Mengintip Stok Beras Kota Bandung Selama Ramadan, Apakah Aman?

Di Kota Bandung kebutuhan penyaluran bantuan beras sebanyak 1.000 ton.

oleh Dikdik Ripaldi diperbarui 07 Mar 2024, 21:00 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2024, 21:00 WIB
Imbas Kenaikan BBM, Harga Beras Ikut Merangkak Naik
Warga saat membeli beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Kamis (8/9/2022). Kenaikan harga BBM bersubsidi berdampak pada melonjaknya harga beras di Pasar Induk Cipinang hingga Rp 2.000 - Rp 3.000 per kilogram akibat bertambahnya biaya transportasi. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Bandung - Beberapa waktu lalu, warga Kota Bandung dicemaskan oleh kelangkaan dan kenaikan harga beras. Stok beras di beberapa supermarket sempat dilaporkan kosong, harganya pun melambung. Sementara, antrean warga pun mengular di sejumlah tempat yang menggelar operasi beras murah.

Kecemasan warga bisa saja terus berlanjut menjelang bulan Ramadan. Setiap bulan suci, harga dan permintaan kebutuhan pokok tersebut lazimnya mengalami kenaikan. Lantas, bagaimana ketersediaan komoditas pangan di Kota Bandung tersebut, apakah tersedia secara memadai?

Kepala Bulog Cabang Bandung, Erwin Budiana mengklaim, ketersediaan beras di Kota Bandung menjelang bulan Ramadan dinilai aman. Bahkan stok di gudang Bulog, katanya, dipastikan aman hingga Idulfitri nanti.

"Stok di gudang Bulog aman sampai lebaran bahkan bulan berikutnya. Karena stok Bulog itu tidak hanya di satu gudang, tapi banyak gudang," kata Erwin dalam keterangannya di Bandung, Rabu, 6 Maret 2024.

Erwin mengungkapkan, di Kota Bandung kebutuhan penyaluran bantuan beras sebanyak 1.000 ton, dan untuk beras SPHP 500-600 ton. "Itu jadi 1.600 ton, stoknya tersedia sampai satu bulan ke depan," katanya.

Ia menuturkan, untuk menyalurkannya perlu kolaborasi dengan dinas terkait dan stakeholder. Bulog bekerja sama dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian lewat operasi pasar, lalu dengan DKPP dengan kegiatan GPM (Gerakan Pasar Murah).

Bulog juga akan menghadirkan Bulog Siaga yang tersebar di sejumlah titik agar mudah dijangkau masyarakat. "Ada Bulog Siaga, di kantor atau langsung ke masyarakat. Jadi itu antisipasi," imbuhnya.

 

119 Ribu Ton Beras Jabar

Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat (Jabar) Bey Machmudin mengatakan cadangan beras yang ada saat ini mencapai 119 ribu ton menjelang Ramadan 1445 Hijriah tahun 2024 di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog).

Menurut Bey cadangan beras tersebut akan bertambah sebanyak 34 ribu ton yang berasal dari hasil panen dan bantuan Pemerintah RI. Pantauannya, harga beras saat ini terdapat penurunan harga jual yang sangat minim.

"Jadi upaya stabilisasi ini tadi saya cek beras di pasar itu Rp17 ribu-15 ribu di pedagang eceran untuk yang premium berarti yang mediumnya dibawah itu. Dan di grosir sudah mulai turun Rp200-500 per kilogram," ujar Bey dalam siaran medianya, Bandung, Selasa, 5 Maret 2024.

Bey mengatakan menjelang puncak panen raya diharapkan semua harga beras dapat teratasi karena ketersediaan yang tinggi.

Harapannya selain menurunkan harga jual beras, dengan adanya puncak panen raya diharapkan harga beras akan kembali stabil.

"Tapi kan dari puncak raya panen sampai ke pasar ada proses yang dilalui. Tidak hari ini puncak raya terus besok ke pasar ada proses yang dilalui. Tapi insyaallah akan lebih stabil menuju ke harga yang wajar," kata Bey.

Bey menerangkan salah satu pemicu naiknya harga jual sehingga produksi komoditas menurun, salah satunya padi akibat berbagai faktor diantaranya gangguan cuaca seperti El Nino dan perubahan iklim.

Siasat lainnya adalah harus ada peningkatan produktivitas, pengaturan irigasi, dan ketersediaan pupuk bagi berbagai komoditas.

"Ya kita secara keseluruhan harus diperhatikan tapi untuk beras, cadangan kita aman untuk di Jawa Barat," tegas Bey.

Sedangkan, untuk komoditas lain yang tengah meroket harganya, Bey menyebutkan akan terus menggelar operasi pasar seperti telur dan daging.

Harga telur di pasar tradisional dibanderol Rp 31 ribu-32 ribu per kilogram. Sementara, harga jual di pasar ritel dibanderol di kisaran Rp 20 ribu-30 ribu per kilogram.

"(Harga) itu kan bisa jadi pengaruh menjelang puasa juga. Tapi kita pantau terus intinya kami ingin masyarakat mendapatkan harga wajar dan kita terus menekan inflasi," tukas Bey.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya