Tanggul Sungai Cikapundung Kolot Jebol dan Banjir di Bojongsoang

Tanggul penahan di bibir Sungai Cikapundung Kolot jebol dan terjadi banjir di Bojongsoang, Kabupaten Bandung. Bupati Bandung, Dadang Supriatna berjanji pihaknya segera lakukan perbaikan.

oleh Dikdik Ripaldi Diperbarui 03 Mar 2025, 20:53 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2025, 20:52 WIB
bupati bandung dadang supriatna
Para pekerja memperbaiki tanggul jebol di Sungai Cikapundung Kolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Senin, 3 Maret 2025. (Dok. Pemkab Bandung)... Selengkapnya

Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung berjanji segera memperbaiki tanggul penahan atau kirmir di bibir Sungai Cikapundung Kolot, Desa Bojongsoang, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung yang jebol akibat hujan deras pada Minggu, 2 Maret 2025.

Bupati Bandung, Dadang Supriatna mengatakan perbaikan tanggul sepanjang 40 meter dan tinggi 2 meter tersebut akan dilakukan dengan melibatkan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum.

"Untuk perbaikan tanggul maupun pembangunannya dikerjakan oleh BBWS Citarum. Untuk jembatan yang tentunya perlu kita diperbaiki, mungkin nanti kita akan menggunakan APBD Kabupaten Bandung. Kita juga akan usulkan ke BNPB dalam rangka penanggulangan bencana, baik pasca dan juga berkelanjutan. Insya Allah ini kita akan secara cepat kita tanggulangi dan kita tangani," katanya dalam keterangan tertulis, dikutip pada Senin, 3 Maret 2025.

Menurutnya, persoalan banjir tidak hanya disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, tapi juga lantaran adanya endapan sampah dari wilayah Kota Bandung. Pihaknya pun, klaim Dadang, sempat berkumpul dengan sejumlah kepala daerah untuk membahas terkait aglomerasi.

"Tentu saja Pak Gubernur bisa menjadikan koordinator antardaerah yang harus dikomunikasikan. Insya Allah kami sudah berbicara dengan Pak Wali Kota Bandung yang tentunya akan dibahas secara detail, tetapi tidak hanya sebatas wacana. Saya tidak mau hanya wacana, saya tidak mau," ujarnya.

Sementara itu, Kepala BBWS Citarum, Mochammad Dian Alma'ruf menjelaskan banjir di wilayah Bojongsoang dan Dayeuhkolot terjadi karena kapasitas Sungai Cikapundung Kolot yang tidak lagi mampu menampung aliran air.

"Debit yang terjadi itu 414 kubik, sementara kapasitas sungai 267 kubik. Belum lagi di ujung ketemu dengan Sungai Cikapundung Kota tidak bisa langsung masuk, backwater dulu. Backwater ini yang menyebabkan banyaknya tekanan sehingga bangunan roboh," tuturnya.

Bangunan tanggul tersebut, kata dia, mulanya dirancang sepanjang 2 kilometer. Namun, keterbatasan anggaran pada 2020 menyebabkan pembangunan tanggul belum rampung dikerjakan.

"Ini rencana kami akan mulai diusulkan lagi. Mudah-mudahan tahun depan tidak seperti tahun ini. Jadi kembali ke postur anggaran di Kementerian PU (Pekerjaan Umum) lebih longgar. Kalau tahun ini terjadi efisiensi anggaran, sehingga berdampak pada pengefisienan kegiatan infrastruktur," ucapnya.

Saat ini, pihaknya pun tengah berupaya untuk menangani perbaikan darurat dengan memasang geobag untuk sementara.

"Nanti geobag dari ujung yang rontok sampai ke sana ujungnya lagi, baru kita setelah ini terpasang geobag sebagai pondasi, kita akan pasang lagi sampai ke atas setinggi tanggul. Jadi memang ini belum selesai sampai ke sana. Kita amankan dulu yang roboh ini," imbuhnya.

Adapun untuk langkah ke depannya, Dian mengatakan pihaknya akan mengusulkan pembangunan tanggul sungai sepanjang 2,1 kilometer.

"Memang sudah dihitung backwater-nya dari ujung pertemuan Citarum dengan Cikapundung Kolot, dan Cikapundung Kolot itu sepanjang 2,1 kilometer. Itu memang harus ditinggikan tanggulnya, kita coba usulkan tahun depan mudah-mudahan longgar," ucapnya.

 

Penulis: Arby Salim

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya