Asal-usul Hari Tasyrik, Hari Istimewa Usai Idul Adha

Pada Hari Tasyrik, umat Islam diperbolehkan menyembelih hewan kurbannya. Namun, umat Islam dilarang untuk berpuasa pada tiga hari tersebut.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 18 Jun 2024, 11:37 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2024, 11:37 WIB
Ilustrasi hari Tasyrik (Istimewa)
Ilustrasi hari Tasyrik (Istimewa)

Liputan6.com, Yogyakarta - Usai Iduladha, umat muslim akan menemui Hari Tasyrik selama tiga hari, yakni pada 11-13 Dzulhijjah. Ketiga hari tersebut merupakan hari istimewa yang memiliki sejumlah larangan dan anjuran.

Pada Hari Tasyrik, umat Islam diperbolehkan menyembelih hewan kurbannya. Namun, umat Islam dilarang untuk berpuasa pada tiga hari tersebut.

Mengutip dari laman mui.or.id, tasyrik atau tasyriq dalam bahasa Arab merupakan patron kata masdar dari syarraqa yang berarti matahari terbit atau menjemur sesuatu. Tasyrik juga diartikan sebagai penghadapan ke arah timur (arah sinar matahari).

Adapun Syekh Ibnu Manzur (711 H) dalam magnum opusnya Lisan al-Arab mengatakan, terdapat perbedaan pendapat ulama tentang alasan penamaan tasyrik. Pendapat pertama mengatakan bahwa penamaan tasyrik diberikan karena waktu tersebut adalah hari ketika umat Islam menjemur daging kurban untuk dibuat dendeng.

Pendapat tersebut diambil berdasarkan masa Rasulullah SAW, yakni saat belum tersedia teknologi pendingin (kulkas). Alhasil, kala itu masyarakat menyimpan daging dengan cara dijemur, sehingga dapat bertahan dalam jangka waktu lama.

Sementara itu, pendapat kedua mengatakan bahwa pelaksanaan ritual kurban dilakukan setelah matahari terbit. Pada Hari Tasyrik, setiap muslim diperbolehkan melaksanakan ibadah apapun, kecuali berpuasa.

Alasan larangan berpuasa di Hari Tasyrik didasarkan pada anjuran untuk menikmati berbagai olahan daging kurban Iduladha. Larangan ini juga tertulis dalam hadis Rasulullah SAW, "Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu anhuma, keduanya berkata: 'Tidak diperkenankan untuk berpuasa pada Hari Tasyrik kecuali bagi siapa yang tidak mendapatkan hewan kurban ketika menunaikan haji' (HR. Bukhari, no. 1859)."

 

Perbanyak Amal Ibadah

Hari Tasyrik juga disebut dengan hari untuk makan dan minum. Rasulullah SAW bersabda, "Dari Uqbah bin Amir, bahwa Rasulullah SAW bersabda: 'Hari Arafah, hari Iduladha, dan Hari Tasyrik adalah hari raya kita pemeluk agama Islam, serta merupakan hari-hari untuk makan dan minum' HR. An-Nasa’i, no. 2954).

Pada Hari Tasyrik, umat Islam juga dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah, seperti berzikir, berdoa, dan menyembelih hewan kurban. Adapun perintah untuk berkurban termaktub dalam surat Al-Kautsar ayat 2, "Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurban lah."

(Resla)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya