Usai Gerombolan Monyet Liar Turun Gunung, Ada Temuan Jejak Diduga Kaki Macan di Kaki Gunung Gede

Warga digegerkan dengan penemuan jejak kaki yang diduga milik satwa liar jenis macan tutul yang terlihat di kebun milik warga.

oleh Fira Syahrin diperbarui 04 Jun 2024, 13:00 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2024, 13:00 WIB
Warga saat mengecek dugaan jejak kaki macan tutul di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi (Liputan6.com/Istimewa).
Warga saat mengecek dugaan jejak kaki macan tutul di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi (Liputan6.com/Istimewa).

Liputan6.com, Jakarta Warga Desa Langensari dan Desa Selaawi, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, dibikin was-was dengan temuan jejak kaki hewan diduga milik satwa liar jenis macan tutul

Jejak kaki yang diduga dari seekor macan itu ditemukan warga di area perkebunan, tepatnya di Kampung Pulopanggang Batukarut, Desa Langensari. Camat Sukaraja Kabupaten Sukabumi, Erry Erstanto mengatakan, meski sampai saat ini, belum mendapatkan laporan terkait adanya ternak milik warga yang menjadi mangsa hewan buas itu. 

Namun, warga yang berada di sekitaran penemuan jejak hewan buas tersebut, merasa cemas. Kondisi tanah yang gembur, membuat warga yakin jika jejak itu menunjukan keberadaan macan tutul.

“Kalau saya lihat dari laporan itu, memang cukup banyak jejak kakinya, kebetulan tanahnya juga agak sedikit gembur, jadi kelihatan jelas sekali memang patut diduga itu jejak kaki macan,” kata Erry dalam keterangannya, Senin (3/6/2024).

Erry menyebut, dugaan macan masuk permukiman ini berlokasi tak jauh dari kawasan kaki Gunung Gede. Guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat, untuk menindaklanjuti temuan tersebut.

“Sebenarnya, kami itu sudah komunikasi dengan orang BKSDA itu melalui telepon seluler. Tapi, untuk secara resminya kami juga sudah bersurat ke BKSDA itu,” jelasnya.

Hasil komunikasi dengan pihak BKSDA, kata dia, akan meninjau lokasi temuan itu dalam waktu dekat untuk melakukan pengecekan dan penelitian terkait dugaan jejak kaki macan tersebut

“Iya, itu sudah dikomunikasikan juga secara lisan atau by phone oleh Kasi Trantib, dan mungkin jawaban dari mereka Insya Allah, akan turun nanti pengecekan dalam waktu dekat. Iya, walaupun belum bisa dipastikan kapan itu dilaksanakan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, terdapat beberapa desa yang ada di wilayah Kecamatan Sukaraja, lokasinya berdekatan dengan daerah perbatasan kaki Gunung Gede. Menurutnya, sebelum penemuan yang diduga jejak kaki macan, di wilayah Desa Sukamekar, Kecamatan Sukaraja, pernah terjadi fenomena gerombolan monyet liar yang turun ke pemukiman penduduk.

“Ini harus dianalisis oleh tim ahlinya langsung yah. Karena, sudah dua tahun terakhir ini, hewan liar dari Gunung Gede itu, sering turun ke pemukiman warga. Nah, terakhir sekarang ada temuan jejak kaki macan,” ujarnya.

“Kalau dugaan kasat mata kita, kalau memang mereka turun ke area penduduk begitu, kemudian menjarah makanan, otomatis mereka lapar kan kelihatannya, kalau mereka lapar berarti di atas tidak ada makanan begitu,” sambung dia.

 

Temuan Ketiga Kali

Sebelumnya, dugaan jejak Macan Tutul (Panthera pardus melas) muncul di kebun warga. Jejak itu ditemukan tersebar di kebun milik warga yang tidak jauh dari objek wisata danau Batu Karut, Kabupaten Sukabumi.

Ketua Pemuda Kampung Pulopanggang, Yuda Ahmad Fahreza, warga menduga jejak kaki itu milik binatang buas seperti macan tutul (Panthera pardus melas). 

"Jejak-jejak kaki satwa liar pertama ditemukan Jumat pagi oleh warga yang tinggal di sekitar kebun. Diketahui pemilik kebun dan menyebar kepada warga lainnya," ujarnya, Senin (27/5/2024) lalu.

Menurut Yuda mengenai temuan jejak kaki satwa liar tersebut sudah dilaporkan kepada aparat pemerintahan. Pihaknya juga sudah berkomunikasi dengan para penggiat satwa liar agar dapat secepatnya ditangani. 

Dia mengatakan, penemuan jejak kaki satwa liar di kebun milik warga merupakan yang ketiga kalinya yang ditemukan sekitar satu bulan lalu di lahan kebun yang sama. Lalu pada sepuluh hari juga ditemukan jejak yang sama. 

"Sekarang yang ketiga kali. Namun saat yang pertama dan kedua, warga yang menemukan dan melihat tidak mengabarkan kepada warga lain. Informasinya yang pertama ukuran jejak kakinya kecil, nah yang kedua dan ketiga lebih besar," ungkapnya. 

Selain kebun, di sekitar perkebunan itu juga terdapat kandang ternak milik warga. Pihaknya berharap agar jejak-jejak kaki satwa liar ini dapat secepatnya diketahui atau teridentifikasi jenisnya. 

"Kami ingin secepatnya jenis satwanya terungkap. Bila memang benar macan tutul secepatnya ada solusi terbaik," tutupnya.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya