Manisan Buah Pala, Camilan Manis Khas Purwakarta dengan Segudang Manfaat

Sementara itu di Indonesia, buah pala konon berasal dari wilayah Kepulauan Banda, Maluku. Tinggi pohonnya bisa mencapai belasan meter.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 06 Jul 2024, 12:00 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2024, 12:00 WIB
Buah pala dan kandungan minyak di dalamnya ternyata bermanfaat untuk kesehatan.
Buah pala dan kandungan minyak di dalamnya ternyata bermanfaat untuk kesehatan. (Foto: Benedikta Desideria/Liputan6com)

Liputan6.com, Yogyakarta - Manisan buah pala merupakan salah satu camilan khas Purwakarta yang sudah dikenal di berbagai daerah. Bagi yang ingin berburu manisan ini bisa berkunjung ke Desa atau Kecamatan Wanayasa yang terletak 25 km dari pusat kota Purwakarta ke arah Ciater.

Mengutip dari purwakartakab.go.id, buah pala sudah banyak diolah menjadi berbagai sajian. Masyarakat Eropa mengolah buah pala menjadi minuman penghangat badan yang biasanya diminum ketika musim dingin tiba.

Buah pala dalam bahasa India dikenal dengan sebutan jadikeir, sedangkan dalam bahasa China disebut loahau. Tanaman ini umumnya bisa menghasilkan buah setelah berumur tujuh tahun.

Sementara itu di Indonesia, buah pala konon berasal dari wilayah Kepulauan Banda, Maluku. Tinggi pohonnya bisa mencapai belasan meter.

Pada saat tertentu, bunga tanaman ini akan terlihat di setiap ujung ranting. Kelak, bunga tersebut akan tumbuh menjadi buah.

Buah pala umumnya berwarna hijau kekuningan. Daging buahnya berwarna putih, tebal, dan terasa getir karena mengandung banyak getah. Tanaman ini umumnya dibudidayakan di wilayah perbukitan.

Masyarakat Purwakarta tak hanya memanfaatkan buah pala untuk diambil bijinya. Mereka akan mengolah daging buahnya menjadi manisan yang nantinya dijual di sekitar Situ Wanayasa.

Olahan buah pala menjadi manisan umumnya umumnya dibagi menjadi dua jenis, yakni manisan pala basah dan pala kering. Perbedaan keduanya hanya terletak pada cara pembuatannya.

Untuk membuat manisan ini, buah pala yang telah dikupas kemudian diiris sesuai bentuk yang diinginkan. Selanjutnya, buah direndam dalam air garam selama 1x24 jam.

Setelah direndam, proses pembuatan manisan pala basah kemudian dilanjutkan dengan proses fermentasi. Daging buah pala tersebut direndam di dalam air gula. Konon, air dari manisan pala basah itu juga dipercaya dapat menyembuhkan beberapa penyakit.

Adapun untuk jenis manisan pala kering, daging pala akan dicuci usai direndam air garam kemudian diolesi gula pasir dan dijemur. Pengolesan dilakukan hingga dua kali untuk mendapatkan rasa manis. Manisan yang telah jadi kemudian ditempatkan di wadah yang kering dan siap dijajakan.

Beberapa sumber menyebut, buah pala memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Buah yang mengandung senyawa kimia itu bisa membantu mengobati masuk angin, gangguan susah tidur (insomnia), memperlancar pencernaan dan meningkatkan selera makan (bersifat stomakik), memperlancar buang angin, hingga mengatasi rasa mual-muntah (antiemetik) dan nyeri haid.

Kandungan kimia di dalamnya juga dipercaya dapat mengatasi batuk berlendir, menghilangkan kejang otot, dan menjadi penenang bagi mereka yang hiperaktif. Memakan buah pala juga dipercaya dapat menghilangkan ketagihan merokok.

Karena memiliki manfaat yang cukup banyak, buah pala pun kerap diolah menjadi berbagai jenis makanan, salah satunya manisan buah pala. Hingga kini, manisan buah pala masih banyak diburu wisatawan di sekitar Situ Wanayasa, Purwakarta.

 

Penulis: Resla

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya