OPINI: Peran Game dalam Memperkuat Identitas Nasional

Dengan strategi yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan potensi positif dari industri game sambil meminimalkan risiko penyebaran ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.

oleh Tim Regional diperbarui 27 Jul 2024, 01:53 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2024, 01:52 WIB
Ilustrasi anak sedang bermain video game (pixabay)
Ilustrasi anak sedang bermain video game (pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Industri game di Indonesia terus berkembang pesat, menunjukkan potensi ekonomi yang sangat besar. Menurut data dari Statista, pada tahun 2022, terdapat lebih dari 185 juta pemain game di Indonesia, menjadikan negara ini sebagai pasar game terbesar di Asia Tenggara.

Pada Oktober 2023, Kemenparekraf merilis data resmi yang menunjukkan bahwa pendapatan industri game Indonesia mencapai Rp25 triliun pada tahun 2022. Namun, di balik potensi ekonomi yang menggiurkan, terdapat dimensi lain yang perlu mendapatkan perhatian serius: penyebaran ideologi melalui game.

Game memiliki sifat interaktif dan imersif yang membuatnya menjadi media efektif untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Tidak hanya sekadar hiburan, game dapat menjadi alat yang ampuh untuk menyebarkan nilai-nilai budaya, sosial, dan bahkan ideologi politik.

Melalui narasi, karakter, dan mekanisme permainan, pemain dapat dihadapkan pada berbagai pesan yang dapat memengaruhi pandangan dan sikap mereka.

Di beberapa negara, game telah digunakan sebagai alat propaganda untuk memperkuat ideologi tertentu. Misalnya, game yang mengandung narasi heroik dari budaya tertentu dapat memperkuat identitas budaya pemain dan mendorong mereka untuk mengadopsi nilai-nilai yang diwakili oleh karakter tersebut.

Contoh regulasi di China menunjukkan betapa seriusnya isu ini. Di China, konten game harus sesuai dengan nilai-nilai sosial dan budaya negara tersebut. Konten yang mengandung kekerasan, pornografi, perjudian, atau informasi yang dianggap berbahaya bagi anak-anak dilarang.

Selain itu, game juga tidak boleh mempromosikan gaya hidup mewah atau konsumerisme yang berlebihan. Anak-anak di bawah 18 tahun hanya diperbolehkan bermain game online selama 1 jam pada hari Jumat, Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional, dan hanya antara pukul 20:00 hingga 21:00 waktu setempat.

Hal ini menunjukkan bahwa game tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga pada persepsi budaya secara luas. Data dari GoodStats 2024 mengungkapkan bahwa sekitar 43% dari populasi Gen Z di Indonesia bermain game setiap harinya.

Ini menandakan bahwa game memiliki pengaruh yang signifikan terhadap generasi muda, dan isu ini perlu mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, orang tua, dan pendidik. Dalam menghadapi tantangan ini, pemerintah Indonesia perlu mengimplementasikan strategi defensif dan ofensif untuk memastikan ketahanan ideologi Pancasila.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Regulasi dan Pengawasan Konten

Pemerintah Indonesia harus meningkatkan regulasi dan pengawasan terhadap konten game yang beredar di negara ini. Hal ini mencakup penilaian dan pemberian rating yang jelas serta pembatasan akses terhadap game yang mengandung konten berbahaya atau bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.

Pengawasan ini dapat dilakukan melalui lembaga seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Badan Pengawas Media.

Selain itu, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) juga harus bertanggung jawab dalam memonitor game, karena menjaga keamanan di ruang siber adalah tugas BSSN. Untuk mencapai tujuan tersebut, Indonesia bisa melakukan benchmark dengan Korea Selatan dan Singapura yang memiliki regulasi ketat dan efektif dalam industri game.

Korea Selatan memiliki sistem rating game yang ketat melalui Game Rating and Administration Committee (GRAC). GRAC bertanggung jawab untuk menilai dan memberikan rating pada game berdasarkan kontennya, seperti kekerasan, bahasa kasar, tema seksual, dan perjudian.

Rating ini membantu orang tua dan konsumen membuat keputusan yang tepat tentang game yang sesuai untuk anak-anak atau diri mereka sendiri. Selain itu, GRAC juga memiliki wewenang untuk melarang game yang dianggap terlalu berbahaya atau tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial dan budaya Korea Selatan.

Pemerintah Korea Selatan juga aktif dalam pemantauan konten game yang beredar di pasar dan dapat meminta pengembang game untuk mengubah konten atau melarang game yang melanggar aturan.

Singapura memiliki regulasi yang ketat terkait konten game dan melakukan pengawasan terhadap aktivitas game online. Pemerintah Singapura memberlakukan sistem klasifikasi usia yang ketat untuk game, mengklasifikasikan game berdasarkan kontennya, seperti kekerasan, bahasa kasar, tema seksual, dan perjudian.

Game yang tidak sesuai dengan klasifikasi usia yang ditentukan tidak boleh dijual atau disewakan kepada anak di bawah umur. Selain itu, mereka memantau server game untuk memastikan tidak digunakan untuk kegiatan ilegal, seperti perjudian online atau penyebaran konten berbahaya. Kerja sama dengan penyedia layanan internet (ISP) juga dilakukan untuk memblokir akses ke situs web game ilegal atau yang mengandung konten berbahaya.

Dengan mencontoh regulasi yang diterapkan oleh Korea Selatan dan Singapura, Indonesia dapat mengembangkan sistem pengawasan dan regulasi yang efektif terhadap industri game. Ini tidak hanya akan melindungi masyarakat, terutama anak-anak dan remaja, dari dampak negatif game, tetapi juga memastikan bahwa konten game yang beredar sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Dengan BSSN yang memonitor keamanan di ruang siber, pendekatan ini memungkinkan pengembangan industri game yang sehat dan bertanggung jawab, sambil menjaga ketahanan ideologi nasional.

 


Edukasi dan Kesadaran Masyarakat

Edukasi masyarakat, terutama orang tua dan pendidik, tentang dampak positif dan negatif game sangat penting. Pemerintah dapat meluncurkan kampanye nasional melalui media massa dan media sosial untuk menyebarkan informasi tentang cara memilih game yang sehat dan mendidik.

Selain itu, pengembangan aplikasi dan portal khusus yang menyediakan informasi tentang rating game, rekomendasi game edukatif, dan panduan untuk orang tua dapat menjadi langkah konkret untuk meningkatkan kesadaran.

Pelatihan rutin bagi orang tua dan workshop untuk guru dan pendidik merupakan langkah penting lainnya. Program pelatihan untuk orang tua dapat diadakan di komunitas dan sekolah untuk memberikan pengetahuan tentang cara mengawasi dan membimbing anak-anak dalam bermain game.

Sementara itu, workshop bagi guru dapat membantu mereka mengintegrasikan game edukatif ke dalam kurikulum dan mengenali game yang tidak sesuai untuk siswa.

Di sekolah, topik tentang dampak game bisa dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan, terutama di mata pelajaran teknologi informasi atau pendidikan karakter.

Program ekstrakurikuler yang fokus pada pengembangan game edukatif dan kreativitas dalam bermain game juga dapat membantu mengarahkan minat siswa ke arah yang positif dan produktif. Ini tidak hanya mengedukasi siswa tentang cara memilih game yang sehat, tetapi juga memanfaatkan game sebagai alat pembelajaran.

 


Pengembangan Game Lokal dengan Konten Nasionalis

Mendorong pengembangan game lokal yang mencerminkan budaya dan nilai-nilai Pancasila dapat menjadi strategi ofensif yang efektif. Pemerintah dapat mendukung pengembang game lokal melalui subsidi, pelatihan, dan akses ke teknologi untuk menciptakan game yang berkualitas dan mendidik.

Selain itu, mengadakan kompetisi dan festival game nasional dapat mempromosikan dan menghargai game yang mencerminkan identitas nasional.

Menarik untuk melihat bagaimana film-film Hollywood seperti "Captain America," "Top Gun," dan "Saving Private Ryan" telah digunakan untuk membakar semangat nasionalisme di Amerika Serikat. Film-film ini, yang sangat relevan bagi generasinya, yaitu Gen X dan Gen Y, mengangkat tema-tema kepahlawanan, patriotisme, dan pengorbanan demi negara.

Dengan narasi yang kuat dan karakter-karakter heroik, film-film ini berhasil memupuk rasa bangga dan cinta tanah air di kalangan penontonnya.

Prinsip yang sama dapat diterapkan dalam industri game di Indonesia. Bukan berarti game asing tidak boleh ada di Indonesia, tetapi pemerintah perlu membantu dan mengintervensi agar ada keseimbangan kesempatan bagi game lokal.

Dengan memberikan dukungan yang memadai, game lokal yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila dapat bersaing di pasar dan memiliki kesempatan untuk mempengaruhi dan mendidik pemain, terutama generasi muda, tentang pentingnya identitas nasional dan ketahanan ideologi.

Melalui strategi ini, pemerintah dapat memastikan bahwa game tidak hanya menjadi alat hiburan tetapi juga sarana pendidikan dan penguatan ideologi nasional. Ini penting untuk kepentingan nasional, menjaga agar generasi mendatang tetap memiliki rasa cinta tanah air dan nilai-nilai yang kuat, sejalan dengan Pancasila.

Dengan demikian, game lokal dapat memainkan peran penting dalam membentuk karakter dan semangat nasionalisme di kalangan pemain, seperti halnya film-film patriotik yang telah dilakukan di Amerika Serikat.

 

 


Kampanye Melalui Game

Pemerintah dapat meluncurkan inisiatif nasional yang menggunakan game sebagai alat untuk menyebarkan pesan-pesan positif, seperti kampanye anti-korupsi, kesadaran lingkungan, dan pendidikan kesehatan. Khususnya dalam pendidikan kesehatan, pemerintah bisa fokus pada isu kesehatan mental yang menjadi perhatian utama bagi Gen Z.

Game bisa dirancang untuk membantu pemain mengenali dan mengatasi masalah kesehatan mental, memberikan teknik-teknik manajemen stres, dan mempromosikan gaya hidup sehat. Selain itu, pemerintah juga dapat memanfaatkan game sebagai alat untuk reskilling Gen Z dalam menghadapi era AI.

Game edukatif bisa digunakan untuk mengajarkan keterampilan baru yang relevan dengan perkembangan teknologi, seperti coding, analisis data, dan pemahaman dasar tentang AI.

Bekerja sama dengan influencer game dan streamer untuk mempromosikan game yang mendukung nilai-nilai Pancasila juga dapat meningkatkan efektivitas kampanye ini. Influencer dan streamer memiliki pengaruh besar di kalangan Gen Z, sehingga kolaborasi ini bisa membantu menjangkau audiens yang lebih luas dan meningkatkan partisipasi dalam kampanye positif.

Dengan semakin banyaknya pemanfaatan dan ide adopsi game, ini akan menstimulasi pengembangan ekosistem industri game di Indonesia. Dukungan ini tidak hanya akan mendorong pengembang game lokal untuk menciptakan konten berkualitas yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila, tetapi juga memberikan mereka kesempatan untuk bersaing di pasar internasional.

Game lokal yang sukses di pasar global akan membawa nilai-nilai Pancasila ke panggung dunia, memperkenalkan budaya dan ideologi Indonesia kepada audiens internasional.

Inisiatif semacam ini akan memberikan banyak manfaat, mulai dari edukasi dan reskilling Gen Z hingga penguatan industri game lokal. Dengan pendekatan yang tepat, game bisa menjadi alat yang efektif untuk membangun ketahanan ideologi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mempersiapkan generasi muda untuk tantangan masa depan.

Pemerintah dan komunitas industri game perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa game yang dikembangkan tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik dan memperkuat nilai-nilai nasional. Kerjasama Internasional

Pemerintah dapat bekerja sama dengan negara lain untuk menciptakan game yang mengandung elemen pertukaran budaya, yang dapat meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap budaya Indonesia di kancah internasional.

Selain itu, bekerja sama dengan lembaga internasional untuk menetapkan standar global dalam pembuatan game yang bertanggung jawab dan menghormati nilai-nilai budaya masing-masing negara juga perlu dilakukan.

Kerjasama ini juga dapat mencakup pertukaran ide, pengalaman, dan benchmark untuk membuat aturan yang dapat memitigasi risiko dari game.

Dengan demikian, industri game bisa menjadi alat yang positif, produktif, dan berkelanjutan. Pertukaran ini akan membantu negara-negara belajar dari satu sama lain tentang bagaimana mengelola konten game secara efektif, melindungi pemain, dan mempromosikan nilai-nilai budaya yang positif.

Selain aspek regulasi dan pengembangan, game yang dirancang melalui kolaborasi internasional bisa menjadi sarana untuk dialog antar budaya, yang pada gilirannya dapat berkontribusi pada stabilitas dan keamanan dunia.

Game dengan elemen pertukaran budaya memungkinkan pemain dari berbagai negara untuk memahami dan menghargai perspektif dan tradisi yang berbeda, mempromosikan toleransi, dan mengurangi konflik budaya.

Melalui inisiatif ini, pemerintah dapat memastikan bahwa industri game tidak hanya tumbuh secara ekonomi tetapi juga berperan dalam membangun masyarakat yang lebih harmonis dan memahami satu sama lain.

Dengan dukungan internasional dan kerjasama yang kuat, game dapat menjadi media yang efektif untuk edukasi, dialog budaya, dan stabilitas global, sambil tetap mempromosikan nilai-nilai Pancasila di kancah internasional.

 


Kesimpulan

Dengan strategi yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan potensi positif dari industri game sambil meminimalkan risiko penyebaran ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.

Edukasi, regulasi, pengembangan game lokal, kampanye melalui game, dan kerjasama internasional merupakan langkah-langkah penting yang perlu diambil untuk memastikan ketahanan ideologi nasional di era digital ini.

Penulis:

Tuhu Nugraha / Digital Business & Metaverse Expert, Principal Indonesia Applied Digital Economy & Regulatory Network (IADERN)

Raja Syamsurizal/ Geopolitical Analyst, Secretary General of National Movement to Strengthen Pancasila (GNPP)

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya