atau topografi," jelasnya secara tertulis, Sabtu, 24 Februari 2024.

Menurut Teguh Rahayu, kejadian puting beliung di Kertasari kemungkinan besar dipicu dua faktor yakni labilitas atmosfer tinggi dan tren penurunan tekanan yang besar.

"Kalau yang terlihat dari video, PB (puting beliung) yang terjadi memang bersumber di wilayah pegunungan atau dataran tinggi, dan kemungkinan besar disebabkan oleh dua hal, labilitas atmosfer tinggi dan tren penurunan tekanan yang besar," katanya.

Meski demikian, Teguh Rahayu berpendapat bahwa kejadian puting beliung lebih sering terjadi di kawasan rendah atau terbuka.

"Jadi pertumbuhan PB bisa terjadi baik di dataran rendah ataupun terrain pegunungan, walaupun kejadian PB di terrain pegunungan jauh lebih langka dibandingkan di kawasan dataran terbuka," jelasnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

4 Kecamatan dalam Sepekan

Kurang dari sepekan, empat kecamatan di Kabupaten Bandung diterjang angin puting beliung. Pemerintah kabupaten pun kini menetapkan status tanggap bencana.

Pada Rabu, 21 Februari 2024, angin kencang dirasakan di tiga kecamatan sekaligus yakni Kecamatan Cicalengka, Rancaekek, dan Cileuyi.

Catatan Pemerintah Kabupaten Bandung, per tanggal 23 Februari 2024, ada sebanyak 568 rumah rusak, meliputi kategori ringan, sedang hingga berat. Berdampak pada sekitar 498 keluarga atau lebih 1.826 jiwa.

Kecamatan Rancaekek disebut menjadi kecamatan yang terdampak paling parah. Kerusakan rumah lebih dari 200 rumah.

Selang tiga hari, angin puting beliung menerjang Kecamatan Kertasari, tepatnya di Kampung Citawa, Desa Tarumajaya, Sabtu, 24 Februari 2024, sore sekitar pukul 15.00 WIB.

Berdasarkan laporan yang diterima Liputan6.com, sekitar pukul 16.00 WIB, sedikitnya 16 rumah rusak. Tak ada korban jiwa dalam bencana tersebut.

Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung, Cakra Amiyana menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Bandung menetapkan status tanggap darurat tersebut melalui Surat Keputusan (SK) bupati.

Cakra menerangkan, status tersebut akan berlaku selama dua pekan. "Sehingga dengan SK ini jadi satu pedoman. Diberlakukan selama 14 hari," katanya kepada awak media di Posko Penanganan Darurat Bencana Puting Beliung, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jumat, 23 Februari 2024.

Dengan penerbitan SK tersebut, kata Cakra, penanganan terhadap korban dapat langsung menggunakan dana bersumber dari anggaran Biaya Tidak Terduga (BTT).

"Penanganan korban bisa langsung mengunakan dana dari BTT," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya