Mengenal Pemicu Penyakit Bronkiolitis Obliterans yang Terkenal sebagai Paru-Paru Popcorn

Penyakit paru-paru popcorn dipicu salah satu bahan kimia yang biasa dipakai untuk membuat makanan olahan jagung, yaitu diasetil.

oleh Arie Nugraha diperbarui 25 Jul 2024, 14:00 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2024, 14:00 WIB
paru-paru popcorn
Foto organ dalam tubuh dengan menggunakan radiasi pengidap paru-paru popcorn. (sumber foto: CBS New York via Good Doctor)

Liputan6.com, Bandung - Penyakit dengan nama medis bronkiolitis obliterans yang terkenal sebagai penyakit paru-paru popcorn kini menjadi perhatian khusus karena pemicunya kerap dikosumsi oleh masyarakat.

Disebut paru-paru popcorn, karena penyakit itu dipicu oleh salah satu bahan kimia yang biasa dipakai untuk membuat makanan olahan jagung, yaitu diasetil. Zat itu juga umum ditemukan pada vape atau rokok elektrik.

Dicuplik dari laman Good Doctor, secara umum lembaga pengawas obat dan makanan Amerika Serikat, Food and Drug Administration (FDA) sendiri menganggap diasetil cukup aman untuk dikonsumsi, tapi berbahaya jika dihirup.

Produsen makanan sudah banyak yang meninggalkan penggunaan bahan tersebut, tapi tidak pada sebagian produk rokok elektrik.

Bronkiolitis obliterans dipicu oleh paparan bahan kimia yang dihirup, seperti asap beracun dari alat pengolahan popcorn dan rokok elektrik. Para peneliti menemukan fakta bahwa lebih dari 75 persen rokok elektrik memiliki kandungan diasetil.

Namun, paru-paru popcorn juga bisa dipengaruhi oleh faktor lain, seperti:

- Penyakit pernapasan, seperti pneumonia atau bronkitis

- Infeksi virus pada saluran pernapasan

- Penyakit pada pembuluh darah

- Reaksi obat

- Transplantasi paru-paru.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Gejala Paru-Paru Popcorn

Dikutip dari Healthline, gejala dari bronkiolitis obliterans biasanya muncul dalam rentang dua hingga delapan minggu setelah paparan diasetil. Pada kasus lain seperti komplikasi dari transplantasi paru-paru, tanda-tandanya mungkin muncul berbulan-bulan atau bertahun-tahun lebih lama.

Gejala utama dari bronkiolitis obliterans mirip dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), yaitu sulit bernapas dan batuk kering terus-menerus. Pengidap paru-paru popcorn mungkin juga akan merasakan:

- Demam

- Lelah tanpa sebab

- Penurunan berat badan

- Mengi

- Iritasi kulit, mata, hidung, dan mulut oleh paparan diasetil

- Sesak dan nyeri dada

- Pusing.

Paru-paru popcorn sering dianggap sebagai asma, bronkitis, atau emfisema, karena gejala yang relatif mirip. Oleh karena itu, penting untuk segera memeriksakan diri ketika sudah merasakan gejala yang telah disebutkan agar kondisinya tak bertambah parah.

Pemeriksaan yang tepat untuk melihat kemungkinan adanya gangguan pada paru-paru adalah dengan rontgen dada atau CT scan. Namun, biopsi paru-paru mungkin lebih efektif untuk mengetahui kondisinya, yaitu dengan mengambil sedikit sampel dari bagian organ tersebut.

Sayangnya, saat ini tidak ada pengobatan yang efektif untuk penyakit ini. Perawatan biasanya dilakukan dengan meredakan gejala dan memperlambat perkembangan penyakit. Obat-obatan yang mungkin diresepkan dokter untuk pasien paru-paru popcorn adalah:

- Kortikosteroid untuk meredakan peradangan di paru-paru

- Imunosupresan untuk menurunkan respons kekebalan, mencegah kerusakan lebih parah pada bronkiolus

- Obat pereda batuk

- Bronkodilator untuk membantu membuka saluran udara

- Suplementasi oksigen, jika diperlukan.

- Jika gejalanya tak diobati, paru-paru popcorn bisa berakibat fatal. Pada kasus yang sangat parah, prosedur transplantasi mungkin dibutuhkan. Meski, hal itu masih bisa menimbulkan kondisi lain akibat komplikasinya.

 


Langkah Pencegahan

Paru-paru popcorn adalah gangguan kesehatan yang jarang terjadi tapi cukup serius. Banyak orang menganggapnya sebagai asma karena tanda-tanda yang mirip.

Belum lagi, gejala yang baru muncul dalam rentang waktu mingguan dapat membuat Anda tak sadar jika telah mengidapnya.

Pencegahan adalah hal terbaik yang bisa dilakukan. Satu-satunya cara adalah dengan membatasi atau bahkan menghindari total paparan bahan kimia seperti diasetil, seperti:

- Berhenti merokok vape

- Jika bekerja di tempat pengolahan berondong jagung atau popcorn, pastikan menerapkan kontrol yang tepat, salah satunya memakai alat pelindung diri.

Paru-paru popcorn adalah kondisi langka yang terjadi saat ada peradangan dan munculnya jaringan parut pada saluran udara terkecil bronkiolus.

Kondisi ini perlu penanganan yang tepat, karena bisa membahayakan keselamatan. Sebab, bronkiolus merupakan salah satu bagian terpenting paru-paru yang berfungsi sebagai tempat untuk mengalirkan oksigen pada aliran darah.

Selanjutnya, oksigen itu akan dikirim ke berbagai bagian tubuh agar masing-masing organ bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Jika bronkiolus mengalami peradangan, maka proses penyerapan oksigen ke dalam darah bisa tidak optimal.

Maka dari itu, langkah pencegahan sangat baik dilakukan dari pada pengobatan usai terpapar penyakit yang mematikan ini. Sayangi diri dan keluarga Anda dengan tetap terus memerhatikan dan menjaga kesehatan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya