Mengapa 'Marriage Is Scary' Menjadi Fenomena di Kalangan Perempuan?

Tren 'marriage is scary' diketahui berawal dari banyaknya video yang menggambarkan betapa mengerikannya pernikahan bagi kaum hawa.

oleh Panji Prayitno diperbarui 22 Agu 2024, 17:00 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2024, 17:00 WIB
Mengapa Marriage Is Scary Menjadi Menakutkan di Kalangan Perempuan
Ilustrasi perempuan yang takut menikah/copyright freepik.com

Liputan6.com, Jakarta - Rasa takut menikah, atau akrab disebut Marriage Is Scary menjadi sebuah tren konten mengenai ketakutan-ketakutan muda-mudi untuk menikah.

Marriage Is Scary merupakan fenomena yang tidak jarang dialami oleh banyak perempuan di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Fenomena ini bukanlah hal baru, namun semakin menjadi perhatian seiring dengan meningkatnya kesadaran akan kesehatan mental dan emosional.

Perasaan takut ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang bersifat personal maupun sosial, yang mempengaruhi pandangan perempuan terhadap pernikahan sebagai sebuah institusi. Fenomena ‘marriage is scary’ atau pernikahan yang menakutkan kini menjadi perbincangan hangat di jagat maya.

Tren ini berawal dari banyaknya video yang menggambarkan betapa mengerikannya pernikahan bagi kaum hawa. Ketakutan menikah sering kali berkaitan dengan ketidakpastian mengenai masa depan.

Pernikahan adalah komitmen jangka panjang yang membawa tanggung jawab besar, baik secara emosional maupun finansial. Banyak orang merasa takut karena mereka tidak yakin apakah mereka akan mampu memenuhi tuntutan yang datang dengan pernikahan.

Ketidakpastian mengenai kemampuan untuk menjadi pasangan yang baik, atau bahkan takut akan perceraian, dapat membuat seseorang ragu untuk melangkah ke dalam pernikahan.

Selain itu, pengalaman pribadi di masa lalu juga bisa berperan besar dalam rasa takut menikah. Misalnya, seseorang yang pernah mengalami perceraian dalam keluarga, seperti orangtua yang bercerai, mungkin merasa trauma dan takut mengalami hal yang sama.

Kendala

Pengalaman buruk dalam hubungan sebelumnya, seperti perselingkuhan atau kekerasan, juga bisa menanamkan rasa takut akan komitmen yang mendalam seperti pernikahan.

Luka-luka emosional ini dapat membuat seseorang merasa lebih baik untuk menghindari pernikahan daripada mengambil risiko terluka lagi. Kendala ekonomi juga sering menjadi alasan mengapa seseorang merasa takut menikah.

Dalam banyak kasus, tekanan finansial dapat membuat gagasan menikah menjadi lebih menakutkan. Biaya pernikahan yang tinggi, ditambah dengan tanggung jawab keuangan setelah menikah, seperti memiliki rumah atau membesarkan anak, bisa menjadi beban yang terlalu berat untuk ditanggung.

Ketidakmampuan untuk memenuhi ekspektasi sosial atau keluarga mengenai pernikahan juga bisa memperburuk rasa takut tersebut.

 

Penulis: Belvana Fasya Saad

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya